Jadi Kota Termahal, Garis Kemiskinan di Depok Tertinggi se-Jawa Barat

Tapi indeks kemiskinan Kota Depok terbaik se-Jabar

IDN Times, Depok - Kemiskinan di Kota Depok, Jawa Barat, terjadi peningkatan sejak 2019 hingga 2020. Peningkatan kemiskinan tidak terlepas dari dampak pandemik COVID-19 yang masih terjadi saat ini.

Badan Pusat Stastistik (BPS) Kota Depok telah mencatat kehidupan masyarakat di Kota Depok. Namun dari catatan tersebut, pandemik COVID-19 membawa kota Belimbing itu menjadi yang tertinggi garis kemiskinannya, namun masih menjadi yang terbaik di Jawa Barat dibandingkan dengan kota lainnya.

Baca Juga: Dinkes Kota Depok Masih Mendata Nakes Lansia untuk Vaksinasi

1. Kemiskinan di Kota Depok mengalami peningkatan dari tahun lalu

Jadi Kota Termahal, Garis Kemiskinan di Depok Tertinggi se-Jawa BaratIlustrasi kemiskinan (ANTARA/Aprilio Akbar)

Kepala BPS Kota Depok Mufti Swaghara mengatakan, aspek kehidupan di Kota Depok telah mengalami perubahan, yang dipicu akibat pandemik COVID-19 yang masih terus melanda. Bahkan, pandemik mengubah aspek sosial, kesehatan, hingga ekonomi.

“Perubahan kondisi dapat terlihat dari salah satu indikator sosial, yakni indikator kemiskinan di Kota Depok yang mengalami peningkatan,” ujar Mufti, Depok, Rabu (17/2/2021).

Mufti menjelaskan, sebagai tolak ukur, pada 2019 kemiskinan makro di Kota Depok sebesar 2,07 persen atau sekitar 49,35 ribu jiwa, dengan garis kemiskinan per kapita per bulan Rp644.860. Dia menilai, garis kemiskinan di Depok merupakan yang tertinggi di Provinsi Jawa Barat.

2. Pada 2020, indikator kemiskinan di Depok mencapai 2,45 persen

Jadi Kota Termahal, Garis Kemiskinan di Depok Tertinggi se-Jawa BaratIlustrasi keadaan warga miskin. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Sementara, Mufti menjelaskan, indeks kedalaman kemiskinan di Kota Depok sebesar 0,24 atau terbaik se-Jawa Barat. Sedangkan, indeks keparahan kemiskinannya sebesar 0,04 dan masih terbaik se-Jawa Barat.

“Bisa disimpulkan bahwa pada 2019, kemiskinan di Kota Depok berada pada level terbaik se-Jawa Barat, baik dari segi kuantitas maupun segi kualitas. Meskipun garis kemiskinannya terbesar,” kata Mufthi.

Mufti menuturkan, pada 2020 pandemik telah mengubah kondisi kemiskinan di Kota Depok. Indikator kemiskinan pada 2020 mengalami peningkatan menjadi 2,45 persen atau sekitar 60,43 ribu jiwa, sedangkan sebelumnya pada 2019 sebesar 2,07 persen. 

3. Depok juga sebagai kota termahal se-Jawa Barat

Jadi Kota Termahal, Garis Kemiskinan di Depok Tertinggi se-Jawa BaratIlustrasi kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Mufti menilai, walaupun Kota Depok mengalami peningkatan kemiskinan, namun hal itu dinilai wajar. Hal itu mengingat Depok masih melakukan resesi ekonomi yang terjadi, sebagai dampak terjadinya pandemik berkelanjutan.

“Kemiskinan di Kota Depok secara kualitas masih tetap menjadi yang terbaik di Jawa Barat, indeks kedalamannya tetap terbaik di angka 0,29, sedangkan indeks keparahan kemiskinannya juga tetap yang terbaik dengan nilai 0,06 di Jawa Barat,” ucap dia.

Mufti mengatakan, meskipun Kota Depok sebagai kota termahal di Jawa Barat, namun kemiskinannya terbaik. Hal itu dapat dilihat dari biaya untuk bisa hidup dengan layak di Kota Depok itu paling mahal se-Jawa Barat.

Dia membandingkan, apabila seseorang yang kesehariannya hidup di Kota Banjar dalam sebulan hanya memerlukan biaya Rp344.363, untuk dapat hidup dengan dasar minimal yang layak. Namun di Kota Depok untuk standar minimal layak bisa hidup sehari-hari, membutuhkan biaya Rp688.194 per orang tiap bulannya.

“Kenapa alasannya membandingkan dengan Kota Bajar? Yaitu karena  Depok paling tinggi, sehingga dapat dibandingkan dengan kota manapun di Jawa Barat,” pungkas Mufti.

Baca Juga: Pengakuan Warga Depok yang Jadi Korban Eksibisionis dan Remas Payudara

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya