Pesantren, Salah Satu Subjek Emil dan Uu Tingkatkan Perekonomian Jabar

Harus ada kemandirian ekonomi di lingkup pesantren

Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau lebih akrab disapa Kang Emil, bersama dengan Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum menjadikan pesantren sebagai salah satu subjek yang coba digenjot perekonomiannya. Keduanya menganggap pesantren sebenarnya memiliki daya dalam mendongkrak kemandirian dari segi ekonomi.

Salah satu program yang terus digaungkan adalah One Pesantren One Product (OPOP). Program ini menitikberatkan bahwa setiap pesantren yang ada di Jawa Barat minimal memiliki satu produk hasil olahan sendiri yang kemudian bisa dipasarkan kepada masyarakat luas.

Selain itu, OPOP berupaya membangun kemandirian pesantren melalui pemberdayaan ekonomi dengan membantu pesantren memilih komoditi. Kemudian, memberi pelatihan, magang, dan pendampingan produksi pemasaran, serta keuangan.

"Sejauh ini sudah ada lebih dari seribu desa yang kita dampingi untuk mendirikan usaha," kata Emil beberapa waktu lalu.

1. Progam ini sudah masuk dalam temu bisnis

Pesantren, Salah Satu Subjek Emil dan Uu Tingkatkan Perekonomian JabarDok.IDN Times/Istimewa

Sistem bisnis OPOP berbeda dengan program kewirausahaan lain karena lebih dulu mencari off-taker atau pembeli. Kemudian, ponpes peserta OPOP akan memproduksi produk sesuai dengan permintaan konsumen.

"Mimpinya adalah ekonomi Jawa Barat yang besar, tidak hanya dikuasai oleh bisnis formal. Kita ingin ekonomi umat, yang titik simpulnya di Pesantren Bangkit," ujarnya.

Emil menuturkan, saat ini, program OPOP sudah masuk tahap temu bisnis. Temu bisnis bertujuan untuk mempertemukan ponpes dengan pengusaha dan sejumlah perusahaan. Yang paling domian mengkerjasamakan program ini adalah perusahaan niaga daring seperti BukaLapak, Blibli, Telkom, serta Angkasa Pura, dalam menciptakan iklim kolaborasi usaha.

2. Kemandirian ponpes dari segi ekonomi selama ini masih minim

Pesantren, Salah Satu Subjek Emil dan Uu Tingkatkan Perekonomian JabarDok.IDN Times/Istimewa

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat Kusmana Hartadji mengatakan, sebagian besar ponpes di Jabar belum mampu mandiri secara ekonomi untuk membiayai kebutuhan operasional maupun pengembangan sarana dan prasarana pesantren.

Melalui OPOP, dia optimistis ponpes dapat memasarkan produknya secara regional, nasional, dan internasional. Maka itu, pihaknya akan melibatkan sekitar 40 perusahaan maupun perorangan sebagai pembeli untuk berkolaborasi dalam program tersebut.

3. Program OPOP mulai terasa manfaatnya

Pesantren, Salah Satu Subjek Emil dan Uu Tingkatkan Perekonomian JabarDok.IDN Times/Istimewa

Perwakilan dari Ponpes Rizalihut Cendikia, Bogor, Asep Rahmat mengatakan, sejak digulirkan program OPOP dapat mendorong kemandirian pesantren dengan efektif dan efisien. Menurut dia, produktivitas pesantren dalam kegiatan ekonomi akan meningkat. Dengan begitu, operasional aktivitas belajar mengajar di Pesantren dapat dipenuhi secara mandiri.

"Pesantren kami jual oleh-oleh di Puncak Bogor, seperti makanan ringan dan lain sebagainya. Omzet saat ini mencapai sekira Rp 200juta dan kini terus meningkat," kata Asep.

Pesantren ini pun sekarang tengah melakukan digitalisasi untuk kegiatan ekonomi. Salah satunya dengan menjual produk melalui e-commerce dan platform lainnya. Tujuannya supaya pasar penjualan meluas.

4. Terdapat 17 program lain untuk menjadikan pesantren juara

Pesantren, Salah Satu Subjek Emil dan Uu Tingkatkan Perekonomian JabarDok.IDN Times/Istimewa

Pemerintah Provinsi Jawa Barat memiliki 17 program guna meningkatkan kesejahteraan pondok pesantren. Berikut programnya:

1. OPOP,
2. Pembentukan lembaga/badan pemberdayaan pesantren,
3. Pembangunan data base dan sistem informasi manajemen pesantren,
4. Perda pendidikan agama dan pendirian keagamaan,
5. Bantuan sarana dan prasarana untuk pondok pesantren Diniyah, Takmiliyah, dan perda pendidikan agama dan pendirian keagamaan,
6. Bantuan operasional santri dan insentif kyai,
7. Beasiswa bagi santri dalam program studi S-1/S-2/S-3,
8. Pendidikan kader ulama pimpinan pesantren,
9. Pendidikan Islam moderat dan wawasan kebangsaan,
10. Pengembangan manajemen modern pesantren,
11. Standardisasi kurikulum pesantren dan penyetaraan alumni pesantren,
12. Pembinaan dan pengembangan Qira-atul Kutub,
13. Penguatan pesantren-pesantren Al Quran,
14. Penelitian dan pengumpulan manuskrip karya-karya ulama,
15. Pesantren sehat, asri, dan ramah lingkungan,
16. Pengiriman santri berprestasi untuk mengikuti pendidikan lanjutan di luar negeri, dan
17. Pesantren lansia.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya