Vaksin Sinovac Produksi Tiongkok dan Indonesia Tak Ada Bedanya

Indonesia pastikan beli vaksin COVID-19

Bandung, IDN Times - Koordinator Uji Klinis Vaksin Corona di Indonesia, Prof Kusnandi Rusmil mengatakan vaksin Sinovac yang didatangkan secara impor dari Tiongkok untuk vaksinasi tahap I di Indonesia, tidak ada bedanya dengan vaksin Merah Putih yang sedang diuji klinis di Indonesia. Dengan demikian, tak jadi masalah ketika pemerintah harus terlebih dulu melakukan impor sambil menunggu uji klinis vaksin oleh Bio Farma rampung.

Dia menjelaskan, alasan vaksin Sinovac di beberapa negara penguji telah selesai dan bisa dipasarkan, karena uji klinis di negara tersebut telah dijalankan lebih dulu dibandingkan di Indonesia. Beberapa negara yang telah melakukan uji klinis ini adalah Brasil, Uni Emirat Arab, dan Turki.

"Jadi kita beli vaksin Sinovac yang bukan buatan Bio Farma Itu isa digunakan kalau mereka memang sudah mendapat izin edar dari WHO," ujar Kusnandi, Kamis (22/10/2020).

1. Sejauh ini tidak ada perubahan dalam spesimen virus

Vaksin Sinovac Produksi Tiongkok dan Indonesia Tak Ada BedanyaPetugas medis di Prancis (ANTARA FOTO/REUTERS/Stephane Mahe)

Kusnandi mengatakan, vaksin Sinovac yang diproduksi di beberapa negara tidak ada perbedaan yang mencolok pada spesimen. Sebab, keberadaan virus ini baru sekitar 10 bulan.

Beda cerita ketika virus ini sudah ada dalam 10 tahun maka bisa jadi ada perbedaan dari awal karena mengalami mutasi. "Kalau sekarang 90 persen belum ada perbedaan, jadi masih tercover (teratasi) dengan vaksin yang ada," ujar Kusnandi.

Yang membedakan hanyalah dalam uji klinis vaksin ini sendiri. Di mana setiap negara memiliki metode khusus yang mereka lakukan untuk memastikan vaksin tersebut berguna dan menimbulkan antibodi.

2. Vaksin untuk anak-anak masih diuji coba

Vaksin Sinovac Produksi Tiongkok dan Indonesia Tak Ada BedanyaIlustrasi tes swab. ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi

Terkait dengan pemberian vaksin kepada anak-anak, Kusnandi menyebut bahwa hal tersebut sangat memungkinkan. Namun, saat ini di Indonesia belum ada uji klinis kepada mereka.

Berbeda dengan di Tiongkon di mana para tim uji klinis sudah melakukan pengujian kepada anak tiga tahun ke atas. Jika memang vaksin ini dianggap berhasil, maka tidak menutup kemungkinan pemerintah bisa membeli vaksin tersebut.

"Nanti kalau memang bagus kita bisa tetap pakai (vaksin Sinovac)," kata Kusnandi.

3. Umur 0-18 dan 60 tahun ke atas tidak akan mendapat vaksin COVID-19

Vaksin Sinovac Produksi Tiongkok dan Indonesia Tak Ada Bedanyaunsplash.com/@robbie36

Vaksinasi COVID-19 dipastikan akan dimulai bertahap mulai akhir November sampai Desember 2020. Kementerian Kesehatan memastikan 9,1 juta penduduk Indonesia akan dapat vaksin. 

Namun ada yang dikecualikan, alias tidak dapat. Hanya kelompok usia 18-59 tahun yang akan dapat vaksinasi. Lalu bagaimana dengan usia 0-18 tahun serta 60 tahun ke atas? 

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengungkapkan, tidak semua golongan usia bisa menerima vaksinasi COVID-19.

"Ada kelompok usia yang dikecualikan yakni kelompok usia 0 sampai 18 tahun, 60 tahun ke atas serta orang dengan penyakit penyerta (komorbid) berat," ujar Yuri dalam diskusi daring, Senin (19/10/2020).

4. Alasan tidak diberikannya vaksin COVID-19 ke kelompok usia 0-18 tahun, 60 tahun ke atas dan usia dengan penyakit komorbid

Vaksin Sinovac Produksi Tiongkok dan Indonesia Tak Ada Bedanyakhn.org

Yuri menjelaskan, ketentuan tersebut mengacu pada uji klinis fase 3 yang dilakukan oleh Sinovac dan Cansino yang hanya memberikan vaksin untuk kelompok usia 18 sampai 59 tahun.

“Kami tidak memiliki uji klinis pada usia 0 sampai 18 tahun, maupun usia 60 tahun ke atas dan usia dengan penyakit komorbid, sehingga belum akan diberikan vaksinasi pada kelompok tersebut," jelasnya

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya