Ribuan Hektare Lahan Pertanian di Jabar Kering, Emil Pantau Irigasi

Warga dipersilakan melapor jika terdampak kekeringan

Bandung, IDN Times - Musim kemarau yang melanda sebagaian wilayah Indonesia mulai berdampak di Jawa Barat. Ribuan hektare lahan pertanian mengalami kekeringan akibat sumber air irigasi surut.

Kendati demikian, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah berkoordinasi dengan pengelola bendungan dan irigasi untuk memastikan dan menjaga pengairan kepada masyarakat tidak terganggu.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, Pemprov Jabar akan terus memantau kondisi kekeringan yang mulai melanda sebagian wilayah di Jabar. Pemantauan termasuk kondisi air di Waduk Jatiluhur dan Cirata di Kabupaten Purwakarta.

"Saya pantau untuk memastikan suplai air, irigasi berfungsi baik," ujar Ridwan Kamil d8 Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (26/6).

1. Warga harus ikut menghemat penggunaan air

Ribuan Hektare Lahan Pertanian di Jabar Kering, Emil Pantau Irigasipixabay

Emil, sapaan akrabnya, mengakui terkait bencana kekeringan sudah mulai melanda sebagian wioayah Jabar. Hal itu berdasarkan laporan terkait daerah yang debit air di irigasi mulai berkurang. Salah satunya terdapat di Kawarang dan beberapa daerah di Jawa Barat bagian utara.

Untuk mengantisipasi debit air tidak terus berkurang baik yang digunakan sebagai irigasi maupun pribadi, Emil mengimbau agar masyarakat bisa menghemat penggunaan air sehingga cadangan yang ada tidak terus tergerus.

2. Indramyu daerah paling parah terkena kekeringan

Ribuan Hektare Lahan Pertanian di Jabar Kering, Emil Pantau IrigasiIDN Times/Debbie Sutrisno

Sebelumnya, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jawa Barat Hendi Jatnika, sebanyak 8.644 hektare lahan pertanian di Jawa Barat mengalami kekeringan pada musim kemarau pada 2019.

Berdasarkan pantauan, daerah yang paling terdampak berada di utara seperti Majalengka, Indramayu, dan Cirebon yang banyak lahan pertanian padi. Dari jumlah tersebut, Kabupaten Indramayu menjadi yang paling parah karena terdapat 1.456 hektare yang sudah tidak menerima pasokan air.

"Kedua Majalengka (1.266 hektare) dan Cirebon (811 hektare)," kata Hendi.

Selain ketiga daerah ini kabupaten/kota yang lain juga diperkirakan mengalami kekeringan. Lahan pertanian akan menjadi paling terdampak karena memerlukan pasokan air cukup banyak. Terlebih hujan sudah tidak turun selama 20 hari terakhir.

Selain karena minimnya pasokan air, menurut Hendi, kekeringan di lahan pertanian pun terjadi karena ketidaktahuan petani dalam melakukan penanaman. Semestinya, usai musim panen terakhir pada Februari-Maret, lahan ditanami palawija karena akan memasuki musim kemarau.

3. Belum ada warga yang laporkan kekurangan air untuk perumahan

Ribuan Hektare Lahan Pertanian di Jabar Kering, Emil Pantau IrigasiANTARA FOTO/Jojon

Sementara itu, Kepala Pusdalop Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat Budi Budiman mengatakan, sejauh ini belum ada pemukiman warga yang terdampak kekeringan dari musim kemarau. Jika ada warga yang daerah rumahnya mengalami kesulitan air biasanya akan ada laporan.

"Di saat kekeringan, kami bertugas menyiapkan air untuk kebutuhan warga. Saat ini belum ada laporan warga kekeringan," katanya.

Baca Juga: Dilanda Kekeringan, Belasan Ribu Warga Minta Pasokan Air Bersih

Baca Juga: Suhu Dingin Saat Musim Kemarau, Ini Dampak yang Perlu Diwaspadai

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya