Terseret Ombak, Wisatawan Tenggelam di Pantai Pasanggarahan 

Tetap waspada ya saat kalian bermain di pantai

Tasikmalaya, IDN Times - Seorang wisatawan yang terseret ombak saat bermain di Pantai Pasanggarahan, Kabupaten Tasikmalaya, masih belum juga ditemukan. Tim SAR yang sudah mencari sejak pagi belum melihat tanda-tanda wisatawan tersebut hingga, Sabtu(22/8/2020), siang.

"Hingga pukul 12.00 WIB hasil pencarian masih nihil, tim rehat sejenak dan pencarian akan dilanjutkan pukul 13.00 WIB" ujar Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Bandung, Supriono melalui siaran pers, Sabtu (22/8/2020).

Tim SAR Gabungan telah melakukan penyisiran dengan membagi tim menjadi 2 SRU. SRU 1 melakukan penyisiran ke arah barat sejauh 3 Km dan SRU 2 melakukan penyisiran ke arah timur sejauh 3 km.

1. Kondisi ombak yang cukup tinggi buat pencarian makin sulit

Terseret Ombak, Wisatawan Tenggelam di Pantai Pasanggarahan Petugas BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas memantau ketinggian ombak di Laut Jawa. Fariz Fardianto/IDN Times

Menurut Supriono, pencarian di kawasan pantai saat ini cukup menyulitkan. Sebab ombak di Pantai Pasanggarahan hari ini cukup tinggi sehingga membuat tim tidak bisa menurunkan perahu untuk mencari lebih lama.

"Justru dikhawatirkan akan membahayakan tim" Lanjut Supriono.

Wisatawan atas nama Iqbal sebelumnya bermain bersama temannya Muhammad Jaenal (17), Deni Nuriman (16),Anwar (16) dan Jaki (13) yang berasal dari rombongan Ponpes K.H Husen Ciamis berenang di pantai. Tiba tiba korban terseret arus sedangkan empat temannya selamat.

Menerima laporan, tim siaga SAR Khusus langsung bergerak menuju lokasi kejadian pada pukul 18.17 dan melakukan assesment dengan pihak terkait. Pukul 19.20 WIB, tim tiba di lokasi kejadian.

2. Waspadai gelombang tinggi akibat faktor astronomis perigee

Terseret Ombak, Wisatawan Tenggelam di Pantai Pasanggarahan ilustrasi korban terseret ombak, IDN Times/ istimewa

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi dan banjir pesisir atau rob di sejumlah perairan Indonesia akibat faktor astronomis perigee dimana bulan berada di titik terdekat dengan bumi.

"Faktor astronomis perigee terjadi pada tanggal 21 Agustus 2020 dan ini memberikan pengaruh dalam peningkatan ketinggian muka air laut di wilayah Indonesia," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dikutip dari Antara.

Selain akibat dari faktor astronomis tersebut, terdapat pula faktor meteorologis berupa potensi gelombang tinggi yang diprakirakan mencapai 2,0 hingga 2,5 meter di Laut Jawa dan perairan utara Jawa.

Potensi gelombang tinggi ini juga dipengaruhi oleh embusan angin timuran atau musim kemarau yang persisten mencapai kecepatan hingga 20 knot atau 37 kilometer per jam sehingga ikut berperan terhadap peningkatan kenaikan tinggi muka air laut.

3. Kondisi ini diprediksi berlangsung hingga 26 Agustus

Terseret Ombak, Wisatawan Tenggelam di Pantai Pasanggarahan Ilustrasi Ombak (IDN Times/Sunariyah)

Ia mengatakan kombinasi dari kedua faktor tersebut dapat menyebabkan banjir pesisir pada periode 21 hingga 23 Agustus 2020 di wilayah utara Jawa. Kemudian perlu pula diwaspadai kecenderungan peningkatan gelombang signifikan pada 24 hingga 26 Agustus 2020 yang berkisar 2,5 hingga 4,0 meter di perairan barat Sumatera, Laut Jawa, Laut Flores, Selat Makassar bagian selatan, perairan timur Sulawesi Tenggara, Samudra Hindia barat Sumatera hingga selatan Nusa Tenggara, Laut Banda dan Laut Arafuru.

BMKG mengimbau masyarakat terutama yang bermata pencarian dan beraktivitas di pesisir atau pelabuhan agar meningkatkan kewaspadaan dan upaya mitigasi terhadap potensi bencana rob dan gelombang tinggi.

Hal ini terutama untuk daerah-daerah pantai berelevasi rendah misalnya pesisir utara Jakarta, Pekalongan, Semarang, Demak hingga pantura Jawa Timur.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya