Suplai Minyak Goreng Curah Minim, Penerapan HET Sulit Dilakukan 

Pedagang sudah tidak mendapat suplai dari minggu lalu

Bandung, IDN Times - Dewan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Jawa Barat melakukan pendataan ke sejumlah pasar. Hasilnya, suplai minyak goreng curah yang sebelumnya lancar sekarang justru hilang di pasaran. Hanya ada beberapa pedagang yang bisa mendapat suplai, sedangkan mayoritas pedagang minyak goreng curah di pasar kosong karena tidak ada pasokan dari distributor.

"Informasi ini kami dapat dari sejumlah APPSI di kabupaten/kota. Mereka menyebut per Senin (21/3/2022) memang sulit mendapat suplai minyak goreng curah dari distributor besar," kata Ketua APPSI Jabar Nandang Sudrajat, Selasa (22/3/2022).

Minimnya suplai minyak goreng curah tersebut akan berdampak pada banyak hal, salah satunya penyesuaian harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah Rp14 ribu per liter.

1. Banyak faktor yang membuat HET minyak goreng curah sulit terwujud

Suplai Minyak Goreng Curah Minim, Penerapan HET Sulit Dilakukan Minyak Goreng Curah. (IDN Times/Adeng Bustomi)

Nandang menyebut bahwa faktor hal yang membuat keinginan pemerintah menerapkan HET minyak goreng curah di angka Rp14 ribu sulit terwujud. Susut distribusi dari pabrik ke pasar salah satunya bisa membuat HET tidak terjadi,

Dia mencontohkan, ketika ada pembongkaran minyak curah yang di lakukan di Jawa Bawat yang dilakukan melalui jalur distribusi APPSI terdapat petugas yang bekerja mencapai enam orang untuk mendistribusikan minyak ke jirigen milik pedagang eceran.

Kemudian ada faktor pengemasan yang harus dilakukan dengan memindahkan minyak dari jirigen ke plastik baik untuk dijual seperempat kilogram (kg) atau satu kilogram.

"Ada juga faktor kontinyuitas pasokan. Pemerintah juga harus memastikan berapa jumlah minyak goreng yang disuplai ke pasar apakah sesuai dengan kebutuhan pedagang dan konsumen atau justru masih lebih sedikit," kata dia.

Menurutnya, selama operasi pasar pasokan yang diberi tidak sesuai dengan kebutuhan. Ketika pasar butuh pasokan sehari sekali, tapi minyak hanya datang seminggu sekali. Kalau seperti ini pedagang akan mengambil barang dari sumber lain yang kualitasnya di bawah dengan harga tinggi.

2. Pasokan dan data pola konsumsi harus benar jika ingin HET tercapai

Suplai Minyak Goreng Curah Minim, Penerapan HET Sulit Dilakukan Pedagang menunjukkan minyak goreng curah di Pasar Agung, Depok, Jawa Barat, Rabu (8/12/2021). (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)

Untuk menstabilkan harga, lanjut Nandang, pemerintah harus terlebih dulu menstabilkan pasokan minyak goreng curah dengan tepat waktu, tempat jumlah, dan tepat tempat. Kemudian data pola konsumsi masyarakat termasuk para IKM dan UMKM harus diperbaiki. Karena banyak pelaku usaha yang membutuhkan pasokan minyak.

"Kesinambungan pasokan harus diperbaiki. Jangan sampai ada kendala keterbatasan armana tanki pemasok," kata dia.

Di sisi lain, pemerintah harus berani menetapkan hak angka keekonomian (HAK) yaitu merubah nilai HET yang disesuaikan dengan kondisi aktual lapangan sebagai basis perhitungan HET.

3. Pedagang di Bandung sudah seminggu sulit dapat suplai

Suplai Minyak Goreng Curah Minim, Penerapan HET Sulit Dilakukan Pedagang di Pasar Kosambi memasang tulisan minyak goreng kosong di depan tokonya. IDN Times/Debbie Sutrisno

Hilangnya minyak goreng curah dari distributor pabrik juga dirasakan Cecep. Salah satu pedagang di sekitar Pasar Kosambi ini mengatakan bahwa sejak aturan HET dihilangkan suplai minyak goreng curah dari pabrik justru tidak ada.

"Sudah seminggu tidak ada stok dari seminggu ke belakang. Kita cari barangnya ke distributor besar di sekitar Bandung juga ga ada," ujar Cecep saat ditemui, Senin (21/3/2022).

Cecep menuturkan, ketika stok minyak goreng kemasan sulit didapat, minyak goreng curah masih bisa dibeli di distributor. Bahkan dua hingga tiga hari sekali suplainya sudah ada.

Toko milik Cecep sendiri biasanya menyiapkan 14 drum dengan kapasitas masing-masing mencapai 180 kilogram (kg). Stok ini bisa dibeli oleh masyarakat dengan harga Rp18 ribu per kg baik oleh pedagang eceran maupun konsumen langsung.

"Sekarang pas minyak goreng kemasan ada dan mahal, minyak goreng curah malah susah. Kasian orang yang mau jualan lagi atau pedagang kaya tukang gorengan jadi mahal pas butuh minyak murah," ujarnya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya