Ekosistem Wirausaha Muda Bisa Pengaruhi Pemulihan Ekonomi Nasional
Ilustrasi aktivitas pelaku UMKM (IDN Times/Dhana Kencana)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Wirausaha semakin menjadi pilihan yang menarik bagi seseorang dalam melalui masa pandemik COVID-19 yang belum usai. Penguatan ekosistem kewirausahaan menjadi hal yang diupayakan banyak negara, termasuk Indonesia.
Dalam Dialog Nasional Ketiga tentang Kewirausahaan Muda yang digelar Jumat (21/5/2021), lebih dari 200 delegasi Indonesia, termasuk dua menteri dan pejabat pemerintah, berjanji untuk memperkuat ekosistem kewirausahaan muda di tengah pandemik COVID-19.
Dengan judul dialog “Keberlanjutan Ekosistem Pengusaha Muda selama COVID-19”, acara yang digelar UNDP dan Citi Foundation ini mencoba mengungkap peluang wirausaha untuk mendukung pemulihan ekonomi Indonesia.
1. Wirausahawan muda harus dapat dukungan, dan akses pada sumber daya
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Suharso Monoarfa (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)Acara tersebut dihardiri oleh berbagai instansi pemerintah, mulai dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Pemuda dan Olahraga, serta Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Kehadiran pemerintah dianggap penting pada dialog ini, karena menjadi pihak yang mestinya getol meningkatkan keterlibatan kaum pemuda dalam peluncuran Strategi Nasional Kewirausahaan Pemuda.
“Saat kami mulai mempercepat pembangunan negara, dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), penting bagi kami untuk memberikan dukungan dan sumber daya yang memadai bagi wirausahawan muda," kata Suharso Monoarfa, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, dalam rilis pers yang diterima pada Jumat (21/5/2021).
"Ini semua untuk mengembangkan gagasan mereka menuju pertumbuhan yang lebih berkelanjutan,” ujarnya.
2. Cari jalan keluar dari tiap tantangan
Ilustrasi UMKM. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)Acara tersebut berlangsung seru karena anggota diskusi yang dibagi menjadi lma kelompok—masing-masing menyoroti tantangan kritis di dunia wirausaha.
Tantangan itu termasuk talent, yang melihat ketidaksetaraan dalam pengembangan bakat; hingga kultur, yang bertujuan untuk menghubungkan nilai-nilai budaya dengan pemuda wirausaha di pedesaan.
Sementara itu tiga tantangan lainnya ialah kepadatan, yang menonjolkan ketimpangan ruang fisik dan akses internet; capital, yang membahas tentang gap antara capital inflow dan young entrepreneur; dan implementasi regulatory untuk peningkatan kualitas produksi oleh pengusaha muda.
3. Ada ketimpangan dalam akses wawasan bagi wirausahawan muda
https://unsplash.com/@benchaccountingSebelum diskusi hari ini, UNDP Indonesia bersama Citi Foundation dan Islamic Development Bank telah meluncurkan laporan tentang Youth Entrepreneurship Ecosystem pada 2021. Hasil penelitian yang dikembangkan oleh SMERU dan TLE ini menunjukkan tren positif di kalangan wirausaha muda.
Namun, ketimpangan dalam akses ke pelatihan dan pengetahuan telah menghambat pertumbuhan ekosistem kewirausahaan pemuda
Perwakilan UNDP Indonesia, Norimasa Shimomura, membenarkan jika pemuda memegang kunci untuk transisi Indonesia menuju ekonomi hijau. “Keberhasilan pemulihan Indonesia pasca COVID-19 bertumpu pada dua bahan utama: lanskap negara tentang ekonomi hijau dan kesiapan populasi mudanya," ujar dia.
"Karena kita diingatkan oleh pandemi untuk mengubah ekonomi kita ke jalur hijau tanpa limbah, populasi pemuda dapat mendorong perubahan sosial dengan kewirausahaan hijau ”kata Norimasa Shimomura, Perwakilan UNDP Indonesia.
Baca Juga: Wirausahawan Muda Sibolga Berbagi Inspirasi di Podcast AHM Best Stude
Baca Juga: 300 Wirausahawan Muda Jogja Ikut Belajar Bisnis di Akademi Instagram
Baca Juga: Sekolah Juara, Upaya Disdik Jabar Dorong Pelajar Jadi Wirausaha