Ini Kesaksian James Riyadi di Persidangan Kasus Suap Meikarta
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Bos Lippo, James Riyadi, akhirnya menghadiri persidangan kasus suap Meikarta sebagai saksi untuk empat terdakwa yakni Billy Sindoro, Henry Jasmen, Taryudi, dan Fitra Djaja. Dia datang pukul 11.30, dan menunggu panggilan sidang.
James dihadirkan untuk memberi keterangan terkait alur koordinasi antara Lippo karawaci, Lippo Cikarang, dan PT MSU (Mahkota Sentosa Utama). Tak hanya itu, James pun didatangkan karena diketahui pernah mendatangi rumah penerima suap bekas Bupati Bekasi, Neneng Hasanah, bersama dua Billy Sindoro dan Toto Brotom.
1. Hakim kabulkan permintaan James
Setelah mengucapkan sumpah bahwa akan memberikan keterangan sejujur mungkin, James meminta izin pada hakim untuk dimintai kesaksian lebih dulu daripada saksi-saksi lainnya. Selain James, hari itu ada pula Gentar Rahma Pradhana (Ajudan Billy Sindoro), Soleman (Anggota DPRD Kabupaten Bekasi), dan Waras Wastito (Anggota DPRD Jabar) yang diduga menerima suap dari Meikarta untuk membantu memasukkan proyek dalam kepentingan RDTR (Rencana Detail Tata Ruang).
James meminta izin karena harus segera terbang ke Eropa karena keluarganya tengah menunggu di sana. Di Eropa, ia akan menghabiskan waktu merayakan tahun baru Imlek.
“Mohon maaf sekali, karena sebetulnya saya sampai Indonesia dan langsung ke sini. Setelah ini, saya dikejar waktu untuk kembali ke luar negeri,” ujar James, kepada majelis Hakim.
James meminta maaf karena telah mangkir dari persidangan pekan lalu, Rabu (30/1). Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menerima surat permohonan izin dari James yang tak bisa memenuhi undangan persidangan karena tengah berada di Eropa.
Hakim pun memberi izin. James kemudian menjawab satu per satu pertanyaan Jaksa KPK, majelis hakim, dan kuasa hukum terdakwa, setelah anggota DPRD Kabupaten Bekasi, Soleman, lebih dulu ditanyai peserta sidang.
2. KPK tanyai peran James dalam kunjungan ke rumah bupati
Dalam dakwaan dan perkembangan persidangan, James diketahui pernah mengunjungi rumah bekas Bupati Bekasi Neneng Hasanah pada Januari 2018 bersama Billy dan Toto. Namun, kala itu James mengaku tak memiliki misi khusus.
“Selain basa-basi, saya tidak ingat ada pembicaraan apapun. Tapi yang lebih banyak bicara itu bupati. Beliau banyak bicara lalu diganggu anak laki-lakinya. Saya baru banyak bicara ketika sudah masuk ranah pendidikan,” kata James, ketika ditanyai hakim soal apa saja obrolan antara James, Toto, dan Billy, pada Neneng.
James pun sama sekali tidak dapat mengingat Billy dan Toto menunjukan rencana Meikarta pada Neneng. Sebagai pendiri sekaligus Pembina Pelita Harapan, instansi di bidang pendidikan, ia mengaku hanya bicara kala Neneng berdiskusi soal pendidikan.
3. Awal mula James ikut dalam pertemuan
Menurut James, keikutsertaan dirinya dalam kunjungan ke rumah bupati tak lain hanya karena kebetulan. Pada Januari 2018, ia mengunjungi Meikarta dan bertemu dengan Toto di kantor penjualan Meikarta.
“Sore hari saya ingin ke Meikarta, melihat perkembangan di sana. Karena beberapa teman membeli aset di sana. Meikarta ini fenomenal, makanya saya ingin ke sana,” ujar James. Di sana, James disambut oleh Toto. “Mungkin karena pak Toto menghargai saya,” tutur dia.
Baru sebentar mengobrol, Toto kemudian meminta izin pada James untuk pergi karena hendak mengunjungi rumah bupati. “Dia bilang bupati baru melahirkan. Lalu saya tanya, loh bupatinya itu wanita? Itu pertama kali saya tahu bahwa bupati Bekasi adalah wanita,” kata James, menekankan bahwa tujuan kunjungan tak lain memberi selamat atas kelahiran anak bupati.
Awalnya ia menolak ajakan tersebut, tapi lama kelamaan ia menyetujuinya juga. Dia pun tak tahu bahwa Billy akan mengikuti pertemuan itu.
4. James tak mengisi posisi apapun di Lippo
Sejauh ini, kata James, ia tak memiliki posisi apapun di Lippo Group. Ia pun tak mengetahui apa saja anak perusahaan Lippo Karawaci.
Namun, ia mengaku merupakan pemilik dari PT Inti Anugerah Persadaxx (IAP) bersama adiknya, Stephen Riyadi. Perusahaan tersebut memang perusahaan keluarga, di mana memiliki sebagian saham di Lippo Karawaci.
“Saya tidak menjalankan langsung IAP. IAP itu investment company, di mana mungkin saja mereka beli saham di bursa. Salah satunya Siloam, setahu saya,” kata James. Selain Siloam, dalam BAP yang dikantongi KPK, Lippo Karawaci juga memiliki anak perusahaan Matahari, dan Hypermart.
5. Perizinan Meikarta diurus lintas anak perusahaan Lippo Karawaci
Sejak izin proyek pembangunan Meikarta mandek pada 2017, Lippo menurunkan beberapa orang yang berasal dari anak perusahaan Lippo Karawaci. Misalnya, Billy Sindoro yang merupakan bos Siloam yang secara struktur berada di bawah Lippo Karawaci.
Billy Sindoro pun dipekerjakan untuk mengurus izin Meikarta dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT). Konon, ia digaji Rp180 juta per bulan dengan PKWT tersebut.
Tak hanya itu, Toto pun merupakan pejabat pensiunan Lippo Bank yang dipekerjakan kembali untuk mengurus Meikarta lewat PKWT.