PT KCIC Tukar Guling Tanah Milik TNI AD Senilai Rp135 Miliar di Cimahi

Proyek kereta cepat ditarget rampung pada 2021

Bandung, IDN Times - PT Kereta Cepat Indonesia-Cina melakukan tukar guling lahan dengan Kodam III Siliwingi. Lahan yang diambil KCIC sebagai keperluan pembangunan proyek seluas 2,7 hektare yang berada di lahan Brigif Kujang II Cimahi. Jika diuangkan lahan ini bernilai Rp135 miliar.

Sedangkan pihak KCIC memberikan kompensasi kepada Kodam III Siliwangi berupa tanah berlokasi di Desa Cijayana dan Desa Samudra Jaya, Kabupaten Garut. Tak tanggung-tanggung lahan yang diberikan kepada Kodam mencapai 210 hektare. Bersamaan ini juga diberikan fasilitas berupa kolam renang di daerah Yonarhanudse Cirebon dan Yonzibur Pangalengan dengan ukuran sekitar 50x25 meter.

Pangdam III Siliwangi, Mayor Jenderal TNI Tri Soewandono mengatakan, area lahan Brigif Kujang II Cimahi berdasarkan perencanaan pembangunan trase kereta cepat Jakarta Bandung berupa konstruksi jalur elevated (jembatan). Konstruksi yang dibangun di atas lahan tersebut akan menjadi salah satu jalur moda  transportasi massal modern pertama di Asia Tenggara sehingga dapat menjadi salah satu fasilitas pilihan masyarakat Indonesia dalam bertransportasi antar kota.

"Dengan pertukaran aset ini kami ingin ikut serta mempercepat pembangunan (kereta cepat Jakarta-Bandung)," ujar Tri di Hotel Aryaduta, Jumat (5/7).

Dalam proses mencapai kesepakatan ini, PT KCIC dan Kodam III/Siliwangi telah melakukan diskusi dengan berbagai instansi pemerintah untuk memastikan perjanjian berjalan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Sehingga terselenggaranya acara ini juga merupakan wujud dukungan pemerintah melalui Kementerian Keuangan dan Kementerian Pertahanan yang membantu mengawal proses perundingan hingga ditandatanganinya perjanjian pada hari ini.

1. Lahan di Garut digunakan untuk berlatih dan buat satuan baru

PT KCIC Tukar Guling Tanah Milik TNI AD Senilai Rp135 Miliar di CimahiIDN Times/Prayugo Utomo

Tri mengatakan, lahan yang ditukar untuk penggunaan pembangunan kereta cepat bukan lahan untuk berlatih. Tahan seluas itu hanya sebagai pembatas bangunan Brigif dengan jalan tol.

Sedangkan lahan yang ada di Garut merupakan areal perkebunan. Lahan inilah yang kemudian bakal digunakan untuk tempat berlatih.

"Kami memang rencanakan untuk berlatih. Tapi tidak menutup kemungkinan kita bisa buat satuan baru di sana," ujarnya.

2. Total areal yang diberikan ke Kodam Siliwangi bernilai Rp144 miliar

PT KCIC Tukar Guling Tanah Milik TNI AD Senilai Rp135 Miliar di Cimahipixabay.com/emaji

Tri mengatakan, dalam tukar guling lahan ini pihaknya mendapat ganti untung bukan ganti rugi. Sebab nominal lahan yang diberikan oleh KCIC lebih menguntungkan senilai Rp144 miliar.

Nilai lahan yang ada di Brigif Kujang ini sudah ditaksir oleh Kementerian Keuangan. Sehingga tidak mungkin TNI AD menaksir secara sepihak.

3. Konsesi proyek ini akan dikembalikan ke pemerintah setelah 50 tahun

PT KCIC Tukar Guling Tanah Milik TNI AD Senilai Rp135 Miliar di CimahiHumas Pemprov Jabar

Sementara itu, Direktur Utama PT KCIC Chandra Dwiputra menuturkan, seluruh trase kereta cepat yang dikerjakan oleh perusahaan ini akan dikembalikan ke pemerintah setelah 50 tahun. Artinye tanah TNI AD yang berada di Brigif Cimahi pun nantinya akan dikembalikan kepemilikannya.

Sedangkan untuk pengerjaan proyek kereta cepat sejauh ini sudah mencapai 23 persen. Dari 13 terowongan yang akan dibangun baru satu terowongan yang sudah tembus yaitu sekitar perkebunan Walini.

"Mudah-mudahan tahun ini akan ada satu lagi yang tembus," kata Chandra.

Dari proyek sepanjang 142 km, saat ini pihaknya sudah bekerja di 140 titik. Namun ini tidak dikerjakan secara serempak karena pengerjaannya harus menyesuaikan dengan areal yang bisa digarap

4. Persoalan dengan pemerintah kabupaten bandung barat sudah dibicarakan

PT KCIC Tukar Guling Tanah Milik TNI AD Senilai Rp135 Miliar di CimahiHumas Pemprov Jabar

Terkait protes pemerintah kabupaten bandung barat yang tidak akan memberi izin pembangunan trase kereta cepat di wilayahnya, Chandra memastikan pihaknya sudah melakukan komunikasi awal pekan ini. Menurutnya, izin dari pemerintah daerah setempat bersinggungan dengan perencanaan pembangunan di mana dianggap tidak sesuai dengan rencana pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Meski demikian, dari hasil pertemuan sudah disampaikan mengenai perencanaan dari PT KCIC yang disinkronkan dengan Pemda KBB agar ada koneksi dari kereta cepat ke daerah KBB.

"Nanti kita akan ada rapat teknis lagi dengan tim dari kabupaten dan dinas PU serta dinas lingkungan di sana," ungkap Chandra.

5. Akan ada kota baru di sekitar perkebunan Walini

PT KCIC Tukar Guling Tanah Milik TNI AD Senilai Rp135 Miliar di CimahiHumas Pemprov Jabar

Menurut Chandra, konsep kereta cepat memang bukan hanya mengakomodir dua kota, yakni Jakarta dan Bandung tapi juga daerah lain yang memungkinkan adanya daerah pengembangan. Walini menjadi salah satu daerah yang mungkin bisa dibangun menjadi 'kota baru'.

Konsep kota baru ini yang harus dibicarakan antara PT KCIC dengan Pemda KBB di mana kawasan ini dibangun tidak asal-asalan, tapi bisa memberikan manfaat banyak bagi masyarakat khususnya yang ada di sekitar situ. Terlebih kota baru ini pun sesuai dengan rencana pemerintah untuk membuat pintu tol keluar di daerah Walini

"Kita tidak ingin bikin kota tidak tertata. Makanya kita mau duduk bersama dengan pihak kabupaten. Jangan punya rencana sendiri-sendiri, nanti anggarannya sia-sia," papar Chandra.

Baca Juga: Beroperasi Maret 2021, Kecepatan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tembus 350 Km/Jam!

Baca Juga: Taman Lalu Lintas Bandung Kini "Dijaga" Pesawat F-5 Tiger Milik TNI AU

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya