Positif COVID-19, Keakuratan Rapid Test di Jabar Hanya 10 Persen

Ada 200 orang positif COVID-19 setelah jalani tes swab

Bandung, IDN Times - Rapid test menjadi salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) untuk melihat peta persebaran orang berpotensi terpapar virus corona (COVID-19). Sejauh ini lebih dari 100 ribu orang mengikuti rapid test tersebut.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuturkan, dari total alat rapid test yang disebar di 27 kabupaten/kota, sudah ada 2.000 orang yang terindikasi terpapar virus corona. Namun setelah dicek melalui tes swab tidak semua ternyata positif COVID-19.

"Yang reaktif itu hanya ada sekitar 10 persenan. Jadi menang RDT (rapid test) tidak setinggi PCR (tes swab) keakuratannya," ujar Emil dalam konferensi pers, Sabtu (2/5).

1. Sisa 40 ribu rapid test segera digunakan

Positif COVID-19, Keakuratan Rapid Test di Jabar Hanya 10 PersenPeralatan rapid test untuk uji sampel COVID-19. (IDN Times/ Deryardli Tiarhendi)

Emil menuturkan, per hari ini alat rapid test tinggal menyisakan 40 ribu. Alat ini akan disebar kembali ke daerah yang diprediksi penyebaran kasus masih tinggi.

Dia menyebut, pengetesan ini merupakan salah satu elemen penting dalam pengendalian penyebaran virus. Jika hanya mengandalkan pembatasan sosial tanpa melakukan pengetesan dan pelacakan maka hasilnya akan nihil.

"Dengan tes masif kita bisa tahu kalau ada orang positif mereka itu warga lokal atau dari imported case (pendatang)," ujarnya.

2. PSBB dan rapid test harus dilakukan bersamaan

Positif COVID-19, Keakuratan Rapid Test di Jabar Hanya 10 PersenIDN Times/GrabHealth

Emil menuturkan, rapid test dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Tingkat Provinsi harus dilakukan serentak. Jika hanya salah satu yang dilakukan dalam waktu bersamaan, hasilnya tidak efektif.

“Sejak diberlakukannya PSBB rasio pertumbuhan kasus (positif COVID-19) ternyata menjadi lebih stabil. Tapi kalau dirata-rata, kita harus berpikir positif dan semangat, bahwa kasus penambahannya tidak ekstrem tapi cenderung stabil di 40-an kasus per hari,” kata Emil.

PSBB untuk daerah Bodebek (Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi) telah berlangsung sejak 15-29 April untuk kemudian diperpanjang kembali dua pekan ke depan. Sedangkan PSBB Bandung Raya (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang) saat ini masih berlangsung.

Di lima daerah Bodebek juga terjadi penurunan kasus positif COVID-19 setelah satu minggu diterapkannya PSBB. Hal yang sama juga terjadi di Bandung Raya, kecuali Kota Cimahi yang mengalami peningkatan kasus setelah diterapkannya PSBB.

3. Angka masyarakat sembuh dari COVID-19 di Jabar makin banyak

Positif COVID-19, Keakuratan Rapid Test di Jabar Hanya 10 PersenIDN Times/Debbie Sutrisno

Emil menuturkan,angka kesembuhan pasien positif COVID-19 di Jabar meningkat setelah diterapkannya PSBB. Bahkan angka setelah PSBB yang tadinya kalah kecepatannya oleh yang meninggal, sekarang persentase kecepatan yang sembuh sudah lebih tinggi dari yang meninggal dunia.

“Kesimpulannya, PSBB ini karena kedisiplinan berhasil menurunkan potensi infeksi, bisa menurunkan potensi replikasi karena orang-orang tidak berkeliaran, tidak berkerumun dengan ketegasan PSBB,” imbuhnya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya