Jabar Dilanda Kekeringan, Beras Bulog Justru Menumpuk

Bulog Jabar bahkan bantu Aceh dan Medan

Bandung, IDN Times – Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre Provinsi Jawa Barat memastikan ketersediaan beras yang berada di bawah naungannya meski dalam satu bulan terakhir wilayahnya dilanda musim kemarau. Bahkan, Hubungan Masyarakat Bulog Divre Jabar, Abdul Hadi, mengatakan jika stok berasnya cukup hingga tahun depan.

“Kalau bagi kami tidak terganggu sama sekali. Mungkin karena raskin (beras miskin) penangannya sekarang sama Dinas Sosial,” kata Abdul, kepada IDN Times lewat sambungan telepon, Senin (8/7).

1. Jabar punya 300 ribu ton beras

Jabar Dilanda Kekeringan, Beras Bulog Justru MenumpukIDN Times/Hendra Simanjuntak

Untuk kepentingan operasi pasar, Bulog sendiri kini memiliki stok hampir mencapai 300 ribu ton. Stok itu yang diklaim cukup hingga satu tahun ke depan.

“Paling mungkin dampak (kemarau) terasa oleh petani,” ujar Abdul.

Abdul mengatakan Bulog Jabar terakhir kali membeli beras dalam ukuran besar dari petani ialah pada Mei dan April 2019. “Waktu itu panen raya,” katanya.

2. Penuhi permintaan Medan dan Aceh

Jabar Dilanda Kekeringan, Beras Bulog Justru MenumpukANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya

Alih-alih kesulitan beras, Bulog Jabar justru baru memenuhi permintaan dari Aceh dan Medan. Di kedua daerah tersebut, kata Abdul, stok beras terbilang lebih sedikit dibandingkan Jawa barat.

“Untuk dua daerah itu berasnya sudah dikirim. Tapi itu sudah biasa. Sekarang Medan dan Aceh, tahun lalu Kalimantan,” ujar dia.

3. Lahan pesawahan di Jawa Barat

Jabar Dilanda Kekeringan, Beras Bulog Justru Menumpukdokumen pribadi

Jawa Barat memang memiliki sejumlah daerah pemasok beras terbanyak. Menurut data Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat pada 2015, Jawa Barat memiliki 749.033 hektar sawah irigasi dan 187.496 hektar sawah non irigasi.

Dari jumlah tersebut, Indramayu dan Karawang menjadi dua daerah dengan lahan sawah terluas. Indramayu, misalnya, memiliki 93.521 hektar sawah irigasi dan 24.271 hektar sawah non irigasi. Sementara Karawang memiliki 92.869 hektar sawah irigasi dan 4.708 hektar sawah non irigasi.

Selain Indramayu dan Karawang, ada pula Subang yang memiliki 77.949 hektar sawah irigasi dan 6.621 hektar sawah non irigasi, Cirebon yang memiliki 47.949 hektar sawah irigasi dan 5.577 hektar sawah non irigasi, juga Cianjur dengan 46.127 hektar sawah irigasi dan 20.304 sawah non irigasi.

4. Delapan daerah rawan kekeringan di Jawa Barat

Jabar Dilanda Kekeringan, Beras Bulog Justru Menumpukagribisnismsg3.com

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (MBKG) Kelas I Bandung, Tony Agus Wijaya, pada Rabu (3/7) mengatakan jika terdapat delapan daerah rawan mengalami kekeringan di Jawa Barat.

Di antaranya ialah Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, Majalengka, Cirebon, Indramayu (bagian tengah), Sukabumi Selatan, dan Cianjur Selatan.

"Periode musim kemarau ini datang per bulan Juni, dan masuk di wilayah utara kemudian bergerak ke selatan,” kata Tony, ketika dihubungi via telepon pada Rabu (3/7). Enam dari delapan daerah yang diprediksi BMKG bakal mengalami kekeringan berada di utara Jawa Barat.

5. Peringatan bagi Indramayu

Jabar Dilanda Kekeringan, Beras Bulog Justru MenumpukANTARA FOTO/Risky Andrianto

Namun, di antara delapan daerah itu, BMKG memberi peringatan kepada beberapa wilayah di bilangan Indramayu. Misalnya, wilayah Gantar-Bantarhuni yang diprediksi akan mengalami kekeringan ekstrem. “Maka kami memberi peringatan dini bagi wilayah itu karena potensi kekeringannya besar,” tutur Tony.

Dampak buruk bagi wilayah yang mengalami kekeringan akan berkali lipat bagi daerah pesawahan yang tak memiliki sistem irigasi. “Seharusnya para petani sudah mengantisipasi musim kemarau ini,” ujar dia.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya