Ridwan Kamil Geram Pendataan Rapid Test COVID-19 di Daerah Lambat

Kalau lama penyebaran virus makin sulit dibendung

Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil melakukan rapat koordinasi gugus tugas COVID-19. Dari rapat ini, dia meminta pemerintah daerah (pemda) agar segera menyelesaikan pendataan rapid test (tes cepat) terkait penyebaran virus ini.

Berdasarkan data yang dimiliki Emil, jumlah alat rapid tes yang dikirim ke daerah mencapai 60 ribu lebih. Namun, data yang masuk masih sedikit angkanya.

"Tadi ada laporan dan yang belum masuk (data rapid test) 50 ribuan. Ini ke mana," ujar Emil, Senin (6/4).

1. Pemda segera cek dinas kesehatan terkait

Ridwan Kamil Geram Pendataan Rapid Test COVID-19 di Daerah LambatDok.IDN Times/Istimewa

Dia pun meminta kepala daerah segera mengecek ke dinas kesehatan (dinkes) masing-masing agar data rapid test bisa segera masuk ke Dinkes Jabar. Semakin cepat data yang masuk maka Pemprov Jabar pemetaan penyebaran virus ini akan lebih cepat pula.

"Kan dengan keberhasilan kita melakukan rapid test masif, kita menemukan pola baru. Di antaranya virus ini beredar di sekolah berasrama yang dikelola oleh lembaga kenegaraan," paparnya.

2. Hasil rapid test sementara ada 667 orang terindikasi positif setelah jalani rapid test

Ridwan Kamil Geram Pendataan Rapid Test COVID-19 di Daerah LambatPetugas mengecek proses swab test yang baru dilakukan dari seorang tenaga medis. (IDN Times/Candra Irawan)

Emil menuturkan, dari sekitar 61 ribu alat rapid test yang disebar ke seluruh daerah, dia telah menerima sekitar 15 ribu laporan. Laporan itu menunjukkan adanya ratusan warga yang terindikasi positif virus corona alias COVID-19. Pemprov Jabar mencatat adanya 677 orang dinyatakan positif ini.

Namun demikian, Pemprov Jabar bakal melakukan tes ulang menggunakan metode molekuler alias Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk memastikan kebenaran hasil rapid test.

Emil menyebutkan, Kota Sukabumi menjadi wilayah dengan jumlah warga terbanyak yang diindikasi terpapar oleh COVID-19. Jumlah terbanyak kedua yakni di Kota Bandung yang didominasi oleh pasien penyebaran klaster Lembang.

"Dari 677 itu paling besar terindikasi positif RDT atau belum confirm PCR itu 310 orang ada di kota Sukabumi di institusi kenegaraan. Kemudian terbesar kedua 226 indikasi positif di Kota Bandung," kata Emil.

3. Ada 4 lembaga pendidikan kenegaraan yang disinyalir menjadi tempat penyebaran virus

Ridwan Kamil Geram Pendataan Rapid Test COVID-19 di Daerah Lambat(Tes COVID-19 dengan sistem drive thru di Kota Bogor) www.instagram.com/@ridwankamil

Berdasarkan pengecekan awal dan tes yang dilakukan, Pemprov Jabar mendapati ada empat institusi kenegaraan yang terindikasi menjadi tempat penyebaran virus ini dan akan banyak mereka yang tinggal di asrama positif COVID-19.

Hal ini disampaikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat melakukan konferensi pers di Gedung Pakuan, Jumat (3/4) sore. "Ini harus dites (swab) lebih lanjut. Saya mengimbau pemerintah pusat yang memiliki lembaga pendidikan di Jabar akan berkoodinasi untuk lakukan pengetesan," ujar Ridwan Kamil.

Emil menuturkan, empat institusi kenegaraan ini mirip dengan yang terjadi di Sukabumiterpapar virus tersebut. Menurutnya, mereka yang terpapar adalah yang tinggal di asarama atau berada di lingkungan tersebut. Namun Emil belum bisa memaparkan lembaga mana saja yang kemungkinan menjadi tempat penyebaran virus tersebut.

"Dari empat lembaga kenegaraan pola hubungannya pengetesan akan dilakukan internal, alat rapid test akan diberikan dari kami," ujarnya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya