Pemprov Jabar Minta Suntikan Modal ke IFC untuk Kembangkan BUMD

Belum ada besaran dana yang bisa dipastikan cair

Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan lawatan ke Jepang untuk menghadiri sejumlah pertemuan dengan petinggi negara tersebut dan para investor.

Agenda pertama Ridwan Kamil di Negeri Sakura adalah pertemuan secara khusus dengan State Minister of the Environment, Japan Tsukasa Akimoto, membahas Citarum dan Cetak Biru Resilience Province.

Dalam kesempatan yang sama, Ridwan Kamil juga bertemu dengan Director Land, Infrastructure, and Transport Division, Tadahiko Ito, untuk membahas dukungan terhadap kawasan REBANA, yang rencananya akan menjadi kawasan ekonomi baru di Jawa Barat.

Usai bertemu dengan kedua menteri tersebut, Emil, sapaan akrabnya melakukan pertemuan dengan Presiden Japan International Coorperation Agency (JICA) untuk bantuan Digital West Java, bantuan WTE Legok Nangka dan pengembangan kota pelabuhan Patimban dan jalan tol yang menghubungkan Tol Cipali dan Pelabuhan Patimban. 

Agenda terpenting dalam kunjungan ini adalah penandatanganan kerjasama bantuan modal dari IFC (International Finance Corporation) kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Barat untuk menambah modal usaha dalam lima tahun ke depan.

Rencana tersebut lahir dalam penandatanganan Pernyataan Kehendak (letter of intent/Lol) antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dipimpin Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan IFC yang dipimpin Direktur Departemen Asia Timur dan Pasifik Vivek Pathak di Tokyo, Jepang, Senin (20/5/19) waktu setempat.

Kerja sama ini dijalin lewat pertimbangan bahwa ketersediaan infrastruktur dan revitalisasi BUMD di Jawa Barat guna meningkatkan daya saing daerah dan mensejahterakan masyarakat memerlukan kerjasama dan kolaborasi dengan berbagai pihak.

“Termasuk lembaga keuangan internasional yang memiliki kapasitas financial dan manajerial  untuk mewujudkan sasaran misi BUMD Juara,” tutur Emil melalu siaran pers.

LoI ini, menurutnya, merupakan langkah awal untuk menjalin kerja sama formal lebih jauh dengan penandatangan perjanjian yang bersifat teknis dan operasional sesuai ruang lingkup yang disepakati.

Emil menuturkan, pihaknya juga berupaya menggaet pemerintah Jepang untuk membantu penanganan perbaikan Sungai Citarum. Di hadapan Citarum dalam pertemuannya dengan State Minister of the Environment, Japan  Tsukasa Akimoto, Emil memaparkan rencana pemindahan sejumlah industri yang selama ini memanfaatkan Citarum sebagai tempat pembuangan limbah.

Masalah di Citarum sangat komplek mengingat DAS tersebut melewati lebih dari tujuh kabupaten/kota. Masalah makin berat karena industri banyak berdiri di sana, termasuk perumahan.

"Sehingga butuh langkah strategis,” kata Emil.

Guna merealisasikan hal tersebut pihaknya meminta KLH Jepang membantu mengatasi bukan hanya pencemaran namun  banjir rutin yang berpuluh tahun belum terselesaikan. “Mungkin ada ahli dari Jepang yang bisa membantu mengatasi banjir luar biasa,” kata Emil.

Sementara itu, Vice Minister for Global Environment Affairs Kementerian Lingkungan Hidup Jepang Yasuo Takahashi mengatakan, dalam penataan Citarum pihaknya sudah menjalin kerja sama di berbagai tingkatan mulai dari kementerian, hingga level parlemen dengan Pemerintah Indonesia.

“Kami juga mengharapkan kepemimpinan bapak gubernur untuk proyek-proyek tadi untuk memajukan setiap proyek walaupun selangkah demi selangkah. Kami juga mohon diberi kesempatan rutin untuk kerjasama lebih lanjut,” ujarnya.

Baca Juga: Lawatan ke Jepang, Ridwan Kamil Cari Ilmu Soal Kebencanaan dan Sampah

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya