Produsen: Masker Scuba Ada yang Tebal dan Bisa Meminimalisir Droplet

Bandung, IDN Times - Polemik penggunaan masker scuba untuk meminimalisir penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19) masih dipertanyakan banyak pihak, khususnya pelaku usaha yang selama ini memproduksi masker tersebut. Sebab, penasbihan pemerintah bahwa masker scuba tidak efektif karena bahannya tipis tidak seutuhnya benar.
Cecep Rosidin pemilik Cilest Digital Printing yang berkecimpung di pembuatan masker scuba menuturkan, selama ini masyarakat memang menggunakan masker scuba yang tipis. Namun, bahan scuba sebenarnya ada juga yang tebal dan bagus. Bahkan dari produsen pabrikan bisa memastikan masker ini tahan air dan anti bakteri.
"Jadi memang semua tergantung spesifikasinya. Ada yang tebal dan tipis. Kalau tebal itu namanya scuba maximus," ujar Cecep ketika dihubungi IDN Times, Selasa (22/9/2020).
1. Tidak semua bahan scuba itu jelek

Dia menjelaskan, bahan masker scuba yang bagus ketebalannya mencapai 340 gr. Dengan kualitas yang baik maka masker scuba ini bisa lebih bagus dari masker kain yang selama ini diperjualbelikan di masyarakat untuk beraktivitas sehari-hari.
Dengan demikian, pernyataan pemerintah terkait penggunaan masker seharusnya tidak khusus pada pemakaian masker scuba saja. Sebab, masker kain pun ada yang bagus dan tidak.
"Pemerintah terkesan hanya menekankan pada masker scuba saja. Padahal kan untuk masker kain pun harus beberapa lapis. Nah masker scuba pun bisa dibuat beberapa lapis, dua atau tiga," ungkap Cecep.
2. Pernyataan pemerintah terkait masker scuba membuat produsen masker ini kelimpungan

Ketika ada imbauan agar masyarakat tidak menggunakan masker scuba, lanjut Cecep, banyak pelaku usaha sektor ini kebingungan. Mereka sudah mulai menjalankan bisnis ini selama dua bulan sekarang ketakutanan tidak banyak pembeli masker scuba.
Padahal selama pandemik COVID-19, banyak pelaku UMKM yang mulai mengerjakan pemesanan masker scuba. Mereka bersyukur dengan adanya pesanan tersebut karena bisa membuat usahanya bertahan di tengah gempuran wabah yang membuat ekonomi anjlok.
"Banyak yang ketakutan orderan mereka panjang. Mereka juga merasa sedih karena selama ini tidak ada komunikasi dulu dari pemerintah kepada pengrajin terkait masker scuba ini," ungkapnya.
3. Pemesan masker scuba mulai berguguran

Cecep mengatakan, sejak ada pernyataan ini juga sejumlah pemesan mulai menahan diri mengorder masker scuba. Di Cilest Digital Printing sendiri selama ini mendapat pemesanan dari Bank Jabar Banten (BJB) mencapai 2.000 buah. Namun, sekarang mereka tidak dulu mengajukan pemesanan.
Kemudian sejumlah tempat pariwisata di Bandung Raya yang kerap memesan masker scuba kepada UMKM pun belum memastikan akan membeli kembali. Kondisi seperti ini jelas berpengaruh pada mental para penjual yang selama ini berkecimpung di bisnis masker scuba.
"Kalau memang benar-benar tidak boleh, pemerintah harusnya menyiapkan win-win solution. Jangan asal bilang saja karena ini dampaknya besar pada UMKM pembuat masker scuba," ujarnya.