RSHS Bandung Akui Ada Penumpukan Jenazah COVID-19

Pemulasaran di RSHS antre akibat banyaknya pasien meninggal

Bandung, IDN Times - Beredar informasi di media sosial mengenai antrean pemulasaran ataun pengurusan jenazah pasien COVID-19 di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Salah satunya yang ramai di Twitter, di mana akun @Kang_Opee yang menyebut bahwa salah satu kerabatnya yang meninggal di RSHS karena COVID-19 harus menunggu lama untuk pemulasaran.

Menanggapi hal ini, Direktur Utama RSHS Irayanti mengatakan informasi yang beredar mengenai kepadatan kamar jenazah di RSHS pada 12 Juli dan 13 Juli 2021 memang benar adanya. Kepadatan ini terjadi karena ada peningkatan pasien yang meninggal di RSHS.

"Terjadinya peningkatan kunjungan di IGD (instalasi gawat darurat) dan kondisi pasien berat dan kritis memiliki kecenderungan perbutukan yang cepat yang dapat jatuh pada kematian," ujar Irayanti, Rabu (14/7/2021).

1. Banyak pasien dengan gejala berat dilarikan ke RSHS

RSHS Bandung Akui Ada Penumpukan Jenazah COVID-19Ilustrasi seorang pasien COVID-19. (ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica)

Iriyanti menuturkan, RSHS merupakan Rumah Sakit Rujukan COVID-19 dengan permintaan tertinggi di Jawa Barat untuk pasien dengan kondisi berat dan kritis. Yang menjadi kendala adalah pasien datang dengan penurunan kadar oksigen yang berat tanpa rujukan.

Padahal rumah sakit memiliki sistem rujukan yang terintegrasi. Harapannya ketika pasien datang ke RSHS dapat diketahui terlebih dahulu kondisinya sehingga persiapan ruangan ataupun dukungan lainnya dapat disiapkan.

Karena pasien yang datang memiliki gejala amat berat, alhasil tingkat kematian pun lebih tinggi ketika sampai di RSHS. "Sama halnya dengan mortalitas (tingkat kematian) pasien COVID-19 tingkat nasional, tingkat mortalitas pasien COVID-19 di RSHS-pun meningkat," paparnya.

2. Protokol pemulasaran jenazah butuh waktu lebih lama

RSHS Bandung Akui Ada Penumpukan Jenazah COVID-19Ilustrasi. Petugas pemulasaran jenazah pasien Covid-19 RSUD RAPB PPU (IDN Times/Istimewa)

Banyaknya pasien yang bergejala parah, lanjut Iriyanti, menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah jenazah di kamar jenazah RSHS. Apalagi jika meninggalnya dalam waktu yang berdekatan, ditambah protokol tata laksana jenazah COVID-19 yang lebih panjang, sehingga membutuhkan waktu yang cukup panjang.

"Hal itu yang menyebabkan antrean pelayanan yang lebih panjang pada tanggal 12-13 Juli 2021. Namun hari ini sudah dapat tertangani," katanya.

3. Kenaikan jumlah jenazah terjadi dalam dua bulan terakhir

RSHS Bandung Akui Ada Penumpukan Jenazah COVID-19Pemakaman jenazah di TPU Cikadut, Bandung. IDN Times/Debbie Sutrisno

Iriyanti menyebut, peningkatan pasien meninggal di kamar jenazah memang terlihat sangat signifikan pada bulan Juni dan Juli. Sebagai antisipasi untuk menghindari kejadian serupa, manajemen sudah menyiapkan skenario sehinga pelayanan di kamar jenazah tetap lancar.

"Kami juga sudah menambah jumlah SDM di bagian pemulasaran jenazah untuk mengantisipasi kejadian ini kembali," pungkasnya.

Baca Juga: Ini yang Harus Dilakukan Bila Ada Keluarga Meninggal Saat Isoman

Baca Juga: Indonesia Pegang Rekor Kasus Kematian Harian Tertinggi di Dunia

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya