Rektor dan Fakultas Berseteru, Mahasiswa SBM ITB Dirugikan

Sudah bayar mahal, kampus malah gak gelar kuliah

Bandung, IDN Times - SBM ITB akan menghentikan sementara perkuliahan secara luring dan daring. Mahasiswa nantinya hanya mendapat data pembelajaran dari dosen untuk kemudian dipelajari secara mandiri.

Hal ini terjadi dikarenakan kisruh antara forum dosen SBM ITB dengan rektorat ITB. Tidak adanya proses belajar pun dikarenakan kebijakan Rektor ITB saat ini tidak memungkinkan SBM ITB untuk beroperasi melayani mahasiswa sesuai standar internasional yang selama ini diterapkan.

Salah satu mahasiswa SMB ITB, Salman Al Farizi mengaku kecewa dengan kondisi ini. Pembelajaran secara mandiri dirasa kurang memberikan dampak signifikan pada dia dan mahasiswa lain.

"Semester ini beberapa hal yang tidak maksimal padahal kita sudah bayar besar. Tapi manfaatnya gimana gitu," ujar Salman ketika dihubungi, Rabu (9/3/2022) malam.

1. Dosen hanya berikan materi lewat email dan pesan dari ponsel

Rektor dan Fakultas Berseteru, Mahasiswa SBM ITB DirugikanPixabay

Mahasiswa Jurusan Manajemen angkatan 2019 ini mengatakan, persoalan antara dosen di SBM ITB dan rektorat memang sudah berlangsung dari akhir tahun 2021. Sempat melandai, persoalan ini kemudian ramai kembali dan puncaknya pada 8 Maret ada pemberitahuan dari prodi bahwa kuliah tidak akan seperti biasanya.

Kondisi ini membuat dosen hanya memberikan pembelajaran melalui email atau pesan singkat dari ponsel. Satu hal yang dikhawatirkan Salman adalah ketika dia harus bimbingan demi menyelesaikan perkuliahan. Sistem bimbingan jadi tidak jelas dan sidang pun menjadi tidak wajib bagi dosen.

"Saya kan semester akhir ini, jadi bingung biasa bimbingan ada tatap muka sekarang jadi hanya meeting (online) semua dan di jam kerja saja. Saat sidang juga katanya jadi tidak wajib untuk dosen, hanya yang mau saja kalau mau ikut," ujarnya.

2. Sudah dapat informasi penghentian dari jauh hari

Rektor dan Fakultas Berseteru, Mahasiswa SBM ITB Dirugikansbm.itb

Menurutnya, masalah pembelajaran yang dilakukan secara mandiri sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Sebab dosen pembimbing Salman sudah mengatakan kemungkinan ini terjadi beberapa waktu lalu.

Meski demikian, dia menyebut bahwa sederet dosen masih tetap akan mengajar walaupun sistemnya berbeda. Artinya dosen lebih banyak memberikan materi saja tanpa ada pembelajaran baik luring atau daring.

"Jadi kita memang sudah dikasih tahu dulu. Agak dilema juga ya mungkin ini jalan terakhir untuk dapat atensi dari rektorat," kata Salman.

3. Mahasiswa berharap kisruh segera selesai

Rektor dan Fakultas Berseteru, Mahasiswa SBM ITB Dirugikan(Ilustrasi gedung ITB) www.itb.ac.id

Ilham, mahasiswa SBM ITB lainnya, juga merasa dirugikan dengan adanya kisruh SBM ITB dan direktorat. Dia yang sekarang sedang menggelar bimbingan takut perkuliahan di kampus SBM nantinya tidak sesuai dengan kompetensi dasar.

"Jelas dirugikan karena kita mahasiswa gak tahu nasib ke depannya bagaimana. Misal saat bimbingan atau setelah kelulusan ini nanti malah gantung buat mahasiswa SBM," kata dia.

Saat ini Ilham sedang menuntaskan kuliahnya dari Austria sembari melakukan bimbingan. Belajar di luar negeri membuatnya belum tahu harus berbuat apa dengan kondisi di SBM ITB sekarang.

Meski demikian, dia sangat berharap perkuliahan di SBM bisa kembali normal agar Ilham bisa mendapat pelajaran secara maksimal dari para dosen.

"Karena kalau yang saya tahu dan dapat informasi, belajar tidak berhenti total, tapi lebih ke belajar secara mandiri. Sejauh ini bimbingan tetap jalan cuman metodenya sekarang lebih banyak lewat WA (WhatsApp), padahal bisanya suka ada meeting (pertemuan online)," kata ilham.

Baca Juga: Forum Dosen SBM ITB Buat Petisi Berhentikan Wakil Rektor ITB 

Baca Juga: Pimpinan ITB Irit Bicara Perihal Berhentinya Perkuliahan di Kampus SBM

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya