Gubernur Ridwan Kamil Dukung Pengadaan Vaksinasi Mandiri

Makin banyak divaksin makin cepat herd immunity

Bandung, IDN Times - Pelaku usaha Indonesia berencana melakukan vaksinasi secara mandiri. Artinya, pekerja di sebuah perusahaan akan divaksin tanpa menunggu antrean panggilan dari pemerintah.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendukung langkah pelaku usaha dalam vaksinasi mandiri. Cara ini diyakini bisa mempercepat kekebalan komunitas atau herd immunity terhadap COVID-19.

"Kalau tanpa percepatan akan susah mencapai 70 persen dalam herd immunity. Kalaupun tercapai pasti akan lebih lama," ujar Emil, sapaan akrabnya, Selasa (2/3/2021).

1. Tetap ikuti regulasi dari pemerintah pusat

Gubernur Ridwan Kamil Dukung Pengadaan Vaksinasi MandiriVaksinasi lansia di Kota Solo. IDN Times/Larasati Rey

Meski demikian, pelaku usaha yang akan menjalankan vaksinasi mandiri tetap harus mengikuti regulasi pemerintah pusat. Jangan sampai vaksinasi tersebut justru menggangu vaksinasi yang tengah dilakukan secara massal.

"Kalau swasta mau membayarkan karyawan ini akan mempercepat herd immunity," papar Emil.

2. BUMN farmasi sudah siapkan vaksin yang akan digunakan

Gubernur Ridwan Kamil Dukung Pengadaan Vaksinasi MandiriMenristek Bambang Brodjonegoro bersama Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, pada 29 Juli 2020. ANTARA FOTO/Novrian Arbi

Dua perusahaan BUMN Farmasi, Bio Farma dan Kimia Farma akan mendatangkan dua jenis vaksin COVID-19, untuk keperluan vaksinasi yang diperuntukan bagi para buruh dan karyawan swasta. Vaksin ini diberikan secara gratis dari masing- masing perusahaan tempat mereka bekerja.

Dengan adanya program ini diharapkan akan mempercepat program vaksinasi agar kekebalan kelompok atau herd immunity dapat segera tercapai. Dan yang terpenting, vaksinasi GR ini harus digelar tanpa mengganggu jalannya vaksinasi gratis yang sedang dijalankan oleh pemerintah.

Juru Bicara Bio Farma, Bambang Heriyanto mengatakan, kedua jenis vaksin yang akan didatangkan oleh Bio Farma dan Kimia Farma masing-masing ialah Moderna dengan platform m-RNA dan Sinopharm dengan platform inactivated.

"Saat ini Holding BUMN Farmasi sudah mulai menjajaki dan melakukan pembicaraan supply vaksin COVID-19 khusus untuk program vaksinasi gotong royong yaitu dengan Sinopharm dari Beijing China dengan platform in-activated, dan Moderna dari Amerika dengan platform mRNA," kata Bambang Heriyanto, melalui siaran pers, Minggu (28/2/2021).

"Pengadaan vaksin dari Sinopharm rencananya akan dilakukan oleh anak perusahaan Holding Farmasi, PT Kimia Farma Tbk sedangkan Moderna, pengadaannya akan dilakukan oleh Induk Holding BUMN Farmasi, Bio Farma", ujarnya.

3. Vaksin yang didatangkan berbeda dengan yang sudah disiapkan pemerintah

Gubernur Ridwan Kamil Dukung Pengadaan Vaksinasi MandiriPenyuntikan dosis kedua vaksin COVID-19 buatan sinovac beberapa waktu lalu, Rabu (17/2/2021) (IDNTimes)

Bambang menambahkan, peraturan vaksinasi gotong royong ini sudah tertuang dalam Permenkes Nomor 10 tahun 2021, dengan jenis vaksin COVID-19 yang berbeda dengan jenis vaksin yang digunakan untuk vaksinasi program pemerintah.

"Dengan demikian, vaksin untuk gotong royong tidak akan menggunakan vaksin yang sama yang digunakan untuk program pemerintah," ujar Bambang.

Sama dengan jenis vaksin untuk pemerintah, vaksin COVID-19 Gotong Royong pun tetap harus mendapat persetujuan penggunaan pada masa darurat (emergency use authorization), atau penerbitan nomor izin edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Baca Juga: [CEK FAKTA] Vaksinasi COVID-19 untuk Jomblo pada Maret

Baca Juga: Fakta soal Vaksin Nusantara, Diinisiasi Terawan dan Ditolak Para Ahli

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya