Pemprov Jabar Anggarkan Rp1 Miliar Bantu Seniman Gelar Pertunjukkan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Pandemik COVID-19 yang berkepanjangan membuat pekerja di berbagai sektor terdampak, termasuk para seninman dan budayawan. Untuk membantu mereka, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat telah menggelar Pekan kebudayaan Daerah (PKD) yang digelar selama sepekan dari akhir pekan lalu (Sabtu, 19/9/2020).
.
Kepala Disparbud Jabar Dedi Taufik mengatakan, PKD ini menampilkan 100 pagelaran seni hasil karya kabupaten/kota. Di masa pandemik COVID-19, para seniman diberikan dana sebesar Rp10 juta untuk bisa menggelar pertunjukkan secara virtual.
"Setiap seniman kami beri Rp10 juta. Kan ada 100 seniman jadi kami menganggarkan total Rp1 miliar. Ini untuk menolong budayawan yang sepi di masa pandemi," kata dia ketika dihubungi, Kamis (24/9/2020).
1. Kegiatan ini seluruhnya dilakukan secara virtual
Dedi mengatakan, PKD 2020 yang hadirkan di masa pandemik ini menjadi tantangan bagi para pegiat seni. Musababnya, pertunjukan harus digelar di panggung virtual dan streaming you tube.
"Sebelum panggung virtual digelar, semua budayawan harus tapping dulu misalnya tari merak, melalui virtual ditarikan oleh maestro Bu Ira. Nah yang ditayangkan ada 100 seni dan budaya dari seluruh kabupaten/kota semua ikut serta di situ," kata dia.
2. Kekayaan budaya Jabar bisa dinikmati berbagai kalangan
Provinsi Jabar, kata Dedi, kaya akan budaya. Di wilayah ini terdapat tiga kebudayaan yaitu melayu sunda betawi, priangan, dan Jawa Cirebon-Indramayu.
Dalam PKD semua penontonnya akan disuguhkan semua ekpresi budaya kekayaan Jabar di wakili oleh 27 kabupaten/kota. Pagelaran obyek kebudayaan ini, menggambarkan Jabar yang kaya budaya.
"Pekan kebudayaan daerah ini di Jabar sudah kedua kalinya digelar. Tapi, kalau yang pertama digelar secara off line di Subang, Bekasi, Indramayu. Karena pandemi, jadi digelar online," katanya.
Kegiatan ini juga sangat penting digelar karena kekuataan di bidang budaya ada 4. Di antaranya, pendekatan perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan.
3. Para seniman sudah berupaya keluar dari kesusahan ini
Salah seorang seniman lukis Kota Bandung, sekaligus pengelola Griya Seni Popo Iskandar (GSPI) Anton Susanto mengatakan, beberapa seniman di Kota Bandung turut merasakan kesulitan dalam masa pandemik ini.
Pria yang akrab dengan sapaan Anton tersebut mengaku, beberapa kesulitan yang dirasakan tak lain dalam hal memamerkan karya-karya yang sudah dibuat. Menurutnya, meskipun saat ini ada model virtual, beberapa karya seni memang lebih tepat dilihat secara langsung.
"Pameran virtual memang pengalaman yang sebenarnya tidak tergantikan. Jadi pengalaman visual itu, jadi orang memang perlu melihat langsung sebenarnya karya tersebut seperti apa," ujar Anton saat dihubungi IDN Times, Selasa (1/8/2020).
Baca Juga: Berkarya di Tengah Pandemik, Seniman Pangandaran Lukis Dinding Skywalk
4. Proses kreatif seniman terus berjalan meski pandemik
Anton menuturkan, proses kreatif para seniman di tengah pandemik virus corona terus berjalan. Adapun dalam situasi lingkungan kondisi seeprti ini, juga mempengaruhi proses kreatif.
Menurutnya, awal PSBB itu suasana cukup mencekam dan kuat. Hampir semua seniman respon karya pandemik, bahkan ada beberapa seniman perorangan, komunitas bahkan dari pemerintah kementerian itu juga respon walau output bermacam-macam.
"Kemarin seniman bandung sempat buat pameran online dan semua hasil penjualan dialokasikan untuk beberapa seniman yang terdampak," ucapnya.
Baca Juga: Ketika Seniman Bikin "Panggung" Sendiri Demi Hidup di Tengah Pandemik