Ratusan Guru di Jabar Rela Mengajar hingga Pelosok Hutan

Para guru ini dibeli Tak Bakti yang berisi alat kesehatan

Bandung, IDN Times - Dinas Pendidikan Jawa Barat membekali Tas Bakti kepada setiap guru yang mengajar secara tatap muka di daerah pedalaman. Mereka mengajar secara langsung dari rumah ke rumah karena siswa di pedalaman hutan kesulitan sinyal internet.

Kepala Dinas Pendidikan Jabar Dedi Supandi menuturkan, secara daring memang merupakan sebuah tantangan berat bagi semua pihak di dunia pendidikan. Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov) pun menyadari pembelajaran daring ini mempunyai kelemahan, terutama di kawasan yang tidak terlayani jaringan internet. Tidak semua pembelajaran, katanya, bisa dilakukan dengan daring, terutama bagi pelajar SMK yang memiliki mata pelajaran praktek.

Saat ini ada sekitar 1.200 desa hutan yang kesulitan akses sinyal internet. Kondisi ini membuat banyak siswa yang tinggal di pedesaan tersebut sulit ketika ingin melakukan pembelajar secara daring (online).

"Kita ingin memberikan apresiasi untuk guru yang mengajar secara langsung ke pelosok daerah. Melalui program Tak Bakti Untuk Guru Kunjung, setiap guru tersebut akan mendapat bantuan produk sepeti masker dan hand santizer (penyanitasi tangan)," ujar Dedi dalam konferensi pers secara daring, Sabtu (19/12/2020).

Selai itu, tas ini juga bisa diubah bentuk menjadi meja dan papan tulis sehingga bermanfaat ketika guru mengajar di rumah siswa.

1. Total 300 tas akan dibagikan kepada para guru

Ratusan Guru di Jabar Rela Mengajar hingga Pelosok HutanDok.IDN Times/Istimewa

Untuk tahap pertama akan dibagikan 300 Tas Bakti. Sedangkan penyerahan tas saat ini sudah mencapai 150 buah.

Tas Bakti ini merupakan produk yang dihasilkan dari desainer Institut Teknologi Bandung (ITB). Untuk isinya di mana ada masker, diproduksi secara lokal oleh siswa dari SMK 9 Bandung. Sedangkan penyanitasi tangah dibuat siswa SMK 5 Bandung.

"Ada kearifan lokal terdapat dalam satu tas ini. Gotong Royong dalam pembuatan tas ini memperlihatkan kerja sama kita untuk membangun dunia pendidikan," ungkap Dedi.

2. Guru yang mengajar tatap muka harus terapkan protokol kesehatan

Ratusan Guru di Jabar Rela Mengajar hingga Pelosok HutanIlustrasi siswa sekolah dasar belajar online (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Sementara itu, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil mengapresiasi program tas bakti untuk kunjung guru ini. Para guru akan melakukan belajar tatap muka dengan siswanya sesuai dengan protokol kesehatan dan menggunakan alat pelinudng diri.

Pada masa adapatasi kebiasaan baru (AKB), Emil mengigatkan agar para guru tetap mematuhi protokol kesehatan saat mengajar secara langsung.

"Guru yang akan mengajar tatap muka ke rumah siswa sudah dilengkapi dengan alat pelindung lengkap dalam Tas Bakti tadi," paparnya

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Iwan Syahril mengatakan, program Tas Bakti ini merupakan upaya untuk membangkitkan semangat bahwa Indonesia jangan menyerah meski kondisi di tengah pandemi.

"Dengan adanya Tas Bakti ini menjadi sebuah teladan dan penguat kita untuk terus bergerak mewujudkan pendidikan yang lebih baik," jelasnya.

3. Masih banyak siswa yang tidak punya gadget untuk belajar online

Ratusan Guru di Jabar Rela Mengajar hingga Pelosok HutanSejumlah siswa memanfaatkan fasilitas internet yang disediakan oleh rumah makan di Bali (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

Kepala SMAN 2 Lembang Kabupaten Bandung Barat, Lina, mengatakan, selama pembelajaran jarak jauh diberlakukanpihaknya rutin mengevaluasi setiap bulannya. Hasilnya, walaupun Lembang terletak di kawasan perkotaan, masih ada pelajarnya yang tinggal di pedesaan dengan keterbatasan jaringan internet.

"Kami rutin memeriksa kehadiran siswa, dari situ diketahui sekitar 10 sampai 20 persen siswa kami saat itu tidak bisa mengikuti pembelajaran jarak jauh. Kemudian kami mengutus wali kelas, guru, dan guru BP, untuk ke rumah mereka, mencari solusi supaya para siswa bisa tetap belajar," katanya.

Kebanyakan siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran jarak jauh adalah yang tidak memiliki gadget atau perangkat teknologi informasi lainnya, kesulitan mendapat jaringan internet, sampai permasalahan ekonomi lainnya.

Atas persoalan tersebut, sejumlah guru tetap mengunjungi rumah-rumah para siswa ini supaya mereka tetap sama-sama mendapat pengajaran seperti siswa lainnya. Karenanya dengan adanya tas bakti guru kunjung, pihaknya merasa terbantu, terutama dalam penyediaan alat pelindung diri bagi guru.

Dalam menghadapi tantangan pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi COVID-19, terdapat banyak guru di Jawa Barat yang memiliki integritas dan dedikasi tinggi. Mereka melakukan kunjungan ke rumah siswa atau home visit untuk tetap memberikan layanan pendidikan bagi siswa yang memiliki keterbatasan ekonomi dan akses teknologi. 

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya