Wagub Jabar: Jangan Diskriminasi Mereka yang Miliki Gangguan Jiwa

Mereka sama seperti kita membutuhkan perhatian

Bandung, IDN Times - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Ketika di keluarga atau lingkungan sekitar terdapat seseorang yang terindikasi gangguan jiwa, segera bawa yang bersangkutan ke klinik atau rumah sakit jiwa terdekat, jangan membiarkannya apalagi mendiskriminasi.

"Kalau menemukan ODGJ harus peduli, jangan mengacuhkan apalagi ditertawakan, minimal laporkan kepada kami," kata Uu dalam acara peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia atau World Mental Health Day ke-27 Tingkat Provinsi Jabar, di Lapangan Rumah Sakit Jiwa Cisarua Kabupaten Bandung Barat, Rabu (23/10).

Uu berpesan agar keluarga yang anggotanya memiliki gangguan jiwa tidak malu dan diimbau membawanya ke rumah sakit jiwa untuk direhabilitasi. Uu pun tak ingin ada kasus anggota keluarga diusir dari rumah hingga kemudian tidak terurus di jalanan.

"Itu tidak solutif, jangan malu untuk direhabilitasi atau kalau memungkinkan bisa diurus sendiri, karena kami juga memiliki keterbatasan tapi kalau dilakukan bersama-sama tentu akan lebih baik," kata dia.

1. Lakukan tindakan preventif untuk meminimalisir ODGJ

Wagub Jabar: Jangan Diskriminasi Mereka yang Miliki Gangguan JiwaIDN Times/Debbie Sutrisno

Untuk menekan angka gangguan jiwa, Uu menambahkan bahwa tindakan preventif harus dilakukan, salah satunya dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Dia optimistis bila dua hal ini sudah kuat maka masalah yang menimpa tidak akan sampai mengganggu kejiwaannya.

"Upaya Pemprov Jabar menekan angka gangguan kejiwaan juga ada pada program-program yang sifatnya kemasyarakatan," kata Uu.

2. Resmikan Kampung Walagri

Wagub Jabar: Jangan Diskriminasi Mereka yang Miliki Gangguan JiwaDok.Humas Jabar

Dalam peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia Tingkat Provinsi Jabar kali ini, Uu sekaligus meresmikan Kampung Walagri (Wahana Layanan ODGJ Mandiri) dan Crisis Center pelayanan kesehatan jiwa yang ada di Rumah Sakit Jiwa Cisarua dan klinik utama Graha Atma Bandung. 

Kehadiran Kampung Walagri adalah salah satu cara untuk mempercepat rehabilitasi sekaligus menciptakan rehabilitan yang produktif.

"Sehingga saat keluar dari tempat rehabilitasi selain sehat juga memiliki kemampuan memenuhi kebutuhan hidup. Karena di Kampung Walagri ini mereka juga diberi keahlian kewirausahaan," tutur Uu.

3. Jumlah masyarakat yang alami gangguan kesehatan jiwa meningkat

Wagub Jabar: Jangan Diskriminasi Mereka yang Miliki Gangguan JiwaIDN Times/Debbie Sutrisno

Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jabar Elly Marliyani sementara itu mengatakan, jumlah kunjungan pasien rawat inap, rawat jalan, dan IGD dalam 5 tahun terakhir mengalami peningkatan, dan kini menurun di tahun 2019. 

Pada 2014 pasien rawat inap, rawat jalan, dan IGD di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jabar berjumlah 47.757 orang, berikutnya berjumlah 48.967 orang (2015), 53.930 orang (2016), 59.455 orang (2017), 59.122 orang (2018), dan 41.194 orang (2019). 

Melalui momentum Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Elly berharap dapat mempromosikan pelayanan kesehatan jiwa yang berbasis pemulihan dan menurunkan cap buruk dan diskriminasi masyarakat terhadap ODGJ dan ODMK (orang dengan masalah kejiwaan).

"Sehingga mereka dapat hidup produktif di masyarakat sesuai potensinya," kata Elly.

4. Layanan kesehatan harus ditingkatkan untuk ODGJ dan ODMK

Wagub Jabar: Jangan Diskriminasi Mereka yang Miliki Gangguan Jiwacastleofchaos.com

Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Fidiansyah, kepala daerah harus terus mewujudkan standar pelayanan minimal di wilayahnya dengan menyiapkan sarana untuk ODGJ sesuai standar. 

Fidiansyah mengatakan, peran keluarga sangat penting untuk menekan angka gangguan kejiwaan. Keluarga diharapkan semakin peka dan mampu melakukan deteksi dini.

"Rumah sakit jiwa juga harus semakin siap untuk menampung dan melayani dengan cepat sehingga apa yang dialami ODGJ dan ODMK semakin cepat pulih dan menunjukkan kemandiriannya," kata Fidiansyah.

Dia mengapresiasi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang membangun dua crisis center pelayanan kesehatan jiwa. Di sisi lain, Kementerian Kesehatan berharap semakin banyak pihak yang fokus pada penurunan angka bunuh diri.

"Ini merupakan tantangan dan ancaman yang harus terus dicegah," paparnya.

Baca Juga: 2.292 Anak-anak di Jabar Alami Masalah Gangguan Kejiwaan 

Baca Juga: Apa itu ODGJ? 5 Hal Penting Ini Perlu Kamu Tahu Tentang Gangguannya

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya