Waspada, Penggunaan Formalin pada Ikan yang Diawetkan Banyak Ditemukan

Penggunaan pengawet bahan kimia bisa memicu kanker

Bandung, IDN Times - Masyarakat diharapkan waspada terhadap kandungan yang terdapat dalam pengawet ikan dan hasil laut. Sebab, masih banyak nelayan yang lebih memilih formalin dibandingkan bahan pengawet lain yang lebih aman untuk mengawetkan hasil tangkapannya.

Ketua Tim Inovasi Universitas Padjadjaran, Prof Dr Keri Lestari mengatakan penggunaan formalin bukan tanpa sebab. Selama ini produk pengawet yang disarankan pemerintah termasuk Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) agak sulit didapatkan oleh nelayan. Jika ada, harganya terlampu mahal.

Keri mendorong pemerintah bersama akademisi dan dunia usaha menyediakan pengawet ikan yang aman, terutama pengawet alami untuk digunakan para nelayan dan pedagang hasil laut.

"Kalau yang namanya formalin itu kan zat kimia yang harusnya memang tidak digunakan, tapi kenyataanya di lapangan ada. Rata-rata mereka menggunakan pengawet formalin atau ada yang mereka sebut dengan pijer," kata Keri, Sabtu (9/1/2021).

1. Formalin bisa memicu kanker

Waspada, Penggunaan Formalin pada Ikan yang Diawetkan Banyak DitemukanIlustrasi ikan menggunakan bahan pengawet. IDN Times/Debbie Sutrisno

Sejumlah nelayan dan pedagang hasil laut, kata Keri, ditemukan masih menggunakan bahan berbahaya ini. Kondisi itu memprihatinkan karena dalam kandungan formalin ada senyawa karsinogenik yang bila dikonsumsi dalam jangka waktu banyak bisa memicu aktifnya sel kanker.

"Salah satunya berasal dari pengawet berbahaya ini, bisa jadi dari makanan yang dikonsumsi jadi mengaktifkan sel kanker tersebut. Jadi ada senyawa karsinogenik, dalam jangka waktu yang tiba-tiba banyak, atau sedikit-sedikit tapi dalam jangka panjang, akan mengaktifkan sel kanker," kata Keri.

2. Industri dan pemerintah harus menyediakan pengawet yang tidak menimbulkan bahaya

Waspada, Penggunaan Formalin pada Ikan yang Diawetkan Banyak DitemukanANTARA FOTO/Dedhez Anggara

Dia pun meminta unsur akademisi, pemerintah, dan pelaku usaha yang berkecimpung dalam industri perikanan bisa menginisiasi agar ada produk pengawet yang aman terhadap bahan makanan seperti ikan. Kemudian, produk ini harus didistribusikan ke setiap daerah karena di hampir semua provinsi di Indonesia memiliki nelayan yang saban hari mencari ikan.

"Kami juga berharap ada pendampingan Kementerian Kelautan dan Perikanan, bagaimana produk pengawet alami inovasi yang bagus untuk kesehatan ini, dapat mudah dijangkau," ujarnya.

3. Pakai pengawet dengan bahan alami lebih baik untuk makanan

Waspada, Penggunaan Formalin pada Ikan yang Diawetkan Banyak DitemukanIDN Times/Debbie Sutrisno

Keri pun mengapresiasi inovasi yang diciptakan Zhafira Samudra Nusantara dan Sinergi Organik Globalindo yang meluncurkan Pengawet Ikan Organik (PIO). Bukan dari zat kimia apalagi zat berbahaya, pengawet ikan alami ini terbuat dari selada air, kesemek, bayam, dan garam, yang difermentasikan.

"Jadi kan ini bahannya juga setiap hari kita konsumsi. Maka bisa lebih bagus untuk bahan makanan," papar Keri.

Sementara itu, Direktur Pemasaran Sinergi Organik Globalindo, Restu Kusumah, mengatakan pengawet ikan organik ini terbuat dari bahan-bahan yang biasa dimakan, tetapi mempu mengawetkan ikan sampai satu bulan.

Pihaknya pun telah memasarkannya ke berbagai daerah di Indonesia dan menjamin ketersediaan produknya untuk tetap terjangkau.

"Kalau formalin memang lebih murah, tapi penggunaan pengawet ikan organik ini bisa untuk ikan lebih banyak. Misal nelayan selama ini menggunakan formalin dengan es batu untuk mengawetkan ikan di kapal, dengan pengawet organik ini ruangan yang dipakai batu es bisa berkurang 30 persen, maka menyimpan ikan lebih banyak," katanya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya