Perekonomian Anjlok, Pemprov Jabar Percepat Serapan Anggaran

Ekonomi Jabar turun hingga 5,07 persen

Bandung, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat (Jabar) menjabarkan pertumbuhan ekonomi (PDRB) Jabar pada tahun 2020 terdampak pandemi COVID-19, di mana pertumbuhan tercatat negatif. Pertumbuhan ekonomi Jabar tahun 2020 terkontraksi  2,44 persen atau menurun dibanding 2019 yang mencapai sebesar 5,07 persen.

Untuk mengatasi dampak negatif penurunan ekonomi selama pandemik COVID-19 Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) akan mempercepat pemulihan ekonomi daerah. Gubernur Jabar Ridwan Kamil menuturkan, ada empat hal yang bisa mendongkrak perekonomian yakni daya beli, investasi, ekspor, dan government spending (serapan anggaran pemda).

Empat sumber pertumbuhan ekonomi tersebut memiliki kontribusi yang berbeda. Misalnya daya beli. Jika daya beli kalangan menengah atas meningkat, pendapatan masyarakat bisa merata.

“Saya berpesan agar masyarakat menengah ke atas untuk belanja, makanya saya lagi bikin tagline belanja adalah bela negara, minggu depan saya akan bikin surat edaran supaya PNS belanja ke UKM,” ujarnya melalui siaran pers dikutip, Sabtu (6/2/2021).

1. Ekspor dan investasi di Jabar masih terbilang baik

Perekonomian Anjlok, Pemprov Jabar Percepat Serapan AnggaranIlustrasi Ekspor (IDN Times/Arief Rahmat)

Dari data BPS, lanjut Emil, secara kumulatif, nilai ekspor Jabar Januari-November 2020 mencapai 23,92 miliar dolar AS. Nilai ini menjadikan Jabar sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekspor hingga 16 persen.

Selain ekspor, Pemprov Jabar melalui Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) berhasil meraup kurang lebih Rp120 triliun dari beberapa perusahaan yang berinvestasi di Jabar khususnya di wilayah Metropolitan Rebana.

“Kami disukai investor karena infrastrukturnya baik dan masyarakat yang produktivitasnya tinggi ada skornya kami ini tertinggi di Indonesia kalau di Asean bisa setara dengan Vietnam,” kata Emil.

2. Penggunaan anggaran daerah akan dimaksimalkan

Perekonomian Anjlok, Pemprov Jabar Percepat Serapan AnggaranIlustrasi Uang Rupiah (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)

Emil berujar bahwa Pemda Provinsi Jabar menerapkan strategi pengeluaran pemerintah (government spending). Nantinya ekonomi di Jabar akan berputar dan mendorong kegiatan investasi, konsumsi serta fiskal daerah atau nasional.

“Saya telah mengimbau semua daerah mulai Januari-Februari untuk menerapkan government spending agar laju ekonomi bisa bergerak secara merata,” harapnya.

3. Sektor ekonomi digital di Jabar naik 40 persen

Perekonomian Anjlok, Pemprov Jabar Percepat Serapan AnggaranIlustrasi ekonomi digital (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Sementara itu, Kepala BPS Jabar Dyah Anugrah mengatakan, ekonomi Jabar pada triwulan IV-2020 terlihat mengalami pertumbuhan sebesar 0,22 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 15,84 persen. Adapun dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Konsumsi Pemerintah sebesar 45,96 persen.

Dari sisi produksi, pertumbuhan terendah dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Perusahaan sebesar -18,38 persen.  Dyah menyebutkan lapangan usaha informasi dan komunikasi masih memberikan andil pertumbuhan positif bagi Jabar.

BPS Jabar mencatat ada lima kategori lapangan usaha yang mampu tumbuh positif disaat pandemi COVID-19, yaitu lapangan usaha Informasi dan Komunikasi tumbuh sebesar 34,64 persen. Diikuti Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang tumbuh sebesar 10,80 persen. Kemudian jasa pendidikan tumbuh sebesar 6,69 persen, real estate tumbuh sebesar 1,92 persen dan jasa keuangan dan asuransi tumbuh sebesar 1,15 persen.

“Tumbuhnya ekonomi digital Jabar hingga meningkat 40 persen, menjadikan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi Jabar tahun 2020," tegasnya.

Jabar sendiri memiliki tujuh potensi ekonomi baru pasca-COVID-19, yaitu: (1) meraup peluang investasi perusahaan yang pindah dari Tiongkok; (2) swasembada pangan; (3) swasembada teknologi; (4) mendorong peluang bisnis di sektor kesehatan; (5) digital ekonomi; (6) penerapan ekonomi berkelanjutan; dan (7) pariwisata lokal.

Baca Juga: [BREAKING] Ekonomi RI Minus Lagi Setelah 22 Tahun Sejak Krisis Moneter 1998

Baca Juga: Pemprov Jabar Sebut Dana Pemulihan Ekonomi Rp5 Triliun Sudah Terserap

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya