Tes Swab Secara Masif di Pasar Tradisional Mulai dari Kabupaten Bogor
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mulai melakukan tes swab secara masif di pasar tradisional untuk pengecek ada tidaknya pedagang atau pembeli terpapar COVID-19. Hal ini dilakukan karena pasar merupakan tempat banyak masyarakat beraktivitas dalam proses jual beli.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Jabar) Berli Hamdani menuturkan, pengetesan dengan swab menggunakan alat PCR harus dijalankan karena keakuratnnya lebih bagus dibandingkan rapid test. Sejauh ini sudah ada sekitar 55.500 alat tes menggunakan swab yang akan dilakukan Pemprov Jabar.
"Kita lakukan untuk kelompok masyarakat yang masih berkumpul semisal di pasar tradisional. Untuk pertama ini kita lakukan di Kabupaten Bogor," ujar Berli dalam konferensi pers, Senin (11/5).
1. Akan berlanjut ke pasar lainnya di daerah Bodebek dan Bandung Raya
Menurut Berli, dalam waktu dekat tes swab massal juga akan dijalankan di daerah zona pembatasan sosial berskala besar (PSBB) seperti kawasan Bodebek (Bogor, Depok, dan Bekasi) yang persebarannya dari awal pandemik COVID-19 cukup besar. Setelah selesai di Bodebek, kemudian merambah lima daerah di Bandung Raya yang juga tengah menyelenggarakan PSBB.
"Kami lakukan secara bertahap tapi akan menyeluruh nantinya di seluruh daerah di Jabar," papar Berli.
2. Pembatasan aktivitas coba dioptimalkan
Sejauh ini, Pemrpov Jabar telah menerapkan PSBB untuk 27 kabupaten/kota. Harapannya terjadi penurunan aktivitas masyarakat di bawah 30 persen.
Cara ini dianggap efektif karena penyebaran virus corona bisa dipersempit pergerakannya. Termasuk dengan melarang adanya mudik dari satu daerah ke daerah lain khususnya mereka yang berangkat dari Jakarta dan sekitarnya.
"Itu kita coba kendalikan dengan PSBB ini," ungkap Berli.
3. Warga diimbau tidak nekat mudik
Meski sudah berusaha sekuat tenaga menahan warga untuk tidak mudik ke kampung halaman, Berli menyebut masih ada warga yang nekat mudik dengan berbagai cara. Dia berharap dengan adanya imbauan dari pemerintah pusat warga tidak menerobos check point untuk memaksa mudik.
Ini demi meminimalisir penyebaran kasus corona baru. Sejauh ini di Jabar hanya terdapat lima klaster penyebaran dan angka ini belum bertambah.
"Jangan sampai tren penularan dari imported case yang turun justru meningkat lagi (karena adanya pemudik)," pungkasnya.
Baca Juga: Swab Istri Penjual Es Keliling Jombang Positif COVID-19
Baca Juga: Doni Monardo: Pasien COVID-19 di RS Rujukan Pemerintah Kian Berkurang