Pemprov Jabar Tak Tahu Ada Proyek Bukti Algoritma di Sukabumi

Proyek yang disebut Silicon Valley Indonesi ada di Sukabumi

Bandung, IDN Times - Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat Ferry Sofwan Arif mengaku, Pemprov Jabar belum memgetahui secara pasti mengenai proyek Bukit Algoritma yang digadang-gadang akan mirip dengan Silicon Valley. Apalagi, proyek Bukit Algoritma yang bakal dibangun di atas lahan lebih seluas 800 hektare dengan nilai investasi Rp18 triliun itu akan hadir di Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi.

Menurut Ferry, sejauh ini belum ada obrolan dari pihak manapun termasuk pengembang mengenai proyek tersebut.

"Ya belum ada sejauh ini (paparan mengenai Bukit Algoritma). Untuk aktivitas seluas itu kan membutuhkan lahan, dan perusahaan harus melihat dulu lahannya seperti apa. Datang ke Bappenda daerah dan provinsi untuk peruntukan lahan," ujar Fery saat dihubungi, Selasa (13/4/2021).

Dia menuturkan, untuk proyek yang terbilang besar butuh banyak kajian. Salah satunya mengenai ketersediaan lahan. Apakah lahan yang dipakai akan bersinggungan dengan pertanian atau akses lainnya. Atau lahan tersebut nantinya berupa kawasan tegalan yang kemudian menjadi kawasan pembangunan.

1. Pembasan Bukit Algoritma untuk jadi KEK pun tidak gampang

Pemprov Jabar Tak Tahu Ada Proyek Bukti Algoritma di Sukabumithepoortraveler.com

Terkait dengan kemungkinan Bukit Algoritma menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK), Fery menyebut bahwa kepastian tersebut tidak bisa asal dicetuskan. Butuh kajian termasuk dampak para perekonomian, masyarakat hingga berbagai izin pembangunan.

Terlebih untuk masuk dalam KEK itu harus sesuai arahan dari pemerintah di bawah komando Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Hingga saat ini baru KEK Lido di Kabupaten Bogor yang sudah pasti pembangunanya.

"Jadi memang panjang itu nanti ditentukan oleh peraturan presiden juga," ungkap Fery.

2. Jangan asal sebut ada KEK karena bisa menimbulkan makelar tanah

Pemprov Jabar Tak Tahu Ada Proyek Bukti Algoritma di SukabumiKawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) Maloy di Kutai Timur (Dok. Pemprov Kaltim/istimewa)

Menurut Fery, untuk menjadi sebuah kawasan khusus pelaku usaha atau pemegang proyek seharusnya bisa merahasiakannya terlebih dulu. Dengan luas lahan yang dibutuhkan dikhawatirkan ada makelar tanah yang membuat lahan di kawasan tersebut tiba-tiba melonjak harganya sebelum pembangunan dimulai.

Namun, lain ceritanya jika memang lahan yang dipakai milik PTPN atau milik pemerintah lainnya. "Tapi kan di kita banyak spekulan. Ini harga bisa naik, tidak sehat juga," kata dia.

Untuk itu, Fery mengingatkan kepada pihak manapun yang akan membangun kawasan megah di Jabar agar bisa berkoordinasi terlebih dulu dengan pemerintah daerah mulai dari kota, kabupaten, dan provinsi.

"Harusnya itu bisa melakukan pembahasan dulu dengan provinsi baik dengan Sekda, Asda, untu paparan," kata dia.

Baca Juga: Ridwan Kamil: Proyek Bukit Algoritma Sukabumi Jangan Hanya Gimmick

3. Ada tiga hal yang harus dibangun untuk bisa disebut Sillicon Valley

Pemprov Jabar Tak Tahu Ada Proyek Bukti Algoritma di SukabumiDok. Humas Jabar

Sebelumnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil proyek tersebut jangan hanya gimmick semata. Menurutnya, kawasan Silicon Valley yang ada di wilayah di Santa Clara Valley yang berada di bagian selatan Bay Area, San Fransisco, bisa berkembang baik karena memiliki tiga faktor pendukung utama. Yakni, berkumpulnya universitas yang di dalamnya terdapat periset, lalu industri pendukung yang mendukung inovasi, serta ada institusi finansial.

“Kalau tiga poin tadi tidak hadir dalam satu titik, yang namanya istilah silicon valley itu hanya gimmick branding saja,” kata dia di Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Senin (12/4/2021).

Maka dari itu, pihak-pihak yang ingin merealisasikan proyek itu harus memikirkan tiga komponen utama denga matang. Secara gagasan, ia mendukung adanya pusat riset yang ada di Indonesia.

Mantan Wali Kota Bandung ini meminta pengembang atau orang yang terlibat dalam pembangunannya berhati-hati menggunakan istilah silicon valley.

“Tapi kalau bisa membuktikan tiga komponen itu hadir, ada universitas riset, ada industri yang mengambil riset jadi barang atau jadi inovasi dan ada pembiayaannya atau angel investor,” kata dia.

“Niatnya saya respon, saya dukung, tapi hati-hati kepada semua orang yang dikit dikit bilang mau bikin silicon valley,” paparnya.

Baca Juga: Bukit Algoritma Disebut Silicon Valley-nya Indonesia, Apa Iya?

Baca Juga: Kocak Parah, 11 Meme Nyeleneh Kecanggihan Warga Bukit Algoritma

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya