Belajar Toleran dari Masjid Lautze Bandung Selama Ramadan

Ketika umat non Islam ikut membagikan takjil

Bandung, IDN Times - Ada yang menarik dari berbagai macam kegiatan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Lautze 2 Bandung, salah satunya adalah Takjil on The Road. Menariknya, kegiatan itu tak hanya dilakukan oleh umat muslim Masjid Lautze 2 saja, melainkan juga masjid lainnya. Bahkan penganut agama lain di luar Islam.

Hal tersebut dikatakan Ketua DKM Lautze 2, Rahmat Nugraha, ketika ditemui di Masjid Lautze2, Jalan Tamblong, Kota Bandung, Senin (6/5). Menurutnya, hubungan keluarga Lautze 2 dengan kelompok agama lain memang sangat harmonis.

Bagaimana sebenarnya hubungan antara DKM Lautze 2 dengan kelompok agama lainnya?

1. Takjil On The Road diikuti pula oleh kelompok agama lain

Belajar Toleran dari Masjid Lautze Bandung Selama Ramadan

Sore selepas ibadah salat ashar, Rahmat bergegas ke ruangan yang terletak di samping Masjid Lautze 2. Di sana, telah berkumpul ibu-ibu yang siap menerima tugas untuk mengepaki air mineral dan kurma.

"Ke sini, siapa tahu mau mengambil gambar," kata Rahmat, mengajak IDN Times melihat aktivitas ibu-ibu di sana. Saat dihampiri, aktivitas pengepakan takjil oleh relawan terasa penuh suka cita.

Takjil tersebut akan dibagikan menjelang berbuka puasa. Tepatnya, kata Rahmat, pukul 17.30. "Tunggu saja, nanti ada dari Wanita Katolik Indonesia katanya mau datang," ujar Rahmat.

2. Takjil On The Road adalah sumbangan dari berbagai agama

Belajar Toleran dari Masjid Lautze Bandung Selama Ramadan

Untuk dapat menggelar Takjil On The Road, DKM Lautze 2 mendapat dukungan material dari jemaahnya dan kelompok agama lain. Selain dari Wanita Katolik Indonesia, ada pula sumbangan dari YDSP (Yayasan Dana Sosial Priangan/Rumah duka kremasi), dan Yayasan Buddha Tsu Chi.

"Mereka membantu kami. Mereka donatur kami. Masya Allah," ujar Rahmat.

Selain kurma, DKM Lautze 2 juga menyiapkan nasi boks. Totalnya, lanjut dia, DKM Lautze 2 telah menyiapkan 700 paket takjil. Kegiatan tersebut rencananya digelar selama bulan Ramadhan 2019.

3. Ingin menerapkan esensi Rahmatan lil alamin

Belajar Toleran dari Masjid Lautze Bandung Selama Ramadan

Menurut Rahmat, hubungan yang harmonis dengan kelompok penganut agama lain merupakan salah satu jalan menuju rahmatan lil alamin. "Jadi kami ingin menjadikan masjid ini rahmatan lil alamin. Terbuka untuk semua orang," ujar Rahmat.

Rahmatan lil alamiin merupakan Bahasa Arab yang berarti Rahmat Bagi Semesta. Di mata Rahmat, frasa itu berarti bahwa umat Islam harus dapat mengayomi seluruh kelompok dan golongan masyarakat.

4. Tiga kekuatan harus saling melengkapi

Belajar Toleran dari Masjid Lautze Bandung Selama Ramadan

Ada tiga kekuatan dasar, kata Rahmat, yang harus saling melengkapi satu sama lain demi terciptanya kehidupan yang baik. Yang pertama adalah kekuatan spiritual, kemudian kekuatan dana, dan kekuatan silaturahmi.

"Tiga kekuatan ini harus saling melengkapi. Tidak bisa tidak. Dan kami punya banyak visi misi sosial (di mana sejalan dengan kelompok agama lainnya)," katanya.

5. Nama Masjid Lautze 2 memang sudah tenar

Belajar Toleran dari Masjid Lautze Bandung Selama Ramadan

Beberapa bulan lalu, jajaran pejabat di Indonesia termasuk Duta Besar Australia sengaja berhenti di Jalan Tamblong untuk menengok Masjid Lautze 2. "Mereka ingin melihat masjid ini dari dekat," tuturnya.

Selain karena terkenal toleran, Masjid Lautze 2 ini pun dipandang unik karena memiliki ornamen-ornamen khas Negeri China. Hal tersebut yang membuat masyarakat ingin mengunjungi masjid tersebut.

Sebenarnya, hanya sekitar 60-70 jamaah yang rutin menunaikan shalat lima waktu di Masjid Lautze 2. Tapi jika waktu shalat Jumat telah tiba, Masjid Lautze 2 dikungjungi oleh 600-700 jemaah.

"Kami sampai harus meminta izin untuk menutup jalan, dan mendikiran tenda," ujar dia.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya