Tiga Cara Pemprov Jabar Cari Peta Penyebaran COVID-19 dengan Tes Masif

Tes ini dilakukan bukan untuk semua masyarakat

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) akan mulai melakukan tes masif kepada masyarakat untuk mencari tahu persebaran COVID-19. Saat ini Jabar merupakan daerah dengan jumlah pasien positif dan orang dalam pengawasan (ODP) terbanyak kedua setelah Provinsi DKI Jakarta.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, tes masif ini tidak dilakukan untuk semua orang. Artinya, hanya mereka dengan kriteria tertentu yang bisa melakukannya.

"Karena tujuannya untuk mencari peta persebaran mereka-mereka yang dicurigai dan radius mereka ada di mana saja," ujar Ridwan Kamil dalam aku Instagram miliknya, Senin (23/3).

1. Ini untuk memutus rantai bukan seperti sensus penduduk

Tiga Cara Pemprov Jabar Cari Peta Penyebaran COVID-19 dengan Tes MasifDok.Humas Jabar

Emil mengatakan, cara ini diharapkan bisa memutus rantai persebaran yang ada di Jabar. Namun, mereka yang bisa mengakses pengetesan ini memang tidak semua orang karena belum tentu yang selama ini bekerja sendiri atau tidak pernah bepergian dan kurang dalam aktivitas sosial terpapar virus ini.

"Jadi tidak semuanya, bukan seperti sensus dan lain-lain," ujarnya.

2. Tes COVID-19 akan dijalankan lebih banyak di Bekasi, Bogor, dan Depok

Tiga Cara Pemprov Jabar Cari Peta Penyebaran COVID-19 dengan Tes MasifDok.IDN Times/istimewa

Menurut Emil, dari 59 pasien yang positif terpapar corona di Jabar sejauh ini mayoritas mereka yang berdomisili dekat dengan DKI Jakarta, seperti Kota/kabupaten Bogor, Kota/kabupaten Bekasi, dan Kota Depok (Bodebek). Artinya, pengetesan bakal lebih banyak dilakukan di lima daerah tersebut.

Sedangkan, di Bandung Raya dan sekitarnya, juga bakal dilakukan tapi jumlahnya lebih sedikit. Di luar kawasan Bodebek tes rencananya dilakukan di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, mulai Rabu (25/3).

"Yang kita lakukan ini mengitui Korsel (Korea Selatan) yang dianggap paling baik. Sehingga tidak ada lockdown tapi memasifkan tesnya," papar Emil.

Namun, yang jadi pembeda masyarakat di sana sangat disiplin ketika diminta berdiam di rumah atau melakukan tes. Dan ini menjadi tantangan pemerintah daerah agar masyarakat Jabar bisa disiplin seperti Korsel.

3. Door to door, cek di rumah sakit, dan drive thru jadi opsi cara pengetesan

Tiga Cara Pemprov Jabar Cari Peta Penyebaran COVID-19 dengan Tes Masif(Ilustrasi) Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menunjukkan hasil tes cepat (rapid test) pendektesian COVID-19 kepada orang dalam pengawasan (ODP) di Bogor, Jawa Barat, Minggu (22/3/2020). Tes tersebut diperuntukan bagi peserta Seminar Anti Riba yang berlangsung di Babakan Madang Kabupaten Bogor pada 25-28 Februari 2020, dimana dua orang peserta seminar tersebut meninggal dunia di Solo Jawa Tengah akibat COVID-19. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Lantas bagaimana Pemprov Jabar melakukan tes secara masif ini? Emil menuturkan, tes ini nantinya hanya mencari sample. Dengan demikian memang tidak semua warga. Akan ada tiga kategori yang bisa melakukannya.

Kategori A, yaitu mereka yang paling beresiko tinggi. Misalnya, orang dalam pemantauan (ODP) yang baru pulang dari luar negeri di mana negara tersebut terindikasi positif COVID-19. Kemudian pasien, dan keluarga pasien yang memang dianggap terpapar.

"Ada juga tetangga di komplek (sekitar rumah), dan temannya," ujar Emil

Dalam kategori ini ada para petugas medis yang tengah berjuang paling depan dalam penanganan pasien COVID-19 di rumah sakit.

"Ini kita bisa menggunakan door to door atau pengecekan di rumah sakit," kata dia.

Sedangkan untuk cara drive thru yang dilakukan di Stadion Si Jalak Harupat bakal dijalankan oleh mereka yang masuk kategori B dan C.

4. Ini mereka yang masuk dalam kategori B dan C dalam tes masif Pemprov Jabar

Tiga Cara Pemprov Jabar Cari Peta Penyebaran COVID-19 dengan Tes Masif(Tangkap Layar) IDN Times/Azzis Zulkhairil

Untuk kategori B, merupakan mereka yang bekerja sebagai tenaga kesehatan di fasilitas umum seperti puskemas dan klinik. Kemudian para pekerja di mana profesi mereka mengharuskan untuk bertemu banyak orang atau melakukan interaksi sosial dengan siapapun.

"Misalnya Babinsa, Babinkamtimbas, pedagang pasar tradisional, para ulama, pejabat publik, petugas bandara, hingga petugas imigrasi. Mereka masuk kategori B yang akan menggunakan drive thru," ungkap Emil.

Kemudian untuk kategori C adalah mereka warga Jabar yang merasa sakit dan kondisinya mirip dengan terpapar virus corona. Untuk meyakinkan itu mereka bisa mencoba daftar agar mendapatkan pelayanan tes masif ini.

Baca Juga: [BREAKING] Setelah Bima Arya, Wakil Wali Kota Bandung Positif COVID-19

5. Kategori B dan C harus daftar lewat aplikasi PIKOBAR

Tiga Cara Pemprov Jabar Cari Peta Penyebaran COVID-19 dengan Tes Masif

Meski demikian, ternyata kita tidak bisa langsung datang ke tempat drive thru untuk melakukan pengetesan ini. Emil mengatakan, karena jumlah alatnya masih terbatas maka masyarakat harus mendaftar terlebih dahulu lewat aplikasi PIKOBAR.

Lewat aplikasi ini akan ada proses verifikasi. Ketika dianggap memang masuk dalam kategori ini maka akan ada surat penjadwalan untuk tes drive thru.

"Maka kita tinggal menunggu panggilan apakah hari Selasa, atau Rabu, dan sebagainya," papar Emil.

Tes ini pun akan dilakukan semaksimal mungkin dalam meminimalisir penyebaran di mana jarak kendaraan saat tes cukup jauh dan setelah tes harus langsung pulang. Hasil tes bakal dikirim secara online.

Baca Juga: Positif COVID-19, Kondisi Kesehatan Wakil Wali Kota Bandung Membaik

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya