Perbedaan Salat Idul Fitri Jangan Hilangkan Keharmonisan Umat Islam

Mari kita jaga kerumunan Islam bersama-sama

Bandung, IDN Tmes - Jemaah Muhammadiyah di seluruh Indonesia hari ini sudah melaksanakan Salat Idul Fitri 1444 Hijriah. Di Kota Bandung, pelaksanaan salat berjemaah dilakukan di Lapangan Softball, Lodaya, Jumat (21/4/2023).

Sekretaris Badan Takmir Masjid Mujahidin, Sani Sanjaya mengatakan, salat yang dilaksanakan Muhammadiyah di lapangan ini jangan sampai membuat keharmonisan antarumat Islam terkikis.

"Pesan yang bisa disampaikan, mudah-mudahan perbedaan tidak menjadikan hal tidak produktif. Yang pasti mari jaga keharmonisan, kerukunan dan tentu saja kenyamanan serta kekhusyukan dalam beribadah," ujar Sani.

Sementara itu, dalam ceraham salat Idul Fitri, Dr. H. A. Hajar Sanusi menyampaikan, perayaan Idul Fitri yang dilakukan ini menandakan umat muslim kembali kepada keadaan fitrah. Termah fitrah sendiri ada tiga, pertama adalah mengoyakkan atau membelah berkeping-keping. Dalam konteks Idul Fitri berarti memutuskan keberlanjutan berpuasa.

Kedua, dengan perayaan ini maka umat muslim kembali kepada sifa otentik seperti halnya saat awal manusia diciptakan Allah. Ketiga, Idul Fitri berarti kembali kepada keadaan bersih dari dosa dan kekhilafan lantaran umat muslim telah mendapat ampunan dari Allah SWT.

Ihwal Idul Fitri, masyarakat muslim bisa bertolak pada keterangan Ibn Abbas ra, bahwa:

"Apabila tiba hari Idul Fitri, maka turunlah para Malaikat
dari langit ke setiap negeri yang berada di semua pelosokbumi. Mereka kemudian berdiri di masing-masing mulut jalan, lalu berseru dengan suara yang dapat didengar oleh semua makhluk, kecuali jin dan manusia. (seruan malaikat itu berbunyi): Wahai Ummat Muhammad, keluarlah (dari rumah kalian) dan temuilah Tuhan yang Maha Mulia, Maha Pemberi pahala dan Maha Pengampun dosa!

Maka tatkala kaum muslim keluar menuju tempat salatnya, Allah SWT kemudian bertanya kepada para
Malaikat: Wahai Malaikat! Pahala apa gerangan yang pantas buat mereka lantaran memenuhi panggilan tersebut?

Maka para Malaikat menjawab: Ya Tuhan kami, Jungjungan kami. Hendaknya Engkau sempurnakan
pahala bagi mereka.

Lantas Allah Swt berfirman: Saksikanlah wahai Malaikat! Sungguh aku telah menjadikan pahala puasa dan salat
malam mereka sebagai keridhaan-Ku dan ampunan-Ku atas dosa dan kekhilafan mereka. Kemudian Allah Swt
berfirman pula (yang ditujukan kepada para hamba-Nya): Mintalah kepada-Ku, wahai hamba-Ku. Demi kekuasaan dan keagungan-Ku, tidaklah kalian meminta sesuatu kepada-Ku pada hari ini dalam jemaah kalian ini untuk urusan akhiratmu, kecuali Aku akan mengabulkannya.

Tetapi apabila permintaan kalian berkaitan dengan urusan duniamu, maka Aku akan pertimbangkan.
Maka sekarang kembalilah kalian dari tempat ini dalam keadaan telah Ku-ampuni dosa-dosa kalian. Sebab kalian
sudah membuat Aku ridha, sehingga kemudian Aku pun ridha kepada kalian! Maka kemudian Ummat Muhammad pun kembali dari mushala, seperti hari ketika mereka baru dilahirkan dari rahim ibunya" (lihat al-Hikmah al-Balighah, 1999: 159-160)"

"Dengan menyimak keterangan Ibn Abbas di atas maka jelas bahwa iedulfitri dapat dimaknai sebagai hari
kembalinya kaum Muslim kepada kesucian, bebas dan segala dosa dan kekhilafan, Maka tugas selanjutnya adalah jelas merawat kesucian hingga bulan Ramadan yang akan datang," kata Hajar.

Dia menerakangkan, Idul Fitri adalah hari inaugurasi (pelantikan) kaum muslim menjadi manusia suci. Karena demikian halnya maka, seperti telah dinyatakan sebelumnya sejak hari ini pada pundak umat muslim terpikul tugas berat.

"Yaitu merawat nilai-nilai kesucian sepanjang sebelas bulan ke depan," kata dia.

Baca Juga: Ini Rekomendasi Tempat Healing di Kota Bandung

Baca Juga: Ribuan Warga Antusias Ikut Salat Idul Fitri di Lapangan Lodaya

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya