Terkendala Aturan, Pembebasan Lahan Waduk Kuningan Tersendat

Akan dibentuk Perpres untuk mempermudah pelepasan lahan

Bandung, IDN Times - Pemerintah pusat bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat tengah membangun tujuh waduk di sejumlah daerah. Waduk ini diharap menjadi penunjang masyarakat untuk bertani agar tidak selalu mengandalkan air ketika musim penghujan.

Namun, pembangunan ketujuh waduk bukan tanpa kendala. Salah satu yang cukup merepotkan adalah Waduk Kuningan yang ada di Kabupaten Kuningan. Sebagian masyarakat yang ada di sekitar lahan pembuatan waduk, selain ingin tanahnya di bayar mereka pun meminta daerah khusus agar dibuatkan tempat tinggal seperti yang sekarang dihuni.

Kepala Dinas Sumber Daya Alam (SDA) Pemprov Jabar Linda Al-Amin menuturkan, dengan permintaan untuk penyediaan lahan hunian baru, semestinya tidak boleh. Sebab, mereka sebenarnya sudah mendapatkan ganti untung dari lahan yang dibeli.

"Ini anggaran tidak bisa. Jadi setelah ditarik ke atas tidak mungkin jadi dibayar dua kali," ujar Linda dalam diskusi Jabar Punya Informasi (Japri), Kamis (4/4).

1. Terdapat 50 KK yang minta ganti untung ganda

Terkendala Aturan, Pembebasan Lahan Waduk Kuningan TersendatIDNTimes/Abdurrahman

Menurut Linda, jumlah masyarakat yang membuat pembebasan lahan Waduk Kuningan lambat sekitar 50 kepala keluarga (Kk). Jumlah KK ini sebenarnya sudah lebih sedikit karena sudah banyak warga yang telah dibayar dan siap meninggalkan daerah tersebut.

Meski demikian, Linda memastikan pemerintah pusat akan membuat peraturan presiden (Perpres) supaya pembebasan lahan ini bisa segera rampung. Sebab anggaran untuk pelepasan sebenarnya sudah ada dan tinggal diberikan. Namun karena tidak ada aturan yang memayungi, maka dana tersebut belum bisa disalurkan.

"Bupati Kuningan minggu lalu sudah menanyakan mau kapan, tapi ini kan butuh aturan ," papar Linda.

2. Ini progres tujuh waduk yang tengah dibangun

Terkendala Aturan, Pembebasan Lahan Waduk Kuningan Tersendatpu.go.id

1. Waduk Kuningan, Kabupaten Kuningan, memiliki luas genangan 221, 59 hektare dengan volume 25, 95 meter kubik (m3). Kontruksi telah dilakukan sejak 2013 dengan penggunaan untuk irigasi, listrik, dan pengendalian banjir.

2. Waduk Cipanas, Kabupaten Sumedang dan Indramayu, memiliki luas gendangan 1444,01 hektare dengan volume 250,81 m3. Kontruksi sudah dilakukan sejak 2016. Waduk ini bisa digunakan untuk irigasi, penyediaan air bersih, listrik, dan pengendalian banjir.

3. Waduk Sadawarna, Kabupaten Subang, Sumedang, dan Indramayu, memiliki luas gendangan 498, 42 hektare dengan volume 43,56 m3. Masih pembebasan lahan. Waduk ini bisa digunakan untuk irigasi, penyediaan air bersih, listrik, dan pengendalian banjir.

4. Waduk Leuwi Keris, Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis, memiliki luas gendangan 242,90 hektare dengan volume 45,35 m3. Kontruksi sudah dilakukan sejak 2016. Waduk ini bisa digunakan untuk irigasi, penyediaan air bersih, listrik, dan pengendalian banjir.

5. Waduk Matenggeng, Kabupaten Ciamis dan Pengandaran, sejauh ini masih dalam proses review desain.

6. Waduk Sukamahi, Kabupaten Bogor, memiliki luas gendangan 49,66 hektare dengan volume 1,38 m3. Kontruksi sudah dilakukan sejak 2018. Waduk ini bisa digunakan untuk wisata, konservasi, dan pengendalian banjir.

7. Waduk Ciawi, Kabupaten Bogor, memiliki luas gendangan 39,32 hektare dengan volume 5,03 m3. Kontruksi sudah dilakukan sejak 2016. Waduk ini bisa digunakan untuk wisata, konservasi, dan pengendalian banjir.

Baca Juga: 10 Pesona Bendungan Sawah Waikelo, Surga di Tengah Tanah Sumba

Baca Juga: Usai Banjir di Gowa, Pembangunan Bendungan Jenelata Dipercepat

3. Indek Pertanaman Jabar diharapkan naik

Terkendala Aturan, Pembebasan Lahan Waduk Kuningan TersendatIDN Times/Rehan

Sementara itu, Asisten Daerah 2 Bidang Perekonomian Jawa Barat Edi Nasution menuturkan, salah satu hasil positif dari keberadaan waduk memang untuk pertanian. Sebab irigasi yang ada sekarang kurang termaksimalkan karena aliran air yang minim.

Dengan sejumlah waduk yang dibangun pemerintah daerah dan pemerintah pusat, diharapkan indeks pertanaman provinsi bisa meningkat. "Semoga bisa mencapai dua atau dua lebih itu sudah bagus sekali," papar Edi.

Waduk, lanjut Edi, bisa menampung air hujan yang selama ini langsung turun ke kawasan perkotaan. Dengan adanya waduk maka air bisa tertampung terlebih dahulu sebelum dilepaskan ke lahan pertanian di saat musim kemarau.

"Jangan hanya tergantung musim hujan saja kan kalau menanam," papar Edi.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya