Ini Keterangan Saksi Ketika Terjadi Longsor di Cimahi

Suara gemuruh itu menimbun rumah dan menewaskan 2 orang

Cimahi, IDN Times - Sekitar pukul 19.00 WIB, Jumat (26/4), Depi segera bergegas menuju tempat kejadian perkara (TKP) sesaat setelah ia mendengar suara orang berteriak tak jauh dari tempatnya tinggal. Sekitar 15 meter, kata Depi, kepada wartawan di Kampung Ciawitali Selatan, RT04/19, Kelurahan Citereup, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Sabtu (27/4).

Ia berlari menembus hujan deras, dan menemui rumah Yoyo, 55 tahun, sudah tertimbun tanah longsor. Selain Depi, warga sekitar pun berdatangan untuk menyelamatkan delapan orang tetangganya yang tinggal di rumah tersebut.

Sejauh ini, enam dari delapan orang penghuni rumah dikabarkan mengalami luka-luka. Sementara dua sisanya meninggal dunia setelah tak sempat lagi diselamatkan. Bagaimana kesaksian Depi selama peristiwa berlangsung?

1. Bergemuruh sebelum mendengar teriakan

Ini Keterangan Saksi Ketika Terjadi Longsor di CimahiIDN Times/Sukma Shakti

Ketika ditanya wartawan, Depi mengingat kembali detik-detik menyeramkan itu. Sebelum mendengar suara orang meminta tolong, ia lebih dulu mendengar suara gemuruh. Namun, Depi tak bisa memastikan apakah itu suara tanah yang longsor atau akibat lainnya karena hujan sangat deras ketika itu.

"Sebelum longsor ada gemuruh, tapi lebih mirip gemuruh hujan. Orang teriak-teriak dari atas tebing, seketika warga berkumpul di bawah," kata Depi.

2. Melihat rumah telah tertimbun

Ini Keterangan Saksi Ketika Terjadi Longsor di CimahiIlustrasi longsor (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Depi tak menyangka bahwa rumah tetangganya, Yoyo, sudah tertimbun dengan tanah. Bersama warga bergotong royong, ia mencoba menolong satu per satu korban di sana.

Tak lama, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) datang dengan peralatan evakuasi yang lebih memadai. Menurut informasi, BPBD menurunkan 15 personelnya untuk mengevakuasibm rumah Yoyo.

3. Sering mengalami longsor

Ini Keterangan Saksi Ketika Terjadi Longsor di CimahiSumber Gambar: sp.beritasatu.com

Daerah tempat Depi dan Yoyo tinggal memang area rawan. Di belakang rumah mereka terdapat tebing dengan struktur tanah yang longgar. "Di atas itu dulu pesawahan, sekarang sudah menjadi kebun," ujarnya.

Karena itu, saban hujan datang, Depi dan warga lainnya kerap khawatir. Meski musibah yang menimpa keluarga Yoyo menjadi longsor terparah yang pernah terjadi di sana, namun Depi mengatakan bahwa longsor memang sering terjadi ketika hujan tiba.

"Lebih dari dua kali (Mengalami longsor). Tapi sebelumnya enggak separah ini. Paling cuma bikin tembok rumah jebol," tutur Depi. Meski demikian, ia tak dapat mengingat kapan terakhir kali mengalami longsor sebelum peristiwa kemarin.

4. Berharap diberi sistem drainase yang aman

Ini Keterangan Saksi Ketika Terjadi Longsor di CimahiIstimewa

Menurut Depi, longsor datang ketika air hujan terlampau banyak terserap tanah yang menjadi tebing di belakang rumahnya. Dia mengakui bahwasanya lahan di atas tebing tersebut tak memiliki sistem drainase yang baik.

"Mangkanya kami berharap bantuan pemerintah supaya membuatkan drainase yang baik di atas sana. Supaya tak ada korban lainnya. Supaya kami tak khawatir lagi tiap hujan datang," katanya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya