Ini Pengakuan Anggota KPPS Sakit yang Jalani Perawatan di Rumah Sakit

Diagnosis mulai demam biasa hingga virus air kencing tikus

Bandung, IDN Times - Menjadi bagian dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2019 adalah pengalaman yang tak mungkin bisa dilupakan oleh Fahruryadi, warga Kompleks Manglayang Sari, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung. Berkali-kali menjadi panitia pemungutan suara, termasuk ketika daerahnya menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018, baru kali ini Fahrur, sapaan akrabnya, jatuh sakit karena kecapekan. Lebih parahnya, tak ada dokter yang bisa memastikan jenis penyakit yang diderita Fahrur.

Fahrur termasuk seseorang yang jarang sekali sakit. Aktivitas pekerjaannya sebagai petugas kebersihan sedikit banyak membikin kondisi fisiknya teruji.

"Terakhir saya sakit, ya, waktu SMP. Sejak itu saya baru merasakan sakit paling parah setelah menjadi petugas KPPS. Baru kali ini saya diinfus," tutur Fahrur, ketika dihubungi IDN Times, Rabu (15/5).

Fahrur adalah salah satu petugas KPPS dengan sakit terparah, hingga mesti dibawa ke rumah sakit. Teman-temannya yang lain, kata Fahrur, hanya mengalami sakit pinggang dan demam biasa.

1.Kurang makan dan istirahat selama tiga hari dua malam

Ini Pengakuan Anggota KPPS Sakit yang Jalani Perawatan di Rumah SakitIDN Times/Istimewa

Fahrur bercerita, pekerjaan sebagai anggota KPPS Pemilu Serentak pada 17 April 2019 membuat tubuhnya drop. Ia mengaku kurang beristirahat dan telat mendapat asupan makanan, selama mempersiapkan TPS 60 Kecamatan Cibiru.

"Sudah makan kurang, tidur juga kurang. Mungkin bisa dibilang sama sekali enggak tidur. Sekali pun tidur, ya, tidur ayam. Tidur yang masih bisa dengar orang-orang di sekitar," tuturnya.

Pengalaman itu berbeda dengan yang ia lakoni waktu menjadi panitia pemungutan suara Pilkada 2018. “Waktu pemilihan gubernur (Pilkada 2018) juga saya ikut jadi panitia, tapi enggak sesibuk ini. Enggak sampai begadang berat. Kemarin kan sudah banyak (tanggungjawab pekerjaanya), lalu begadang juga,” kata Fahrur.

2. Jatuh sakit dan dilarikan ke dokter

Ini Pengakuan Anggota KPPS Sakit yang Jalani Perawatan di Rumah SakitIDN Times/Istimewa

Sehari setelah pemungutan suara, Fahrur mulai tak enak badan. Ia kemudian beristirahat berhari-hari, meski demam yang ia rasakan tak kunjung mereda. Pada Sabtu (20/4), akhirnya Fahrur merasa perlu pergi menemui dokter.

“Waktu itu, dokter bilang kalau saya kecapekan dan kurang darah. Lalu saya diminta kembali beristirahat dan meminum obat yang dikasih,” tutur Fahrur.

Fahrur tentu mengikuti saran dokter. Tapi, setelah tiga hari meminum obat dan istirahat total seperti rekomendasi medis, sakit yang dideritanya tak kunjung mereda. Walhasil, pada Selasa (23/4) ia kembali diantarkan ke dokter dan diperiksa ulang.

“Kata dokter yang kedua, saya radang tenggorokan. Lalu saya diminta pulang, beristirahat, dan dibekali obat untuk menyembuhkan radang,” ujarnya.

3. Radang tenggorokan tak sembuh, didiagnosis virus kencing tikus

Ini Pengakuan Anggota KPPS Sakit yang Jalani Perawatan di Rumah SakitIDN Times/Istimewa

Sama seperti saran dokter pertama, Fahrur pun beristirahat total selama tiga hari. Hasilnya, penyakit yang diderita Fahrur masih tak kunjung sembuh dan ia memutuskan kembali ke dokter.

“Setelah dokter yang ketiga, saya baru dirujuk ke rumah sakit. Waktu berangkat ke rumah sakit, yang saya rasakan adalah pusing dan panas dingin yang sudah tinggi,” kata Fahrur.

Fahrur berangkat ke rumah sakit dengan pertanyaan besar di benaknya. Ia masih belum tau penyakit apa yang sedang ia derita, dan berharap mendapat penanganan yang lebih baik ketimbang dokter klinik pratama.

Selama berada di rumah sakit, Fahrur mendapat penanganan dokter yang berbeda-beda. Pertama kali didiagnosa, dokter rumah sakit menjelaskan bahwa Fahrur tengah menderita penyakit demam berdarah.

Tapi, dokter lainnya tidak mengatakan hal yang sama. “Dokter setelahnya bilang kalau melihat virus baru, yaitu virus air kencing tikus. Di situ keadaan saya yang paling parah,” ujar dia.

Kebingungan Fahrur tak berhenti sampai di situ. “Dokter pertama belum izinkan pulang. Katanya air kencing saya kebanyakan. Oke, saya kurangi minum. Tapi dokter kedua bilang kalau saya kurang minum. Akhrinya, dokter ketiga yang bilang kondisi saya cukup pulih dan mengizinkan pulang,” ujar dia.

Atas diagnosis terakhir itu, Fahrur diminta beristirahat total selama dua bulan. Sebagai tulang punggung keluarga, Fahrur tentu kebingungan. Ia tak bisa kembali beraktivitas sebagai petugas kebersihan, paling lambat selama dua bulan ke depan.

4. Andalkan BPJS belum terima bantuan

Ini Pengakuan Anggota KPPS Sakit yang Jalani Perawatan di Rumah SakitANTARA

Fahrur lupa kapan utusan pemerintah mendatanginya dan meminta data sebagai penerima bantuan pemerintah pascaberjatuhannya petugas KPPS. Yang terang, pendataan itu dilakukan ketika ia berada di rumah sakit.

Namun, hingga berita ini diturunkan, ia belum menerima bantuan tersebut. “Saya belum terima kabar selanjutnya, sih,” katanya.

Untungnya, Fahrur tak perlu merogoh kocek dalam-dalam karena ia mengantongi kartu BPJS. “Jadi soal keuangan rumah sakit tidak begitu memberatkan,” tutur Fahrur. Ada pun soal upah sebagai anggota KPPS, Fahrur memang sudah menerimanya. Tapi, ia mengaku tak ingat berapa nominal yang diterima.

5. Tidak kapok jadi anggota KPPS

Ini Pengakuan Anggota KPPS Sakit yang Jalani Perawatan di Rumah SakitIDN Times/Istimewa

Pengalaman buruknya menjadi bagian dari Pesta Demokrasi 2019 tak membuat Fahrur kapok. Sebaliknya, ia mengaku siap jika kembali diperintah sebagai anggota KPPS di lain kesempatan.

“Enggak tahu nanti kalau masih dipakai (sebagai anggota KPPS), ya, lanjut. Saya pastikan enggak punya penyakit bawaan. Tapi mungkin (selanjutnya) sudah enggak dipakai,” ujar Fahrur.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya