Tak Efektif Atasi Macet, Rekayasa Lalin Sukajadi Bakal Dievaluasi

Solusi jangka pendek yang ternyata tidak efektif

Bandung, IDN Times - Pemerintah Kota Bandung bakal mengevaluasi rekayasa lalu lintas di kawasan Jalan Sukajadi, Cipaganti, dan Setiabudi. Musababnya, rekayasa tersebut tidak berdampak signifikan mengurai kemacetan di tiga jalan tersebut. Dari hasil pemantauan Pemkot Bandung masih ada masih ada titik kemacetan yang terjadi pascarekayasa jalan. 

Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana rekayasa jalan ini sebenarnya dilakukan untuk mengurai kemacetan di sekitar Jalan Sukajadi dan Pasteur. Sayang, setelah direkayasa lebih dari dua bulan masyarakat justru mengeluh karena kemaceten dirasa lebih panjang.

"Jadi beberapa waktu lalu Pak Wali karena mendapat banyak keluhan dari warga mengenai rekayasa lalu lintas kawasan Sukajadi. Untuk itu saya ditugaskan meminta hasil evaluasi dari Dishub," kata Yana, di Balai Kota Bandung, Selasa (8/10)

1. Rekayasa dilakukan karena kemacetan parah timbul di kawasan ini setiap akhir pekan

Tak Efektif Atasi Macet, Rekayasa Lalin Sukajadi Bakal DievaluasiIDN Times/Humas Bandung

Sejak 11 Juli 2018 lalu Pemkot bersama Polrestabes Bandung melakukan rekayasa kawasan Jalan Sukajadi, Cipaganti dan Setiabudi. Dalam rekayasa yang dilakukan itu mengubah arus jalan di Jalan Sukajadi menjadi satu arah menuju Setiabudi, Cipaganti satu arah menuju Pasteur. 

Rekayasa tersebut dilakukan demi mengurangi kemacetan yang kerap terjadi di kawasan Sukajadi terutama saat akhir pekan. Namun nampaknya rekayasa itu belum berjalan sesuai dengan harapan. 

Berdasarkan laporan yang diterima, Yana menyebut ada sejumlah titik kemacaten terutama di persimpangan jalan. Untuk itu, Pemkot Bandung bekerjasama dengan kepolisian akan mencoba mengubah alur jalan agar bisa mengurai kepadatan. 

"Salah satunya rencana contra flow di Pasteur akan diperpanjang, sampai dekat pintu masuk Bio Farma," ucapnya. 

Kemudian di Sukajadi salah satu titik kemacetan terjadi di sekitar Jalan Cemara dan Jalan Bungur. Pihaknya bersama kepolisian akan mencoba memikirkan cara terbaik agar kemacetan bisa terurai.

"Intinya tadi kita akan evaluasi," papar Yana.

2. Mempersiapkan kajian yang labih matang

Tak Efektif Atasi Macet, Rekayasa Lalin Sukajadi Bakal DievaluasiIDN Times/Debbie Sutrisno

Agar rekayasa di sekitar kawasan ini bisa berjalan sesuai harapan, Pemkot Bandung bakal meminta kajian yang lebih matang. Jangan sampai perubahan arus lalu lintas yang diterapkan tidak berdampak optimal dan justru mendapat keluhan dari masyarakat karena kemacetan malah bertambah.

"Intinya tadi evaluasi. Tapi dalam waktu dekat saya minta kajiannya lebih komplit. Kita juga belum bisa permanenkan (rekayasa jalan ini)," ujarnya.

3. Rekayasa bukan solusi jangka panjang atasi kemacetan

Tak Efektif Atasi Macet, Rekayasa Lalin Sukajadi Bakal DievaluasiIDN Times/Gregorius Aryodamar P

Pengamat Transportasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Soni S Wibowo menilai upaya Pemkot Bandung untuk mengatasi kemacetan dengan rekayasa lalu lintas tidak akan berdampak signifikan. Langkah itu hanya mengatasi kemacetan dalam jangka pendek, sedangkan program jangka panjangnya nihil.

Dengan merekayasa lalin, kemacetanan sebenarnya tidak berkurang. Melainkan hanya memmindahkan titik macet ke tempat yang lain, hal ini juga sebenarnya menambah masalah baru karena titik kemacetanan bisa jadi bertambah meski waktu yang dirasakan berkurang.

"Solusi tersebut sifatnya hanya spontan dan hanya memberikan dampak perbaikan singkat," ujar Soni.

4. Bandung perlu penataan terstruktur dalam angkutan umum

Tak Efektif Atasi Macet, Rekayasa Lalin Sukajadi Bakal DievaluasiIDN Times/Debbie Sutrisno

Soni menuturkan, hal yang harus dimulai oleh Pemkot Bandung saat ini adalah menginisiasi penataan angkutan umum secara baik. Bandung sebenarnya sudah memiliki sejumlah angkutan umum seperti bus dalam kota, bus sekolah, dan angkutan umum lainnya.

Sinergitas antara dinas perhubungan dan dinas pendidikan untuk mengoptimalkan kedua bus tersebut sebenarnya bisa dilakukan. Sehingga minimal para pelajar tidak usah bepergian menggunakan kendaraan atau diantar-jemput oleh orang tua.

"Pemkot Bandung dapat merangkul masyarakat untuk menumbuhkan budaya naik angkot (angkutan kota), naik bus, dan bersepeda ke sekolah atau ke kantor," kata Soni.

Pemkot Bandung pun harus mulai membenahi rute angkutan umum. Dampak sosial dari perubahan rute dapat dikurangi melalui dialog yg langsung ditangani oleh wali kota kepada pemangku kebijakan yang ada.
Skema subsidi angkutan umum pun harus segera dilakukan karena tidak ada angkutan umum perkotaan tanpa subsidi.

Baca Juga: Bandung Lebih Macet dari Jakarta, Polres: Ini Cambuk Buat Kami

Baca Juga: Flyover dan Rekayasa Lalin Bukan Solusi Atasi Kemacetan di Bandung

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya