Tanpa Bantuan Pemkot, Warga Swadaya Lakukan Fogging Tangkal DBD

Jangan tunggu ada korban baru lakukan antisipasi

Bandung, IDN Times - Penyakit demam berdarah dengue (DBD) kembali menjadi persoalan serius di Indonesia. Sebab, ribuan warga terserang penyakit ini dan jumlah korban yang meninggal dunia pun mencapai puluhan. Di Jawa Barat angka kematian akibat DBD mencapai 16 orang. Ciamis menjadi daerah paling banyak dengan tiga orang meninggal.

Di Kota Bandung, berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat angka kasus ini mencapai 378 dengan pasien yang meninggal akibat DBD sudah dua orang.

Warga di RW 01 Kelurahan Padasuka berupaya mengantisipasi peningkatan warga yang terdampak bahkan meninggal dunia. Tanpa ada arahan dari pihak kelurahan, mereka justru melakukan upaya untuk menangkal bertumbuhnya nyamuk Aedes Aegypti yang dapat membawa virus dengue.

"Kemarin di daerah ini ada yang sakit demam tinggi sampai tiga hari di rawat. Kita khawatir dia kena DBD makanya kita langsung melakukan swadaya untuk melakukan fogging," ujar Ketua Rukun Warga (RW) 01 Kelurahan Padasuka, Asep Ruhiyat, ketika ikut memantau pelaksanaan fogging, Sabtu (14/3).

1. Tidak ingin warganya terserang penyakit DBD

Tanpa Bantuan Pemkot, Warga Swadaya Lakukan Fogging Tangkal DBDIDN Times/Debbie Sutrisno

Asep mengatakan, dia sudah membaca pemberita di media massa mengenai bahayanya penyakit DBD. Bahkan di sejumlah daerah di luar Jabar angka kasus ini lebih banyak dan itu mengkhawatirkan.

Dengan adanya satu warga yang terindikasi terserang DBD, warga RW 01 berkeinginan agar tidak ada lagi warga yang terdampak DBD. Maka salah satu langkah yang dilakukan adalah fogging.

"Mungkin ini bukan solusi paling jitu. Tapi kan minimal kita sudah berusaha untuk meminimalisir penyebaran nyamuk yang pembawa DBD," kata dia.

2. Setiap warga urunan untuk fogging

Tanpa Bantuan Pemkot, Warga Swadaya Lakukan Fogging Tangkal DBDIDN Times/Debbie Sutrisno

Menurut Asep, sejauh ini belum ada informasi jelas ataupun imbauan dari kelurahan setempat yang bakal melakukan fogging. Karena itu tidak ada, maka warga memilih untuk merogoh kocek sendiri demi kesehatan bersama.

Uang yang dikeluarkan warga tidak sama sesuai dengan kemampuan masing-masing. Namun, sementara anggaran yang dipakai untuk membeli bensin, obat fogging, dan dua orang petugas fogging setidaknya hampir Rp450 ribu.

"Kita sampai sekarang belum ada koordinasi dengan kelurahan. Ini inisiatif saja," paparnya.

Di RW 01 Kelurahan Padasuka warga yang tinggal mencapai 800 orang dari sektar 160 kepala keluarga (KK). Kawasan RW 01 cukup luas dan berada di sekitaran jalan Ahmad Yani. Selain rumah warga, di daerah sini juga banyak toko dan sekolahan sehingga warga yang beraktifitas setiap harianya lebih dari 800 orang.

3. Pemda diminta tidak menunggu adanya korban lagi untuk lakukan fogging

Tanpa Bantuan Pemkot, Warga Swadaya Lakukan Fogging Tangkal DBDANTARA FOTO/Kornelis Kaha

Asep pun berharap pemerintah daerah di Bandung bisa melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi penambahan kasus warga yang terserang DBD. Sebelum korban terus berjatuhan harus ada langkah antisipasi salah satunya dengan melakukan fogging.

"Jadi fogging jalankan saja. Jangan nunggu-nunggu kalau ada kejadian lagi," pungkasnya.

Baca Juga: Terserang DBD, Warga Sempat Enggan Fogging Karena Bikin Kotor

Baca Juga: Cegah DBD, Pemkot Makassar Gelar Fogging Massal

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya