PVMBG: Banjir Bandang di Cisarua Ancaman Permanen yang akan Terulang

Kawasan Cisarua seharusnya tidak untuk dikembangkan 

Bandung, IDN Times - Kepala Bidang Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Agus Budianto menuturkan kawasan Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, yang berada di bawah kawasan wisata Gunung Mas berada di lembah tapal kuda. Artinya, kawasan ini sangat berpotensi terjadi longsor.

Dengan pemukiman warga yang ada di mulut lembah maka daerah itu memang berpotensi kapapun terancam bencana serupa.

"Ini jadi ancaman permanan. Kejadian yang sekarang akan berulang saat musim hujan ada di sana, sama hujan berhenti," ujar Agus dalam diskusi virtual Badan Geologi Kementerian ESDM, Rabu (20/1/2021).

1. Kawasan tersebut tidak layak dikembangkan

PVMBG: Banjir Bandang di Cisarua Ancaman Permanen yang akan TerulangIlustrasi Longsor (IDN Times/Mardya Shakti)

Dengan potensi gerakan tanah dan banjir bandang tinggi, serta daerah yang berada di mulut lembah, maka kawasan agro wisata gunung mas dan sekitarnya bukan tempat yang pas untuk dikembangkan.

Kawasan di sana harus ditata ulang ketika ingin dibangun dengan mengikuti kondisi geologi lokal. Jangan sampai pembangunan tidak mengindahkan berbagai kajian yang bisa berdampak pada timbulnya korban akibat bencana.

" Membangun oke saja di mana juga, tapi kontrolnya tetap harus dicek lagi," papar Agus.

2. Potensi pergerakan tanah di kawasan tersebut menengah hingga tinggi

PVMBG: Banjir Bandang di Cisarua Ancaman Permanen yang akan TerulangIDN Times/Toni Kamajaya

Dalam diskusi yang sama,Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG ) Kasbani menuturkan, kawasan di Jawa Barat (Jabar) saat ini memang cukup tinggi dalam pergerakan tanah, khususnya di Jawa Barat bagian tengah dan selatan. Menurutnya, perumahan di kawasan banjir bandang kemarin memang berada di daerah lembah. Maka ketika longsor dan ada banjir bandang maka akan lebih mudah terdampak.

"Jadi memang kondisi geologinya itu mudah terjadi longsor," ujar Kasbani dalam diskusi virtual, Rabu (20/1/2021).

Kasbadni menuturkan, jenis gerakan tanah diperkirakan berupa longsoran yang berkembang menjadi aliran bahan rombakan/banjir bandang pada di bagian hulu pada perkebunan teh. Aliran bahan rombakan/banjir bandang terjadi disepanjang aliran Kali Cisampay dan melanda kawasan Agro Wisata Gunung Mas yang berada di hilir.

Secara umum lokasi bencana pada bagian hulu merupakan morofologi cekungan berbentuk tapak kuda dengan kelerengan agak curam hingga sangat curam, dengan kemiringan > 45 derajat, sementara pada lereng bagian bawah kemiringan lereng berkisar 10 derajat hingga 20 derajat. Lokasi berada pada ketinggian antara 1.000 sampai dengan 1.100 meter di atas permukaan laut.

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bogor, Jawa (A.C. Effendi, dkk., 1998), daerah bencana tersusun oleh batuan Gunungapi G. Pangrango yang merupakan endapan lebih tua, lahar dan lava, basalt andesit (Qvpo).

Berdasarkan Peta Prakiraan Terjadi Gerakan Tanah Bulan Januari 2021 di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), Kecamatan Cisarua termasuk dalam zona potensi gerakan tanah Menengah-Tinggi.

"Artinya daerah ini mempunyai potensi menengah hingga tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali," paparnya.

3. Kemiringan lereng di kawasan Cisarua sangat curam

PVMBG: Banjir Bandang di Cisarua Ancaman Permanen yang akan TerulangIlustrasi Daerah Rawan Longsor (IDN Times/Sukma Shakti)

Kemiringan lereng di kawasan ini pun sangat curam dengan morfologi DAS berupa cekungan berbentuk tapal kuda dengan bagian ujung menyempit. Kondisi itu bisa menjadikan daerah akumulasi air dan mudah terbendung material longsoran. Selain itu, tanah pelapukan dari endapan vulkanik yang gembur, sarang dan mudah luruh kena air

Longsoran pada bagian atas terjadi pada tanah pelapukan dan kontak dengan lapisan di bawahnya yang merupakan lapisan kedap air (lava) yang berfungsi sebagai bidang gelincir. Longsoran pada bagian hulu yang kemudian terbawa oleh aliran sungai dan volumenya bertambah dengan material batuan dan tanah yang ada di sungai.

"Dan ketika hujan lebat menjadi aliran bahan rombakan yang mempunyai daya rusak yang sangat tinggi," ungkap Kasbani.

Hujan yang turun dengan intensitas tinggi menjadi pemicu terjadinya gerakan tanah dan aliran bahan rombakan.

Baca Juga: Ini Penyebab Banjir Bandang di Kabupaten Bogor Versi PVMBG

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya