Perkuat Toleransi, 6.000 Peserta Ramaikan Parade Bandung Rumah Bersama

Kerukunan harus diciptakan bersama, bukan sebagian orang

Bandung, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggelar parade Bandung Rumah Bersama, Sabtu(15/2). Kegiatan yang diselenggarakan di sepanjang Jalan Asia-Afrika mendatangkan sekitar 6.000 peserta. Parade ini merupakan bentuk untuk memperkuat toleransi.

Mereka mengikuti parade dengan tampilan nyentrik yang mengusung kebudayaan dan agama masing-masing. Selain dari unsur itu, ada juga perwakilan dari masyarakat yang daerahnya sudah ditetapkan sebagai kampung toleransi.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bandung Ahmad Suherman mengatakan, parade ini merupakan bentuk syukur atas keragaman suku, budaya, dan agama yang ada di Kota Bandung. Parade ini diharap bisa menjadi pendorong agar Kota Bandung semakin sejuk, damai, dan bahagia dalam kebersamaan meski berbeda-beda.

"Dunia yang beradab akan tercipta dari mereka yang mencintai kerukunan dan bermartabat," ujar Ahmad dalam sambutannya, Sabtu (15/2).

1. Setiap manusia punya perbedaan tapi kedamaian harus diciptakan bersama

Perkuat Toleransi, 6.000 Peserta Ramaikan Parade Bandung Rumah BersamaIDN Times/Debbie Sutrisno

Ahmad mengatakan, pada prinsipanya setiap individu memiliki pemikiran dan kepentingan berbeda-beda. Takdir yang didapatkan setiap individu pun berbeda dari sang pencipta.

Namun, perbedaan ini akan tetap indah ketika tidak ada yang diributkan. Harapannya pemahaman yang berbeda ini tidak mengubah keindahan yang ada dengan permusuhan.

"Nah, bagaimana agar hidup rukun dan damai mari menjaga kerukunan umat beragama dan jangan hanya slogan semata. Mari kita mulai dari diri sendiri," ujarnya.

2. Jangan campur adukan akidah agama dan kebudayaan yang dimiliki bersama

Perkuat Toleransi, 6.000 Peserta Ramaikan Parade Bandung Rumah BersamaIDN Times/Debbie Sutrisno

Di sisi lain, Ahmad menuturkan, parade Bandung Rumah Bersama merupakan cara untuk mempersatukan seluruh masyarakat dalam satu kebudayaan. Kegiatan ini diharap tidak selalu dibentukan dengan akidah agama manapun. Sebab dalam parade ini FKUB justru berupaya merekatkan masyarakat dari agama dan kebudayaan yang berbeda-beda.

"Bandung sebagai rumah bersama di mana ada banyak etnis dan agama. Kita harus menjadikan kota ini sebagai rumah semua orang," ujarnya.

3. Bandung adalah miniatur Indonesia

Perkuat Toleransi, 6.000 Peserta Ramaikan Parade Bandung Rumah BersamaIDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara itu, Ketua DPRD Bandung Tedy Rusmawan menuturkan, Bandung sudah seharusnya menjadi tempat bernaung bagi siapapun dari golongan dan agama apapun. Bandung pun bisa disebut sebagai miniatur Indonesia karena banyak warga dari berbagai daerah ada di sini.

"Harapannya kegiatan seperti ini bisa dilakukan terus dalam menyukseskan pembangunan di Bandung," kata dia.

Parade ini pun diharap bisa meningkatkan kesejahteraan warga dari seluruh kalangan dan menghadirkan Bandung yang semakin baik.

4. Bandung bukan kota yang intoleran

Perkuat Toleransi, 6.000 Peserta Ramaikan Parade Bandung Rumah BersamaIDN Times/Debbie Sutrisno

Wali Kota Bandung Oded M Danial menegaskan, kota ini adalah rumah bersama yang harus dijaga kerukunannya. Selama ini Jawa Barat kerap disebut sebagai daerah yang intoleran. Dengan adanya parade ini Oded berharap Bandung dan Jawa Barat bisa menjadi kota yang toleran terhadap siapapun.

"Bandung itu kota toleransi. Ini rumah bersama di mana semua bisa tinggal dan berkomitmen membangun kota semakin juara," kata Oded.

Baca Juga: 5 Makna Toleransi Ini Perlu Kamu Camkan, Bukan Sekadar Menghormati

Baca Juga: IMS 2020: Millennial Collaborator, Sangat Toleran dan Gak Suka Ribut 

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya