Pengangguran di Jabar Naik 30 Persen Selama Pandemik COVID-19

Semoga angka pengangguran tidak terus bertambah

Bandung, IDN Times - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menyebutkan ada peningkatan angka pengangguran di Jawa Barat hingga 30 persen. Hal ini berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang sempat terjun bebas akibat vakumnya pergerakan masyarakat tatkala pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Uu mengaku, persentase angka pengangguran tersebut diketahui berdasarkan laporan dari tim pemulihan ekonomi. Terdapat sejumlah daerah di Jabar yang menyumbangkan angka pengangguran terbanyak. Dari 27 kota kabupaten, dia menyebutkan, terdapat tiga daerah yang cukup banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Beberapa daerah yang banyak pengangguran situasi ini adalah Kota Cimahi, Kota depok, dan Bogor, ini mungkin karena ekonominya di sana menurun sehingga ada yang melakukan PHK," ujar Uu dalam konferensi pers di Mapolda Jabar, Senin (30/11/2020).

1. Ekonomi di Jabar perlahan sudah membaik

Pengangguran di Jabar Naik 30 Persen Selama Pandemik COVID-19Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Meski demikian, dia menuturkan terdapat data baik di Jawa Barat yang terjadi belakangan ini. Di mana ekonomi Jabar kembali tumbuh di angka 2 persen setelah sebelumnya sempat terjun bebas.

"Sebelum pandemi COVID-19 ini pertumbuhan ekonomi di Jabar mencapai 5,8 persen melebihi nasional, tapi setelah adanya Covid sempat minus 5 (persen) lebih. Sekarang sudah di atas 2 persen," paparnya.

Uu menambahkan, pergerakan ekonomi di Jabar terbanyak disumbang dari sektor industri yang belakangan ini sudah kembali bergeliat. Di mana industri ini dapat mencapai 40 persen perekonomian di Jabar.

"40 persen eknomi jabar ada di industri. maka karena menggeliat ini ekonomi bisa bergerak kembali, dan 28 persen ekspor skala nasional ada di Jabar," jelas dia.

2. Perketat protokol kesehatan agar ekonomi bisa tetap baik

Pengangguran di Jabar Naik 30 Persen Selama Pandemik COVID-19Penumpang memakai masker dan pelindung wajah (Face Shield)�di Kereta Api (KA) Ranggajati relasi Cirebon-Jember saat transit di Stasiun Balapan, Solo, Jawa Tengah, Minggu (14/6).(ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Menurut Uu, yang menyebabkan turunnya ekonomi di Jabar yaitu diakibatkan oleh vakumnya pergerakan masa setelah PSBB. Karena itu, pihaknya berharap kepada masyarakat untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan. sehingga tidak ada hal yang mengarah pada PSBB.

"Pola hidup bersih dan sehat dan melaksanakan 3M ini harus menjadi kebiasaan masyasraat. Kalau tidak maka akan ada peningkatan (kasus COVID-19) tinggi, maka ada PSBB, dan ekonomi turun kembali," kata dia.

3. LPS prediksi perekonomian Indonesia bisa membaik meski vaksin belum ada

Pengangguran di Jabar Naik 30 Persen Selama Pandemik COVID-19Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa membenarnya bahwa vaksin merupakan game changer bagi pertumbuhan ekonomi di masa pandemik COVID-19 ini. Namun dia yakin tanpa vaksin pun perekonomian Indonesia sudah menuju tren positif dan sudah melewati titik terburuknya.

"Vaksin iya game changer, tapi kalau vaksin gak ada apakah kita harus menangis? Dengan kebijakan baik, kita tetap bisa jaga pertumbuhan ekonomi," katanya dalam webinar Economic Outlook 2021: Memacu Pertumbuhan di Tengah Pandemi oleh BeritaSatu secara virtual, Selasa (24/11/2020).

Purbaya memaparkan bahwa ada sejumlah indikasi perbaikan ekonomi yang nyata. Seperti Purchasing Managers' Index (PMI) yang naik, penjualan kendaraan bermotor yang rendah dan sekarang negatifnya berkurang.

"Ritel juga mulai naik, kepercayaan dunia usaha mulai menunjukan positif. Kalau kita jaga tren seperti ini, kita bisa bilang titik terburuk dari downturn ekonomi kita sudah lewat," ujarnya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya