Penjualan Parsel di Tengah Pandemik COVID-19 Sepi Peminat

Penjualan parcel menurun hingga 50 persen 

Bandung, IDN Times - Peringatan Hari Raya Idul Fitri biasanya menjadi berkah bagi para penjual parsel. Pembelian secara perorangan bahkan perusahaan kerap menumpuk menjelang perayaan tersebut.

Namun, kondisi tersebut tak terjadi tahun ini. Di tengah pandemik virus corona atau COVID-19, minat masyarakat untuk membeli parsel menurun drastis. Salah satu penjual parsel di Jalan Karapitan, Bandung, Boyke menuturkan, permintaan tahun ini memang belum begitu banyak.

Menyadari pandemik COVID-19 akan meruntuhkan perekonomian masyarakat dan perusahaan, Boyke pun hanya memproduksi parsel setengah dari tahun lalu.

"Biasa setiap tahun saya bikin 20 ribu parsel berbagai macam untuk disebar. Sekarang saya hanya bikin 10 ribu parsel saja," ujar Boyke ditemui di tempat penjualan, Rabu (13/5).

1. Permintaan parsel dari perkantoran berkurang

Penjualan Parsel di Tengah Pandemik COVID-19 Sepi PeminatIDN Times/Debbie Sutrisno

Boyke menyebut, saat ini yang paling dirasakan pengurangan permintaan dari pihak perkantoran. Penurunan tersebut bukan dari jumlah, melainkan dari nominal harga parsel.

Misalnya, dalam satu kali pemesanan ada yang mencapai 10 buah parsel dengan harga masing-masing Rp200 ribu. Namun, sekarang perusahaan memesan parsel dengan harga Rp100 ribu per buah.

"Katanya karena uang untuk parsel dipangkas buat kepentingan kantor lainnya. Mungkin efek corona juga," ujar Boyke.

2. Para pekerja musiman pun harus dipangkas 50 persen

Penjualan Parsel di Tengah Pandemik COVID-19 Sepi PeminatIDN Times/Debbie Sutrisno

Boy mengatakan, karena penjualan parsel masuk dalam musiman maka para pekerja yang dipekerjakan pun tidak hadir setiap hari. Dia kerap mencari pekerja yang memang siap dalam beberapa bulan dikerjakan.

Dengan penurunan produksi tersebut, maka pekerja yang membuat parsel pun harus dikurangi. Jika sebelumnya Boy mampu mempekerjakan hingga 20 orang, sekarang hanya ada 10 orang yang bekerja di tempatnya.

"Kasihan juga mereka mungkin ya nganggur kan jadinya," ujar Boy.

3. Baru menjual 2/3 parsel yang dibuat

Penjualan Parsel di Tengah Pandemik COVID-19 Sepi PeminatIDN Times/Debbie Sutrisno

Menurutnya, dari 10 ribu parsel yang dibuat dia sudah berupaya menjual secepatnya. Alhasil ada dua per tiga atau sekitar 6.000 parsel yang berhasil dijual dan disebar ke pedagang lainnya.

Berkaca dari pembelian tahun-tahun sebelumnya, pembelian akan ramai pada 10 hari terakhir. Dia berharap kenaikan pembelian bisa terjadi dan sisa parsel yang dibuat habis terjual.

"Ya semoga pick-nya nanti menjelang Lebaran. Jadi tidak akan menumpuk barang yang udah disiapkan," pungkasnya.

4. Beli parsel sebagai pengganti silaturahmi

Penjualan Parsel di Tengah Pandemik COVID-19 Sepi PeminatIDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara itu, salah satu pembeli parsel, Larasati mengatakan, dia memang tidak sering membeli parsel pada perayaan Idul Fitri. Khusus tahun ini dia dan keluarga membeli beberapa parsel untuk dikirim ke sanak saudara lainnya.

Karena ada pandemik virus corona Laras dan keluarga belum tentu berangkat bersilaturahmi ke rumah saudara. Dia berharap kiriman parsel bisa mengganti sedikit kesan silaturahmi yang kerap dilakukan para saat Lebaran.

"Ini bingkisan untuk bentuk silaturahmi saja. Kan sekarang lagi ada virus jadi belum bisa kumpul-kumpul rame," ungkapnya.

Baca Juga: Wali Kota Bandung Larang Pejabatnya Terima Parsel Lebaran

Baca Juga: 5 Parsel Lebaran Unik selain Makanan yang Bisa Dipesan Online

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya