Surat Suara Dikurangi, Ratusan Pasien di RSHS Gagal Memilih

KPU kurangi surat suara dari 1.000 jadi 600

Bandung, IDN Times - Ratusan pasien Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung kemungkinan tidak bisa mendapat hak untuk menentukan pilihan dalam menentukan presiden dan wakilnya serta pimpinan di dewan perwakilan rakyat (DPR/DPRD). Musababnya surat suara yang ada tidak mencukupi untuk semua karyawan RSHS dan pasien.

Ketua Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) RSHS, Ganjar, menuturrkan, dari keputusan terakhir KPU Kota Bandung surat suara yang sebelumnya diprerkirakan mencapai 1.000 dipangkas hingga menyisakan 606 surat suara. Jumlah ini sangat sedikit pada pemilu sebelumnya yakni pemilihan gubernur Jawa Barat (Jabar) surat suara yang mencapai 1.000 juga ternyata masih kurang.

"Jadi kita prioritaskan untuk karyawan terlebih dahulu," kata Ganjar ketika dihubungi, Rabu (17/4).

1. Karyawan punya A5, pasien belum tentu

Surat Suara Dikurangi, Ratusan Pasien di RSHS Gagal MemilihANTARA FOTO/Seno

Menurutnya, memprioritaskan karyawan RSHS untuk memilih dikarenakan mereka mayoritas telah memiliki formulis A5 untuk pindah tempat pemungutan suara (TPS). Berbeda halnya dengan pasien ruma sakit yang kemungkinan besar belum mempunyai A5.

Berdasarkan aturan yang berlaku, mereka yang telah memiliki A5 harus dilayani terlebih dahulu. Jika ada lebih surat suara barulah dilimpahkan kepada mereka yang belum memiliki formulir tersebut.

"Kalau pasien kan biasanya tidak ada (A5) makanya kita akan proses kemudian (untuk mencoblos)," papar Ganjar.

2. Sekitar 500 pasien tidak bisa memilih

Surat Suara Dikurangi, Ratusan Pasien di RSHS Gagal MemilihIDN Times/Rully Bunga

Dia menjelaskan, dari data yang dihimpun setidaknya terdapat 500 karyawan yang ada di RSHS. Sedangkan pasien terdapat 600 orang. Dengan surat suara yang hanya 606, KPPS akan memberikan 500 surat suara terlebih dahulu untuk keryawan. Kemudian 100 surat suara disebar ke pasien yang dianggap masih memungkinkan untuk mencoblos.

"Jadi mungkin ada 500 pasien lain yang bisa golput (golongan putih), ujarnya.

Menurut Ganjar, selain pasien ada juga kemungkinan karyawan RSHS yang masuk dalam golput. Mereka sebenarnya mendapatkan akses untuk mencoblos di TPS sekitar RSHS karena sedang sekolah di luar lingkungan rumah sakit. Namun, pihak TPS yang bersangkutan justru menyuruh para karyawan ini memilih di TPS RSHS yang surat suaranya sudah jelas kurang.

3. Datang dari pintu ke pintu

Surat Suara Dikurangi, Ratusan Pasien di RSHS Gagal Memilih(Ani Yudhoyono ketika menggunakan hak pilihnya di rumah sakit NHU) www.instagram.com/@aniyudhoyono

mekanisme pemilihan pasien yang berhak mencoblos, Ganjar mengaku memilih secara acak. Kemudian menawarkan kepada pasien. Pasien yang bisa mencoblos adalah yang membawa KTP elektronik.

“Jadi sistemnya kami datangi ke ruangan, door to door, menawarkan ke pasien. Prioritasnya, adalah pasien yang keadaannya baik. Seperti di ruang rawat inap yang penyakit tidak berat. Kalau agak berat tidak kami prioritaskan dulu,” imbuh dia.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya