PHRI: Ratusan Hotel di Jabar Bangkrut Akibat Pandemik COVID-19 

Akankah banyak hotel di Bandung diperjualbelikan

Bandung, IDN Times - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jabar tengah melakukan pendataan mengenai jumlah hotel yang mengalami kebangkrutan akibat pandemik COVID-19. Berdasarkan perkiraan ada ratusan hotel yang merasakan dampak negatif dari bencana nonalam yang terjadi sejak 2020, lalu. 

"Kalau se-Jabar kemungkinan angkanya bisa ratusan. Saya belum bisa memberi angka pasti," kata Ketua PHRI Jabar Herman Muchtar melalui sambungan telepon, Kamis (4/2/2021).

1. Hotel di Bandung kemungkinan paling banyak alami kerugian

PHRI: Ratusan Hotel di Jabar Bangkrut Akibat Pandemik COVID-19 Hotel Aston Cirebon memilih mengosongkan kamar hotel di situasi pandemi COVID-19. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Hotel mengalami kebangkrutan karena pandemik belum juga mereda hingga melewati bulan Januari. Kemungkinan di Bandung yang acap kali dituju wisatawan jadi wilayah dengan jumlah hotel terbanyak yang mengalami kebangkrutan.

"Saya belum mencatat ya, yang jelas yang sudah tutup dan belum buka lagi sudah banyak, terpuruk. Ini kan sudah melebih Januari memasuki Februari COVID-19 belum pulih" ucap dia.

2. Hotel dan restoran sangat terpukul dengan adanya PPKM

PHRI: Ratusan Hotel di Jabar Bangkrut Akibat Pandemik COVID-19 Infografis PPKM Jawa-Bali pada 11-25 Januari 2021 (IDN Times/Rikha Khunaifah Mastutik)

Industri hotel dan restoran menjadi salah satu yang terdampak oleh Penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa dan Bali, yang mulai diterapkan pada Senin 1 Januari lalu. Ketua BPD PHRI DKI Jakarta Sutrisno Iwantono mengatakan, kondisi keuangan hotel dan restoran tengah berdarah alias mengalami kerugian yang cukup besar.

"Anda bayangkan tadinya okupansinya yang tadinya 70 persen sekarang 20 persen , berat sekali uda pasti rugi sekali, kata dia melalui virtual beberapa waktu lalu.

Iwan mengaku meski harus menanggung rugi, hotel dan restoran tetap harus beroperasi agar kerugian tidak semakin besar. Kendati begitu dia belum mau menyebut berapa total kerugian yang harus ditanggung industri hotel dan restoran karena masih dalam perhitungan.

"Kondisi ini memang sangat sulit. Memang ada perusahaan hotel yang minus masih tetap jalan, kalau diberhentikan sama sekali rugi lebih banyak. Walau dalam kondisi rugi, tetap jalan dalam rangka meminimumkan kerugian," tegasnya.

2. Bisnis sektor ini bisa semakin terpuruk jika kondisi tak kunjung normal

PHRI: Ratusan Hotel di Jabar Bangkrut Akibat Pandemik COVID-19 Travelspromo.com

Jika kondisi ini terus berlanjut hingga dua bulan ke depan, menurut dia, industri hotel dan restoran akan semakin terpuruk.

"Restoran sudah pada ngeluh, kalau hanya beroperasi 20 - 30 persen. Tutup aja sekalian bahasanya seperti itu," ucapnya.

Kondisi keuangan yang cukup sulit juga membuat karyawan restoran dan hotel terkena dampak. Untuk itu, dia meminta agar pemerintah tetap melanjutkan program BLT untuk pekerja berpendapatan di bawah Rp5 juta.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman sepanjang tahun lalu turun drastis. Kepala BPS Suhariyanto memaparkan kunjungan wisatawan asing pada tahun lalu turun 75,03 persen dibanding tahun sebelumnya.

Tercatat sepanjang tahun 2020 jumlah kunjungan wisata asing ke tanah air hanya 4.022.505 kunjungan dibanding periode tahun sebelumnya yang mencapai 16.106.954 kunjungan, atau turun hingga 12.084.449 kunjungan.

Baca Juga: Libur Panjang Dipangkas, PHRI Jabar Pasrah Meski akan Merugi

Baca Juga: PHRI: Pemangkasan Libur Panjang Bakal Rugikan Pelaku Usaha Wisata

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya