Cara Unik Beberapa Negara di Dunia dalam Menyambut Lebaran

Mulai dari ziarah makam hingga adu telur di Afghanistan

Bandung, IDN Times – Di Indonesia, momentum Hari Raya Idul Fitri selalu dibarengi dengan tradisi mudik, berbelanja pakaian baru, takbir keliling, sungkeman, dan tak lupa ketupat lebaran. Entah sejak kapan tradisi tersebut lahir. Yang jelas, hanya umat muslim di Indonesia saja yang menyemarakan Lebaran dengan rangkaian tradisi tersebut.

Sama dengan Indonesia, negara-negara lain pun merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan tradisinya masing-masing. Ada yang memilih menghiasi badan dengan henna, ada pula yang membagi-bagikan permen ke tetangga.

Tradisi, yang sejatinya merupakan kebiasaan suatu kelompok yang dilakukan sejak lama, mungkin bisa berbeda-beda. Tapi ritual melaksanan salat Idul Fitri tentulah sama.

Bagaimana tradisi negara lain dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri?

1. Somalia siapkan hidangan mewah buat tamu

Cara Unik Beberapa Negara di Dunia dalam Menyambut Lebarantwitter.com/sonialogy

Di negara-negara benua Afrika, terdapat banyak tradisi dalam menghayati Hari Raya Idul Fitri dengan unik. Di Somalia, misalnya, Idul Fitri kerap dikaitkan dengan hidangan mewah bagi para tamu yang hendak bersilaturahmi.

Tak hanya itu, dirilis dari NDTV, muslim Somalia selalu menyiapkan Halvo dan beberapa makanan penutup yang terbuat dari gula, minyak, tepung jagung, dan rempah-rempah khas mereka. Halvo merupakan permen tradisional Somalia.

2. Idul Fitri hari raya kecil di Maroko

Cara Unik Beberapa Negara di Dunia dalam Menyambut LebaranUnsplash.com/Josh Appel

Di Indonesia, umat muslim menyambut Hari Raya Idul Fitri dengan semarak. Beda halnya ketika Hari Raya Idul Adha, yang mana dirayakan tanpa adanya libur panjang seperti yang diberikan pemerintah pada Idul Fitri. Tapi, hal itu tak dapat kita temui di Maroko, Afrika Utara.

Di sana, Hari Raya Idul Fitri disebut dengan hari raya ashor alias kecil. Sebaliknya, Idul Adha-lah yang dipandang sebagai hari raya yang besar. Ukuran besar-kecil tersebut berpengaruh pada sebesar apa kemeriahan masyarakat menyambutnya.

Tapi, sama dengan Indonesia, muslim Maroko juga menyambut Idul Fitri dengan pulang kampung bagi para perantau. Tak hanya itu, mereka pun membeli baju baru, karena menganggap Idul Fitri sebagai sesuatu yang spesial. Baju lebaran muslim Maroko identic dengan Djellaba (jubah tradisional) dan sandal bagi pria, juga takchita (pakaian semacam kaftan) dan sandal tradisional bagi wanita.

3. Tradisi negara-negara Arab nyaris sama dengan Indonesia

Cara Unik Beberapa Negara di Dunia dalam Menyambut LebaranANTARA FOTO/Andrew Caballero-Reynolds/Pool via Reuters

Di negara-negara Arab, seperti Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Bahrain, Oman, dan negara-negara lainnya, umat muslim memiliki tradisi membeli pakaian baru. Tradisi yang hampir sama dengan yang dilakukan umat muslim di Indonesia itu, rata-rata dilakukan muslim Arab berusia remaja.

Tak hanya itu, sebelum Hari Raya Idul Fitri, laki-laki muslim Arab akan merapikan diri dengan mencukur rambut dan janggutnya. Sementara kaum hawa akan menghiasi tangan dan kaki mereka dengan Henna.

Jika di Indonesia malam Idul Fitri selalu diramaikan dengan pawai obor dan gema takbir, tradisi negara-negara Arab hampir melakukan hal yang sama. Bedanya, semarak malam Idul Fitri mereka ramaikan dengan pesta kembang api dan konser-konser besar.

Pada hari lebaran, anak-anak kecil di Arab akan membawa sekantung permen untuk dibagikan pada umat muslim lainnya.

4. Ziarah makam ala muslim China

Cara Unik Beberapa Negara di Dunia dalam Menyambut Lebaran(Masjid Grand Bazaar di Urumqi Xinjiang) IDN Times/Uni Lubis

Jika muslim Indonesia kerap berziarah ke makam wali dalam momentum-momentum penting seperti lebaran, nyaris sama dengan apa yang dilakukan muslim China. Khususnya di Provinsi Yunan, area penyebaran Islam di barat daya China, umat muslim kerap mengunjungi makam Sayyid Ajjal al-Dinar Omar dalam momentum lebaran.

Sayyid Ajjal merupakan gubernur pertama Yunan, sosok yang pertama kali mengenalkan ajaran Islam pada masyarakat sekitar. Ia dipandang sebagai sosok yang bijak, dan memiliki jiwa toleransi antar umat beragama yang tinggi.

Ketika berziarah, umat muslim di Yunan bukan saja mendoakan sang wali tersebut. Mereka pun akan bergotong royong membersihkan makam Sayyid Ajjal, dan menjaganya agar tetap bersih.

5. Mengecat dan mengadu telur di Afghanistan

Cara Unik Beberapa Negara di Dunia dalam Menyambut Lebarantwitter.com/TahirUl52520661

Jika tradisi muslim di tiap negara dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri hampir seragam, berbeda halnya dengan Afghanistan. Muslim di sana punya tradisi adu telur, atau disebut dengan istilah Tokhm-Jangi.

Lewat tradisi itu, muslim Afghanistan akan membawa 200-300 telur yang kemudian dimasak dan dicat dengan tujuh warna, mulai dari merah hingga putih. Kaum pria kemudian membawa telur tersebut di ke sebuah taman untuk menemui kompetitornya. Jika seseorang berhasil memecahkan telur yang dibawa pria lain, maka ia dinyatakan menang. Meski sarat persaingan, tradisi ini dilakoni tanpa menimbulkan perselisihan yang sesungguhnya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya