Bosan Mudik dengan Jalur Biasa? Coba Jembatan Ekstrim di Ciamis Ini

Jembatan peninggalan Belanda itu ramai dikunjungi wisatawan

Ciamis, IDN Times – Kabupaten Ciamis adalah daerah keempat dari lima daerah yang akan dilewati pemudik Jakarta via jalur selatan Jawa Barat sejak keluar gerbang Tol Cileunyi, Kabupaten Bandung. Di Ciamis, biasanya pemudik mulai merasa bosan di perjalanan dan perlu mencari sensasi lain dalam perjalanan.

Nah, jika mengalami problema yang sama, tidak ada salahnya Anda berganti arah di Kabupaten Tasikmalaya kemudian melaju menuju Kecamatan Manonjaya. Dari sana, Anda akan melewati jalur alternatif menuju Kabupaten Ciamis dengan memasuki wilayah perkampungan.

Dengan memilih jalur ini, Anda pun akan melintasi sebuah jembatan raksasa eksotis yang bernama Jembatan Cirahong. Jembatan sepanjang 202 meter ini memiliki dua fungsi, yaitu bagi kendaraan maksimal roda empat dan jembatan kereta.

Uniknya, Jembatan Cirahong berdiri horisontal menyambung dua bukit beda daerah. Bukit bagian selatan masuk ke dalam wilayah Kabupaten Tasikmalaya, dan bukit bagian utara masuk ke dalam wilayah Kabupaten Ciamis. Jembatan pun berdiri di atas Sungai Citanduy yang berada puluhan meter di bawah jembatan.

IDN Times mencoba melintasi jembatan tersebut pada Rabu (22/5). Bagaimana suasana di sana?

1. Siapkan uang Rp2.000

Bosan Mudik dengan Jalur Biasa? Coba Jembatan Ekstrim di Ciamis IniIDN Times/Galih Persiana

Puncak arus mudik belum tiba, tapi antrean kendaraan roda empat dan dua sudah mengular di mulut selatan Jembatan Cirahong. Lebar jembatan ini memang hanya mampu menampung satu kendaraan roda empat saja, sehingga pengendara mesti masuk bergantian.

Giliran IDN Times memasuki jembatan telah tiba. Pengemudi roda empat biasanya sudah menyiapkan uang Rp2.000 untuk diberikan pada pemuda setempat yang mengatur lalu lintas jembatan. Sementara pengendara roda dua, biasa memberi uang Rp1.000 atau bahkan tidak membayar sama sekali.

2. Jembatan kokoh berlapis baja, beralaskan kayu

Bosan Mudik dengan Jalur Biasa? Coba Jembatan Ekstrim di Ciamis IniIDN Times/Galih Persiana

Jika dilihat dari jauh, kontruksi Jembatan Cirahong terlihat amat kokoh. Besi baja dengan rusuk kontinu (saling menyambung) bikin jembatan tak khawatir untuk dilintasi. Namun, beberapa meter sebelum masuk ke mulut jembatan, pengendara akan melihat alas jembatan yang terbuat dari kayu.

Suara kayu yang berdenyit dilindas puluhan kendaraan menemani perjalanan selama melintasi Jembatan Cirahong. Tapi tak perlu khawatir, karena kayu tersebut hanya sebatas alas. Di bawahnya terdapat besi baja dengan rusuk pelat, yang kuat menopang bobot besar.

3. Menjadi destinasi wisata pemudik

Bosan Mudik dengan Jalur Biasa? Coba Jembatan Ekstrim di Ciamis IniIDN Times/Galih Persiana

Menurut salah satu pemilik warung di mulut Jembatan Cirahong wilayah Ciamis, Eman, lokasi tersebut kerap diserbu pengunjung beberapa hari sebelum dan setelah lebaran. Begitu juga tahun ini, kata Eman, memprediksi kedatangan tamu dari luar kota.

“Di sini mereka sering foto-foto, dan sengaja duduk berjam-jam sambil menunggu kereta lewat. Ada juga yang sengaja bolak-balik jembatan, karena ketagihan dengan sensasinya,” tutur Eman, dengan bahasa Sunda berlogat Priangan Timur.

4. Dibangun Belanda pada 1893

Bosan Mudik dengan Jalur Biasa? Coba Jembatan Ekstrim di Ciamis IniIDN Times/Galih Persiana

Pembangunan jembatan raksasa tersebut diprakarsai oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada 1893. Kala itu, mereka merasa perlu membikin jalur kereta untuk memudahkan distribusi bahan pokok dari Jawa untuk menopang kehidupan Jakarta. Dengan bantuan kereta, berbagai bahan pokok yang diproduksi petani-petani di Jawa Timur, Tengah, dan Barat, memang cepat berpindah daerah.

Dalam desain pembangunan, awalnya Pemerintah Kolonial Belanda tak berniat membangun Jembatan Cirahong menyeberangi Sungai Citanduy. Awalnya, mereka berencana membangun jembatan mengarah ke timur, menyusuri samping Sungai Citanduy (Bagian Tasikmalaya) menuju Cimaragas (Kota Banjar).

5. Sosok Kangjeng Prebu pengaruhi Belanda

Bosan Mudik dengan Jalur Biasa? Coba Jembatan Ekstrim di Ciamis IniIDN Times/Galih Persiana

Wacana terkait pembangunan jembatan itu sampai juga ke telinga mantan Bupati Galuh Ciamis (1839-1886), R.A.A Kusumadiningrat, atau sering dipanggil Kangjeng Prebu. Tokoh Priangan Timur itu lantas tak mau kecolongan. Ia, yang sosoknya disegani Pemerintah Kolonial Belanda, langsung mendatangi para pejabat dan melakukan negosiasi.

Ia menawarkan agar Belanda membangun jembatan tersebut melintasi Sungai Citanduy dan mengarah ke Ciamis. Alasannya banyak, mulai dari kepentingan pertanian di Ciamis, hingga pertimbangan bahwa masyarakat Ciamis lebih banyak ketimbang Cimaragas. Dari berbagai alasan tersebut, tujuan terpenting Kangjeng Prebu ialah meningkatkan pengaruh Ciamis sebagai kota besar di Priangan Timur.

Atas berbagai pertimbangan, Pemerintah Kolonial Belanda manut juga pada Kangjeng Prebu. Ia akhirnya membangun Jembatan Cirahong ke arah Ciamis, meski harus menelan biaya lebih besar. Hingga kini, Jembatan Cirahong tercatat sebagai satu-satunya jembatan peninggalan masa penjajahan Belanda di Ciamis.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya