Begini Cara Teknologi LIPI Mampu Terangi 2.500 Desa Tanpa Listrik

Turbin air bikinan LIPI dapat dibeli dengan harga murah

Bandung, IDN Times – Saat kilau lampu menghiasi kota-kota besar Indonesia di malam hari, masih ada 2.500 desa yang belum tersalurkan listrik. Sebagai lembaga penelitian listrik, Pusat Penelitan Tenaga Listrik dan Mekatronik (P2 Telimek) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merasa perlu mencari teknologi sebagai solusi mengatasi problema itu.

Salah satu solusi yang LIPI ciptakan ialah mikro hidro dan piko hidro, alias pembangkit listrik tenaga air dengan dimensi kecil yang mudah dibawa. Alat tersebut sudah melalui berbagai proses pengujian, dan dinilai siap digunakan di 2.500 desa yang tak memiliki aliran listrik.

1. Diuji di Kalimantan Selatan

Begini Cara Teknologi LIPI Mampu Terangi 2.500 Desa Tanpa Listrikidntimes.com

Peneliti LIPI yang berkecimpung dalam pengembangan mikro dan pico hydro ialah Anjar Susatyo. Dia pernah membawa teknologi pembangkit listrik tersebut ke salah satu desa di daerah Pegunungan Meratus, Kalimantan Selatan, yang belum memiliki aliran listrik.

“Mereka butuh energi. Bayangkan, untuk jalan ke kantor desa saja perlu waktu dua hari,” tutur Anjar, kepada wartawan di kantor LIPI Wilayah Bandung, Jalan Sangkuriang, Kota Bandung, Selasa (23/4).

Anjar kemudian mencoba menginstalasi mikro dan pico hydro berkekuatan 250 watt di salah satu sungai yang mengalir di sana. Hasilnya, kata Anjar, alat tersebut sukses menghasilkan energi kinetik yang bisa dimanfaatkan sebagai listrik di desa tersebut.

2. Bagaimana cara kerja mikro dan pico hydro

Begini Cara Teknologi LIPI Mampu Terangi 2.500 Desa Tanpa ListrikIDN Times/Galih Persiana

Sama seperti kincir air, mikro dan pico hydro praktisnya juga mengandalkan potensi air sungai yang mengalir di berbagai daerah di Indonesia. Turbin arus sungai, kata Anjar, bekerja dengan adanya energi kinetik air yang mengalir memasuki turbin, dan diarahkan oleh sebuah sudu menuju sudu gerak.

“Setelah itu, air tersebut keluar lewat saluran yang disebut draft tube. Energi kinetik air menyebabkan sudu turbin berputar, sehingga poros turbin juga ikut berputar,” tutur Anjar. Turbin itu ia klaim sangat cocok untuk diaplikasikan di saluran irigasi dan sungai datar.

3. Tidak mengganggu populasi ikan

Begini Cara Teknologi LIPI Mampu Terangi 2.500 Desa Tanpa ListrikWPL Foundation

Salah satu dampak yang dikhawatirkan dari adanya pembangkit listrik tenaga air adalah rusaknya populasi ikan. Namun, dalam pengujian tersebut, Anjar dapat memastikan bahwa mikro dan pico hydro tidak akan mengganggu populasi ikan.

“Karena putaran turbinnya tidak besar, maka populasi ikan tak terganggu. Bahkan, ikan bisa hidup di sekitar alat ini. Maka itu, sebenarnya alat ini juga bisa digunakan di tempat wisata,” ujarnya.

4. Mudah dipasang dan andal

Begini Cara Teknologi LIPI Mampu Terangi 2.500 Desa Tanpa ListrikIDN Times/Galih Persiana

Selain tidak akan mengganggu habitat sungai, turbin itu pun diklaim dapat dibawa dan dipasangkan dengan mudah. “Enggak sampai setengah hari, turbin itu bisa dipasangkan. Cara menyimpannya pun mudah, tidak hanya perlu diikat agar tak terbawa arus,” katanya.

Tak hanya itu, ia pun mengklaim jika material yang digunakan turbin itu kokoh. “Ketika dipasangkan, turbin ini tidak memerlukan rumah. Prinsipnya, hanya dipasangkan sebaik mungkin agar tak terbawa arus sungai saja,” ujar Anjar.

5. Berapa harga turbin LIPI?

Begini Cara Teknologi LIPI Mampu Terangi 2.500 Desa Tanpa ListrikIDN Times/Galih Persiana

Karena ditujukan untuk pasar di pedalaman, LIPI tentu ditantang untuk menciptakan harga semurah mungkin. Maka itu, menurut kalkulasinya, Anjar memastikan bahwa satu unit mikro dan pico hydro dapat dibeli dengan harga di bawah Rp10 juta.

“Harga itu hanya untuk turbin dan generatornya saja, ya. Selain itu, untuk pemasangannya masih memerlukan pipa in dan out, juga kabel,” katanya.

6. Terintegrasi dengan Micro Grid System

Begini Cara Teknologi LIPI Mampu Terangi 2.500 Desa Tanpa ListrikIDN Times/Galih Persiana

Turbin dengan head rendah dan menghasilkan debit air yang besar itu sebenarnya salah satu energi terbarukan yang tengah dikembangkan LIPI. Selain micro dan pico hydro, LIPI juga mengembangkan teknologi biotrik dan panel surya.

Ketiga energi tersebut bisa dipakai secara bersamaan, dengan bantuan teknologi LIPI lainnya bernama Smart Micro Grid System. Pengaplikasiannya pernah diterapkan di Pesantren Baiturrahman, Jalan Ciparay, Kabupaten Bandung.

Namun, karena keterbatasan biaya, Smart Micro Grid System baru dapat membantu 11 dari kebutuhan 35 kilowatt (KW) listrik Pesantren Baiturrahman.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya