Vaksinasi COVID-19 Massal Nakes, Jabar Jadi Role Model di Indonesia 

Sedikitnya 1.500 nakes divaksin COVID-19 hari ini di Bandung

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus menggenjot target vaksinasi COVID-19 terhadap tenaga kesehatan yang diharapkan selesai pada akhir Februari 2021. Untuk mengejar target itu sebanyak 1.500 tenaga kesehatan (nakes) dari kabupaten/kota di Jabar ikut dalam vaksinasi massal di Gedung Sabuga, Jalan Taman Sari, Kota Bandung, Rabu(3/2/2021).

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, Provinsi Jabar saat ini menjadi salah satu role model dalam rangka pelaksanaan vaksin massal. Menurutnya, sampai sekarang sudah ada sekitar 80 ribu tenaga kesehatan di Jabar yang mendapat vaksin COVID-19 dosis pertama di 27 kabupaten/kota. Sedangkan, untuk vaksinasi tenaga kesehatan diharap selesai pada minggu kedua atau ketiga Februari 2021, yang jumlahnya mencapai 194 ribu.

"Setelah SDM kesehatan divaksin maka selanjutnya masyarakat lainnya divaksin. Sehingga Jabar sekitar setahun ke depan 80 persen warganya atau estimasi 33,5 juta jiwa akan selesai divaksin," ujar Uu, Rabu (3/2/2021).

1. Pola vaksinasi massal bagus untuk percepat pemberian vaksin

Vaksinasi COVID-19 Massal Nakes, Jabar Jadi Role Model di Indonesia IDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara itu,Pelaksana Tugas Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementrian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, pola vaksinasi massal saat ini tengan diuji coba di beberapa daerah seperti di Surabaya, Yogyakarta, hingga Bandung. Jika pola ini berlangsung optimal, maka bisa berdampak baik pada usaha pemerintah untuk mengejar minimal 70 ersen penduduk Indonesia mendapat vaksin COVID-19.

Kementerian Kesehatan sudah menghiitung ketika vaksinasi hanya dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat satu dan dua, maka vaksinasi bisa memakan waktu satu hingga dua tahun.

"Kami akan sampaikan ke pak menteri bahwa Provinsi Jabar merupaan contoh pertama vaksinasi serentak menggerakan seluruh kabupaten/kota," ujarnya.

2. Vaksinasi tahap II akan menyasar pelayan publik

Vaksinasi COVID-19 Massal Nakes, Jabar Jadi Role Model di Indonesia Seorang polisi wanita bereaksi saat menerima suntikan vaksin COVID-19, COVISHIELD yang diproduksi oleh Institut Serum India, di Rumah Sakit Umum di Ahmedabad, India, Minggu (31/1/2021). (ANTARA FOTO/REUTERS/Amit Dave)

Setelah vaksinasi tahap I kepada tenaga kesehatan rampung, pemerintah akan segera melakukan penyuntikan vaksin kepada pelayan publik mulai dari TNI Polisi, Dosen, hingga pedagang pasar. Sistemnya bisa dilakukan dengan jemput bola di mana mereka berada.

Karena jumlahnya amat banyak maka proses vaksinasi harus dipercepat dengan berbagai cara. "Kalau kita tidak lakukan percepatan maka ta akan slow (sedikit) sasaran berikutnya (yang mendapat vaksin)." papar Maxi.

Setelah pelayan publik, barulah masyarakat umum akan mendapat vaksin tersebut. Kemenkes berharap vaksinasi bisa secepat mungkin agar kekebalan kelompok bisa tercapai.

3. Masih ada tenaga kesehatan tak percaya dengan vaksin COVID-19

Vaksinasi COVID-19 Massal Nakes, Jabar Jadi Role Model di Indonesia Petugas medis di RSUD Kabupaten Tangerang. ANTARA FOTO/Fauzan

Salah satu penerima vaksin Neti Rustika Yanti mengatakan, keikutsertaan dia dalam vaksinasi dilakukan secara sukarela. Karena sering berkunjung ke rumah sakit untuk memantau anak didiknya, maka dia tak keberatan ikut menjadi pihak ikut divaksin tahap I.

Disuntik di lengan sebelah kiri, Neti tidak merasakan sakit apapun atau efek yang aneh. Meski demikian, dia masih harus menunggu sekitar 30 menit untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Ini pertama kali ikut vaksinasi dan belum ada rasa apapun," ujarnya.

Dosen keperawatan ini mengatakan, sejauh ini memang banyak orang termasuk tenaga medis yang belum ingin mendapatkan vaksin COVID-19. Hal itu dikarenakan banyak pemberitaan dan informasi yang menyebut penerima vaksin bisa mendapat efek negatif, termasuk sampai meninggal setelah divaksin.

Namun, lanjutnya, dari informasi yang didapat justru mayoritas penerima vaksin COVID-19 khususnya dari Sinovac tidak mendapat gejala aneh. Bahkan vaksin ini dikatakan memiliki tingkat efikasi yang paling tinggi.

"Kalau lihat (dari informasi) efek samping vaksin ini justru paling sedikit," pungkasnya.

Baca Juga: Vaksinasi Massal Nakes akan Digelar di Gedung Sabuga Bandung

Baca Juga: Vaksinasi Massal di Jabar, Nakes Tinggal Daftar Langsung

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya