Hakim: Saksi-saksi Suap Meikarta Mendadak Amnesia 

Seluruh saksi Lippo cenderung tak jujur

Bandung, IDN Times – Saksi-saksi yang dihadirkan untuk memperjelas mekanisme pencairan uang suap Meikarta untuk Pemerintah Kabupaten Bekasi pada Rabu (30/1) di Pengadilan Negeri Bandung bikin hakim geleng-geleng kepala. Hampir delapan saksi yang merupakan bos-bos Lippo Group tersebut tutup mulut dengan berbagai alasan, ketika ditanyai soal pencairan uang suap.
 
Kedelapan saksi itu ialah Corporate Affairs Siloam Hospital Group, Joseph Christopher Mailool; Komisaris PT Balaraja, Ricard Hendro Setiadi; Karyawan PT. Star Pacific, Hanes Citra; Head Division Support Service Project Manajemen PT Lippo Cikarang, Eddy Triyanto Sudjatmiko; Direktur PT Mahkota Sentosa Utama (MSU), Hartono Tjahjana Gunadharma; Presiden Direktur Lippo Karawaci, Ketut Budi Wijaya; Direktur Town Management PT Lippo Cikarang, Ju Kian Salim; dan Direktur Utama PT Star Pacific/Pimpinan Umum Berita Satu Media, Samuel Tahir.

Baca Juga: Ketika Saksi Kunci Meikarta Bikin Hakim Geram 

1. Kesaksian dibagi dua

Hakim: Saksi-saksi Suap Meikarta Mendadak Amnesia IDN Times/Galih Persiana

Karena banyaknya saksi yang dihadirkan, persidangan membagi dua pemeriksaan saksi. Saksi yang pertama dihadirkan ialah Joseph, Ricard, Hanes, dan Eddy.
 
Dari penggalian keterangan empat saksi, tidak ada yang mau mengakui terlibat aktif dalam pencairan anggaran untuk suap izin pembangunan Meikarta. Christopher, misalnya, orang yang memediasi komunikasi antara Billy Sindoro (Direktur Operasional Meikarta) dan Henry Jansen.
 
Christopher lebih banyak menjawab tidak tahu dan lupa, acap kali jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bertanya terkait kesaksian pelaku. Padahal, jaksa menunjukkan percakapan Whatsapp antara Christopher dan Henry yang terindikasi pencairan anggaran suap.
 
Hal tersebut praktis bikin Hakim Judijanto Hadilesmana geram. “Ngomong yang jelas-jelas saja, lah, saudara pasti tahu semuanya. Tahu masalahnya,” tutur hakim dengan nada kesal.

2. Hakim kembali mengamuk

Hakim: Saksi-saksi Suap Meikarta Mendadak Amnesia IDN Times/Galih Persiana

Sementara itu, empat saksi lainnya yang diperiksa ialah Hartono, Ketut, Ju Kian, dan Samuel. Sama seperti empat saksi pertama, mereka pun lebih banyak menjawab tidak tahu dan lupa ketika jaksa dan hakim memberi pertanyaan seputar mekanisme pencairan uang suap.
 
Karena itu, hakim kembali memberi mereka nasehat menjelang persidangan usai. “Bapak-bapak bisa berkata apa pun di persidangan ini, tadi di persidangan kelak (Akhirat) semuanya akan terungkap,” ujar dia.
 
Tak hanya itu, Judijanto, menegaskan bahwa keterangan saksi akan dipertanggungjawabkan dan dapat berisiko besar bagi saksi jika diketahui berbohong. “Setiap ditanya soal anggaran, semua saksi mendadak amnesia,” tutur Judijanto.
 
Hakim anggota pun ikut menyemprot keempat saksi. “Otaknnya (Otak penyuapan Kab. Bekasi) belum dapet, keterangan BAP (Berita Acara Perkara) berubah-ubah. Pusing juga kami. Di sini bapak-bapak punya jabatan, tapi semuanya mengaku enggak tahu. Bagaimana ini,” ujar hakim anggota.

3. Tertawa setelah sidang usai

Hakim: Saksi-saksi Suap Meikarta Mendadak Amnesia IDN Times/Galih Persiana

Ada kejadian menarik, setelah hakim mengetuk palu tanda persidangan hari Rabu (30/1) usai. Kala hakim memanggil jaksa KPK dan kuasa hukum para terdakwa untuk menunjukkan alat bukti yang sudah ditampilkan di persidangan, Samuel yang duduk di kursi saksi menoleh ke arah terdakwa Billy Sindoro dan Fitradjaja dan memberikan senyuman sambil mengernyitkan dahi.
 
Gerak-gerik itu ia lakukan ketika hakim baru saja menceramahinya soal kesaksiannya yang ngawur. Ketika persidangan bubar, Pimpinan Umum Berita Satu itu terlihat berdiskusi dengan Billy dan Fitradjaja.

4. Samuel terpojok barang bukti, tapi tetap berdalih

Hakim: Saksi-saksi Suap Meikarta Mendadak Amnesia IDN Times/Galih Persiana'

Samuel adalah salah satu saksi yang mengeluarkan semua dalihnya ketika ditanyai soal keterlibatannya dalam mencairkan anggaran untuk menyuap Pemkab. Bekasi. Ia terus berdalih, sekali pun Jaksa KPK telah menunjukkan catatan percakapan Whatsapp antara dia dengan Henry Jansen.
 
Percakapan itu memastikan bahwa Samuel mengirimkan duit Rp57 juta kepada Henry pada Juni 2017. Bahkan, Samuel sempat memastikan pada Henry apakah duit tersebut sudah sampai.
 
“Uang itu bukan terkait kasus ini. Uang itu tidak jadi dikirim,” kata Samuel, berdalih.

5. Sulitnya para saksi untuk jujur

Hakim: Saksi-saksi Suap Meikarta Mendadak Amnesia IDN Times/Galih Persiana

Menurut Jaksa KPK, I Wayan Riyana, saksi agak sulit untuk bersaksi sejujurnya karena beberapa hal. Salah satunya, ialah lantaran adanya keterikatan batin dengan Lippo Group.
 
“Semua saksi kan rata-rata orang dalam (Internal Lippo). Orang yang terikat secara batin, rata-rata keterangannya enggak clear. Tapi setidaknya sebagian besar saksi sudah mengakui ada pengeluaran lewat pengakuan di BAP, dan barang bukti percakapan WhatsApp.

Baca Juga: Sumber Uang Suap Meikarta Kian Terbuka 

Topik:

  • Galih Persiana
  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya