Seorang Jurnalis Tes Swap Setelah Wawali Bandung Positif COVID-19

Kalau merasa sempat kontak dengan pasien lebih baik periksa

Bandung, IDN Times - Pernyataan Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana yang menyampaikan dirinya positif terpapar virus corona baru (COVID-19) membuat geger sejumlah jurnalis yang biasa meliput di Balai Kota. Mereka riskan ikut terpapar virus ini.

Salah satu jurnalis yang dalam sepekan terakhir pernah ikut melakukan peliputan Yana Mulyana langsung melakukan tes pengambilan sample swap di Laboratorium Kesehatan (Labkes) milik Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat. Tes ini dilakukan setelah mengikuti wawancara oleh petugas di tempat tersebut.

Dia menuturkan sepekan ke belakang sudah merasa tidak enak badan seperti sesak, demam, dan batuk ringan. Sempat berobat ke klinik kesehatan, dokter mendiagnosanya karena persoalan asam lambung.

Namun, ketika pemberitaan di media massa memastikan Yana Mulyana positif corona, Kansa mulai was-was. Mendapat informasi ada pengecekan di Labkesda Jabar terkait penyakit ini, dia pun meluncur ke sana dan berusaha mengikuti pengecekan sample swap.

1. Dapat info dari sang ibu

Seorang Jurnalis Tes Swap Setelah Wawali Bandung Positif COVID-19Dok.IDN Times/Istimewa

Kansa mengatakan, awalnya dia tidak tahu akan ada wawancara oleh Labkesda Jabar terkait penyebaran virus corona. Namun, Sang Ibu yang bekerja di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memberi info bahwa petugas Labkesda akan menggunakan ruangan BKKBN yang ada di seberang Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) di sekitar Jalan Pasteur.

Mengetahui info ini, Kansa tak ragu berangkat ke gedung yang memang dekat dengan kantor Labkesda Jabar tersebut. Dia datang ke ruangan sekitar pukul 08.00 WIB.

Sejumlah kursi dan beberapa meja memang sudah tampak di salah satu ruangan BKKBN. Bahkan beberapa tulisan pun menunjukkan bawa ruangan ini memang akan dipakai pihak Labkesda Jabar.

"Sampai jam 09.00 WIB belum ada yang datang. Baru setengah jam setelah itu ada satu petugas yang datang dan mulai memberikan penjelasan mengenai penggunaan ruangan ini. Saya dan sekitar enam orang pakai masker semua," ujar Kansa kepada IDN Times, Selasa (24/3).

2. Warga yang datang ada yang memang kontak langsung dan dapat info dari orang lain

Seorang Jurnalis Tes Swap Setelah Wawali Bandung Positif COVID-19Dok.IDN Times/Istimewa

Kansa pun coba bertanya kepada beberapa warga yang ada di ruangan dengannya. Salah satu warga menyebut datang ke sini karena memang sudah dapat informasi awal. Dia juga pernah melakukan kontak dengan salah satu ASN di Pemprov Jabar sehingga penasaran dan ingin memeriksakan diri.

Selain itu ada juga satu warga dari Jakarta yang sedang berada di Bandung. Dia sebenarnya sudah melakukan sejumlah tes dan hasilnya negatif. Namun, karena tidak ingin percaya sepenuhnya kemudian ingin mencoba tes di Labkesda Jabar.

"Memang ada yang tahu dari orang Dinkes ada juga yang tahu dari pegawai sekitar BKKBN," ujar Kansa.

3. Petugas terlihat kurang siap

Seorang Jurnalis Tes Swap Setelah Wawali Bandung Positif COVID-19Dok.IDN Times/Istimewa

Dari perbicangan yang dilakukan sejumlah warga di ruangan dengan satu petugas, Kansa menilai petugas yang bersangkutan kurang siap menerima keluhan. Bahkan awalnya petugas hanya ingin memberi tahu mengenai tata cara mengantisipasi penyebaran virus corona dan meminta warga untuk tidak banyak beraktivitas di luar ruangan.

Namun, setelah didesak untuk melakukan wawancara, barulah dia memberikan waktu. Tanpa persiapan administrasi yang lengkap, dan hanya membawa satu buah buku kecil, petugas itu langsung berinteraksi dengan warga yang sudah lama menunggu di ruangan.

"Pas aku bilang sakit ini itu, kemudian bilang berinteraksi dengan Yana baru dia menuliskan rujukan dalam satu lembar kertas di buku dan merobeknya. Dia bilang agar dibawa ke Labkesda untuk diperiksa petugas di sana," papar Kansa.

4. Pengambilan sample swab dilakukan dalam hitungan menit

Seorang Jurnalis Tes Swap Setelah Wawali Bandung Positif COVID-19Dok.IDN Times/Istimewa

Setelah mendapat kertas rujukan dari petugas di BKKBN, Kansa kemudian menuju gedung Labkesda. Informasi tentang pengambilan sample swap sangat terbatas sehingga dia harus bertanya kepada beberapa petugas di sana untuk kemudian baru diarahkan naik ke lantai dua

Di lantai ini lah baru ada ruangan di mana sejumlah petugas sudah bersiap. Dari penglihatannya ada lima orang petugas di mana tiga orang menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap, dan dua orang tidak karena hanya bertugas membawa sample ke laboratorium.

Setelah didata kembali, satu per satu warga yang ada di ruangan langsung dites. Pengambilan sample swap dilakukan oleh petugas di bagian tenggorokan dan satu di lubang hidung.

"Rasanya kaya dicolok cotton bud. Agak sakit kaya mau muntah kalau di tenggorokan. Nah yang hidung itu dimasukkan terus diputar-putar. Air mata saya ampe keluar," ungkapnya.

Pengambilan sample pun tak lama hanya sekitar 5-10 menit saja. Setelah itu semuanya diminta pulang untuk beristirahat.

5. Jika positif petugas akan memberi kabar

Seorang Jurnalis Tes Swap Setelah Wawali Bandung Positif COVID-19pexels.com/cottonbro

Kansa pun sempat menanyakan perihal hasil dari sample swapnya seperti apa. Menurutnya, petugas Labkesda hanya memastikan akan memberi info kalau memang hasilnya positif. Namun ketika hasilnya negatif petugas tidak memastikan bakal mengabari atau tidak.

"Katanya sih kemungkinan keluar hasilnya sekitar dua hari setelah pengambilan sample," pungkas Kansa.

Baca Juga: Sulitnya Daftar Tes Masif COVID-19 di Jabar Lewat Aplikasi PIKOBAR

Baca Juga: Terima 100.000 Alat Rapid Test, Anies: Bukan untuk Tes Massal

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya