Persib Bandung Kecewa PSSI Hentikan Kompetisi Liga 2

PSSI sangat inkonsisten

Bandung, IDN Times - Keputusan PSSI menghentikan lanjutan kompetisi Liga 2 mengundang reaksi banyak pihak. Salah satunya datang dari manajemen Persib

Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB), Teddy Tjahjono kecewa dengan keputusan yang diambil dalam rapat Komite Eksekutif PSSI. Keputusan tersebut tentunya akan berdampak kepada regulasi kompetisi Liga 1 yang tengah bergulir saat ini.

"Kami sangat kecewa dengan keputusan ditiadakannya kompetisi Liga 2. Karena keputusan PSSI tersebut mempunyai implikasi kepada ditiadakan regulasi promosi dan degradasi pada kompetisi Liga 1 yang tengah bergulir," kata Teddy, Jumat (13/1/2023).

1. Promosi dan degradasi harus ada dalam sebuah kompetisi

Persib Bandung Kecewa PSSI Hentikan Kompetisi Liga 2Debbiesutrisno/IDN Times

Menurut Teddy, keputusan PSSI menghentikan kompetisi Liga 2 yang berdampak kepada ditiadakannya regulasi promosi dan degradasi telah mencederai sporting merit system kompetisi yang hirarkinya sudah sangat jelas. Padahal promosi dan degradasi merupakan jiwa dari sebuah kompetisi.

"Dengan tidak adanya sistem promosi dan degradasi, klub peserta liga akan mempunyai strategi yang berbeda, dan yang paling kita khawatirkan adalah membuka peluang terjadinya praktik-praktik pengaturan skor di Liga 1," ujar Teddy.

2. PSSI merusak ekosistem sepak bola Indonesia

Persib Bandung Kecewa PSSI Hentikan Kompetisi Liga 2Logo Liga 1. (Dok. PT Liga Indonesia Baru)

Selain itu, kata Teddy, keputusan PSSI telah merusak ekosistem kompetisi sepak bola nasional yang sudah terbangun dengan baik.

"Sebagai pelaku industri sepakbola, saya tentu saja sangat kecewa dan tidak setuju dengan keputusan diberhentikannya Liga 2 karena berdampak sangat luas terhadap tatanan dan struktur sistem kompetisi sepakbola nasional," tegasnya.

3. PSSI sangat inkonsisten

Persib Bandung Kecewa PSSI Hentikan Kompetisi Liga 2Sekjen baru PSSI, Yunus Nusi, bersama Ketum PSSI. (pssi.org)

Inkonsistensi agaknya sudah jadi sesuatu yang lumrah bagi PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB), dua pihak yang menjadi pemangku kebijakan kompetisi sepak bola Indonesia. Sikap mereka acap berubah-ubah.

Terbaru, PSSI memutuskan untuk menghentikan gelaran Liga 2 dan Liga 3 2022/23. Ada beberapa dasar pengambilan keputusan ini, seperti rekomendasi tim transformasi sepak bola Indonesia hingga permintaan dari sebagian besar klub.

Akan tetapi, lebih dari itu, keputusan ini kembali mencerminkan tidak konsistennya PSSI dan LIB dalam mengelola kompetisi. Saat Liga 1 diperjuangkan, lain hal dengan Liga 2 dan Liga 3.

Selepas tragedi Kanjuruhan pada Oktober 2022 lalu, PSSI berjuang gigih agar kompetisi Liga 1 2022/23, yang sempat tertunda beberapa bulan, bisa bergulir kembali. Ketika itu, alasan PSSI adalah soal nasib orang-orang yang bergantung pada sepak bola.

"Lebih dari 120 ribu orang menggantungkan diri dari sepak bola. Memang kami berduka atas tragedi Kanjuruhan, tetapi sepak bola harus terus bergulir. Alhasil, kita patut bersyukur Liga 1 2022/23 berjalan lagi," ujar Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan.

Buah dari perjuangan gigih ini terasa pada awal Desember 2022. Liga 1 2022/23 bergulir lagi. Meski harus menerapkan sistem bubble sepanjang Desember, pada akhirnya kompetisi bisa berlanjut. Itu karena upaya gigih dari PSSI.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya