Demi Indonesia Emas, Pemimpin Masa Depan Harus Disiapkan

Rumah Wijaya akan road show ke delapan kota

Bandung, IDN Times – Penelitian yang dilakukan IDN Times pada 2019 dan 2020 menunjukkan bahwa tidak banyak generasi millennial dan z yang memiliki kemampuan memimpin. Bahkan, penelitian lain menyebutkan bahwa Indonesia kekurangan 8 juta pemimpin setiap tahunnya.

Setidaknya hal itu yang mendasari gerakan Dharmaji Suradika, CEO Pempimpin.id, sebuah social startup non-profit yang bergerak di bidang perkembangan pendidikan dan kepemimpinan untuk anak muda.

“Kami pernah baca report-nya IDN Media yang menyebut bahwa hanya 9 persen millennial yang punya skill kepemimpinan. Jadi 91 persennya bagaimana? Kalau ke depannya kita kekurangan pemimpin, bagaimana 2024 Indonesia bisa emas?” ujar Aji, saat ditemui jurnalis IDN Times di Bandung, Jumat (11/6/2021).

1. Pemimpin.id sasar pemuda usia 18-34 tahun

Demi Indonesia Emas, Pemimpin Masa Depan Harus DisiapkanCEO Pemimpin.ID, Aji (Instagram.com)

Atas dasar itu, sejak berdiri pada 2019, Pemimpin.id terus menggelar aktivitas guna menyadarkan generasi penerus akan pentingnya memahami nilai-nilai kepemimpinan, di antaranya ialah berbagai gerakan yang menyasar masyarakat usia 18-34 tahun baik secara offline mau pun online.

“Kami beraktivitas lewat Instagram, YouTube, webinar, biar orang makin aware (akan pentingnya nilai-nilai kepemimpinan). Ekosistem ini juga harus terkoneksi, maka itu kami puna leaders hub. Sekarang leaders hub sudah ada tiga kota, rencana bakal ada empat kota tahun ini,” tutur Aji.

2. Membangun rumah H.O.S. Tjokroaminoto kekinian

Demi Indonesia Emas, Pemimpin Masa Depan Harus DisiapkanRumah Wijaya (Instagram.com)

Saat ini, Pemimpin.id tergabung bersama gerakan-gerakan lain di bawah sebuah naungan community hub bernama Rumah Wijaya. Di sana, mereka merumuskan gerakan-gerakan positif yang dilancarkan buat pemuda bersama komunitas lainnya seperti Ganara Art.

Aji memandang Rumah Wijaya sebagai kediaman H.O.S Tjokroaminoto dalam versi kekinian. Dalam sejarahnya, rumah pemimpin organisasi Indonesia pertama bernama Sarekat Islam itu menjadi tempat diskusi bagi tokoh-tokoh besar Indonesia seperti Presiden Pertama RI Soekarno, Semaun, Alimin, Darsono, Tan Malaka, Musso, hingga Kartosoewirjo.

“Tahun 2019 kami berpikir: kok sekarang ini gak ada lagi rumah Tjokro di Indonesia? Ini akan menjadi rumah Tjokro yang modern. Ini rumahnya para pemimpin Indonesia, begitu,” tutur dia.

3. Rumah Wijaya road show ke delapan kota

Demi Indonesia Emas, Pemimpin Masa Depan Harus DisiapkanGanara.Art (Instagram.com/ganara.art)

Salah satu gerakan yang saat ini sedang mereka galakan ialah Untuk Indonesia. Gerakan ini merupakan road show delapan kota yang dilakukan berbagai komunitas di bawah Rumah Wijaya dan mendapat dukungan dari PT. Paragon Technology and Innovation.

Kota pertama yang dijajaki ialah Bandung, yakni pada Jumat (11/6/2021). Di Bandung, baik Pemimpin.Id, Ganara Art, maupun Paragon, mengajarkan pentingnya kepemimpinan dan kesenian kepada komunitas dan jurnalis.

“Sebenarnya di Rumah Wijaya itu ada 12 komunitas di bawahnya dengan perjuangan di jalurnya masing-masing. Ini road show barengan,” katanya.

4. Paragon komit dukung aktivitas yang libatkan anak muda

Demi Indonesia Emas, Pemimpin Masa Depan Harus Disiapkan(Direktur Pemasaran Wardah Cosmetic Salman Subakat) www.youtube.com/IDEA FEST

Setelah Kota Bandung, pada Jumat (18/6/2021), mereka akan menggelar acara serupa di Jakarta. Namun, karena adanya peningkatan kasus COVID-19, maka acara yang semestinya digelar tatap muka itu diganti menjadi online via Zoom. Kegiatan digelar sejak pukul 14.30 hingga 17.00 WIB.

Kegiatan itu akan dihadiri oleh CEO Paragon, Salman Subakat, dan Tita Djumaryo, Founder Ganara Art.

Kepada IDN Times, Salman Subakat mengatakan bahwa perusahaannya akan terus mendukung program pemberdayaan masyarakat. Pasalnya, ia tak memungkiri jika perusahaan pemilik merek kosmetik Wardah itu besar berkat berbagai aktivitas positif di lapangan.

"Kami ingin banyak memberikan kesempatan kepada anak muda, dengan bikin training yang efektif, lalu bagaimana punya hubungan yang baik dengan kampus," tutur Salman.

"Sebenarnya natural, apa yang kami dukung itu sebenarnya sesuatu yang sudah kami lakukan dan ternyata membawa dampak hingga Paragon menjadi besar."

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya