Vaksin COVID-19 di Jabar akan Diutamakan untuk Daerah Zona Merah

Semoga vaksin ini bisa menyembuhkan

Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan pemberian vaksin COVID-19 kepada masyarakat akan dilakukan secara bertahap. Kelompok pertama yang akan mendapatkan vaksin ini adalah para tenaga kesehatan yang notabene berjuang di garis depan yang berhadapan dengan pasien positif COVID-19.

"Kedua, didahulukan (masyarakat) di zona merah, di daerah-daerah yang paling parah," kata Emil. Rabu(14/10/2020).

Kendati demikian, Emil tengah mencari formasi pasti untuk pemberian vaksin COVID-19 kepada warganya. 

Saat ini pemerintah Indonesia hingga kuartal keempat 2020 sedang menyiapkan 271,3 juta dosis vaksin corona untuk diberikan kepada masyarakat. Sebanyak 30 juta dosis vaksin diharapkan sudah bisa disediakan di akhir tahun ini.

Rencananya distribusi vaksin akan dimulai pada bulan November 2020. Vaksin tersebut berasal dari perusahaan asal Cina, Cansino, Sinovac, dan Sinopharm.

Emil menuturkan, vaksin COVID -19 yang akan diberikan kepada masyarakat, khususnya di Jawa Barat terbagi dua, yakni ada yang didatangkan dari luar negeri dan buatan dalam negeri yang saat ini sedang terus disempurnakan.

"Yang dibeli langsung (dari luar negeri) itu kemungkinan bulan depan dan Desember sudah hadir, yang kedua vaksin yang dites pada diri saya akan diproduksi dalam negeri oleh Bio Farma dan itu jumlahnya bisa ratusan juta dosis kira-kira begitu," ujar Ridwan Kamil, Rabu (14/10/2020).

1. Karena pembelian vaksin terbatas maka diberikan bertahap

Vaksin COVID-19 di Jabar akan Diutamakan untuk Daerah Zona MerahIlustrasi baju hamzat. Shutterstock/Ronnachai Palas

Namun untuk vaksin yang dibeli dari luar negeri jumlahnya terbatas. Karena itu saat ini Pemprov Jabar tengah mencari formasi yang tepat mengenai pihak yang didahulukan dalam memperoleh vaksin.

"Nanti komposisinya di mana tentu akan kita informasikan," ucapnya.

Meski demikian, Emil memastikan ada beberapa pihak yang akan menerima vaksin lebih dulu. Di antaranya tenaga kesehatan yang notabene berjuang di garis depan yang berhadapan dengan pasien positif COVID-19.

"Kedua, didahulukan (masyarakat) di zona merah, di daerah-daerah yang paling parah," katanya.

2. Untuk jumlah vaksinnya belum bisa dipastikan

Vaksin COVID-19 di Jabar akan Diutamakan untuk Daerah Zona Merahbiopharma-reporter.com

Hanya saja untuk jumlah vaksin yang akan didapatkan masyarakat, saat ini masih dalam pembahasan. Saat ini Emil sedang menunggu secara detail kabar tersebut.

"Mungkin dalam minggu-minggu ini ada kabar detail yang diberi secara langsung untuk masyarakat Indonesia khususnya Jawa Barat," paparnya.

3. Obat dari luar negeri belum tentu ampuh

Vaksin COVID-19 di Jabar akan Diutamakan untuk Daerah Zona MerahKasus re-infeksi muncul di AS dan infeksi kedua COVID-19 lebih serius dibanding yang pertama. Ilustrasi (twitter.com/New York Post)

Sementara itu, Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Dr. Pandu Riono mempertanyakan empat vaksin COVID-19 yang akan tiba di Tanah Air pada November mendatang. Keempat vaksin itu buatan perusahaan farmasi Tiongkok dan Inggris yakni Sinovac Biotech, Cansino, Sinopharm/G42 dan AstraZeneca.

Menurutnya, hingga saat ini para ahli, termasuk epidemiolog, tidak pernah diajak untuk berdiskusi dan membahas mengenai keampuhan dan keamanan keempat vaksin tersebut. Saat ini, satu-satunya vaksin COVID-19 yang menjalani uji klinis di Indonesia hanya buatan Sinovac Biotech. Proses uji klinis tahap ketiga masih berlangsung di Bandung dan akan berjalan selama tujuh bulan. 

Ketua Tim Riset Uji Klinis tahap ketiga Vaksin COVID-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Kusnandi Rusmil dalam sebuah diskusi virtual pernah mengatakan proses uji klinis tahap ketiga ditargetkan akan rampung pada Maret 2021. Namun, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan, justru menyebut proses imunisasi sudah bisa dilakukan mulai November 2020. 

Pandu mempertanyakan langkah buru-buru Pemerintah Indonesia ini. Sebab, hasil uji klinis terhadap keempat vaksin itu belum rampung. 

"Pemerintah tidak pernah mengajak masyarakat ilmiah dan para ahli mengenai hasil studi vaksin-vaksin ini. Kalau hasil studi (uji klinis) belum ada untuk apa vaksinnya sudah dibeli dan akan didatangkan ke Indonesia?" tanya pengajar di Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat (FKM).

Hal lain yang menjadi tanda tanya di kepala Pandu yaitu, mengapa vaksin diberikan ke penduduk Indonesia dengan didasarkan izin penggunaan darurat yang dikeluarkan oleh Tiongkok. Apakah ini menandakan vaksin COVID-19 tersebut tidak aman untuk dikonsumsi oleh publik?

4. Uji klinis vaksin impor pun belum selesai

Vaksin COVID-19 di Jabar akan Diutamakan untuk Daerah Zona MerahIlustrasi imunisasi vaksin COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara, melalui akun Twitternya, Pandu mengingatkan pemerintah bahwa vaksin yang diimpor masih berstatus bakal vaksin. Hal ini lantaran hasil uji klinis tahap ketiga belum rampung. 

"Kenapa sih beli tiga kandidat vaksin dari negara yang sama? Inget lho ketiganya masih berstatus kandidat dan belum diyakini akan jadi vaksin pilihan yang efektif dan aman. Evaluasi uji klinis ketiga pun juga belum selesai, hasilnya juga belum dievaluasi. Ini bukan berbasis sains dan bisa berbahaya," cuit Pandu pada Selasa kemarin. 

Hal yang menjadi sorotan Pandu yakni yang menjadi dasar pemilihan vaksin buatan Tiongkok lantaran pemerintah Negeri Tirai Bambu sudah memberikan izin penggunaan darurat vaksin COVID-19 bagi warganya. Pandu mempertanyakan apakah izin penggunaan darurat itu berlaku di Tanah Air. 

"Kalau peraturan Pemerintah Tiongkok berlaku di Indonesia itu apa ya artinya?" tanya Pandu lagi. 

Ia mendorong pemerintah sebelum memutuskan untuk membeli vaksin tertentu, hasil uji klinisnya dibuka ke publik. "Supaya jangan terjadi pemaksaan politis," tutur dia lagi.

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times

Baca Juga: Bio Farma: Harga Vaksin COVID-19 Sinovac Berkisar di Angka Rp200 Ribu

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya