Pemkot Bandung Targetkan Vaksinasi COVID 100 Persen Akhir November

Yuk sama-sama kita divaksin

Bandung, IDN Times - Pemerintah Kota Bandung menargetkan vaksinasi COVID-19 dosis pertama selesai 100 persen pada akhir November 2021. Upaya itu dilakukan dengan menggenjot kembali vaksinasi massal baik di Puskesmas atau bekerja sama dengan sejumlah perusahaan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung Rosye Arosdiani mengatakan, vaksinasi di seluruh Puskesmas menyasar masyarakat yang selama ini belum mendapatkan vaksin atau akan divaksin dosis kedua.

Hingga saat ini masih ada masyarakat yang belum mendapatkan vaksin. Setiap Puskesmas di Bandung diharap bisa memberikan vaksin pada 50 orang. "Jadi kita ingin minimal ada 7.500 sasaran dalam vaksinasi massa kali ini," ujar Rosye saat dihubungi, Senin (29/11/2021).

1. Vaksinasi dosis I sudah 98%

Pemkot Bandung Targetkan Vaksinasi COVID 100 Persen Akhir NovemberIDN Times/Debbie Sutrisno

Rosye menuturkan, sampai saat ini vaksinasi dosis pertama di Bandung sudah mencapai 98 persen. Angka penerima vaksin remaja rentang umur 12-17 tahun masih banyak bahkan mencapai 104 persen.

Sementara warga masuk kategori lanjut usia (lansia) baru mencapai 78 persen, masysarakat rentan dan umum baru 76,4 persen.

"Itu (lansia dan rentan) jadi prioritas kali ini," ungkap Rosye.

2. Jangan sampai kasus COVID-19 kembali melonjak

Pemkot Bandung Targetkan Vaksinasi COVID 100 Persen Akhir NovemberDirut MUJ Begin Troy

Sementara itu, Asda 2 Pemkot Bandung Eric M Taurik menuturkan, vaksinasi menjadi langkah penting dalam meminimalisir penyebaran virus corona. Terlebih jelang perayaan natal dan tahun baru (nataru), aktivitas masyarakat diprediksi meningkat dan ini mengkhawatirkan karena bisa menimbulkan kasus baru COVID-19.

"Maka penting agar masyasakat mau divaksin agar herd immunity (kekebalan kelompok) bisa tercapai," ujar Eric saat menghadiri vaksinasi massal di Kiara Arta Park.

Dalam vaksinasi massal di tempat ini, Pemkot Bandung bekerja sama dengan BUMD Migas Hulu Jabar (MUJ). Setidaknya ada 500 dosis vaksin yang disiapkan bagi masyarakat sekitar.

Direktur Utama MUJ, Begin Troy menuturkan, pemberian vaksin juga jadi langkah agar masyarakat tetap sehat di tengah pandemik COVID-19. Jangan sampai karena masyarakat enggan divaksin, kekebalan tubuh mereka rentan terpapar virus corona.

Hal yang dikhawatirkan ketika masysarakat terpapar dan belum divaksin, kondisi tubuh bisa drop dan harus dirawat di rumah sakit.

"Kalau sakit terus masuk ke RS (rumah sakit), bisa penuh. Nanti kekurangan lagi oksigen. Jangan sampai ini terulang," ujarnya.

3. Vaksin Pfizer diprediksi segera digunakan anak usia 5-11 tahun

Pemkot Bandung Targetkan Vaksinasi COVID 100 Persen Akhir Novemberilustrasi vaksin Pfizer (ANTARA FOTO/Fauzan)

European Medicines Agency (EMA), regulator obat-obatan Uni Eropa (UE) pada hari Kamis (25/11/2021) menyetujui penggunaan vasksin Pfizer-BioNTech untuk anak-anak berusia 5-11 tahun. Izin ini dikeluarkan saat wilayah Eropa sedang mengalami lonjakan kasus, saat ini benua tersebut dianggap sebagai episentrum penyebaran virus corona.

Melansir dari DW, vaksin Pfizer-BioNTech, yang juga dikenal sebagai Comirnaty merupakan vaksin COVID-19 pertama yang disetujui EMA untuk anak di bawah usia 12 tahun. Comirnaty telah disetujui di UE untuk penggunaan pada orang berusia 12-17 tahun yang disetujui sejak Mei, dan untuk orang dewasa telah diberikan sejak Desember tahun lalu.

Vaksin ini dalam penggunaan harus diberikan dua dosis 10 mikrogram, yang diberi jarak tiga minggu dan disuntikan di lengan bagian atas. EMA mengatakan manfaat vaksin Comirnaty lebih tinggi daripada risikonya, terutama pada mereka yang memiliki kondisi berisiko mengalami gejala parah jika terpapar COVID-19.

Hasil uji klinis yang dilakukan menunjukkan vaksin buatan Pfizer-BioNTech ini memiliki efektivitas mencapai 90,7 persen untuk usia 5-11 tahun. Namun, penelitian yang dilakukan dianggap belum cukup untuk menunjukkan efek samping  yang timbul. Pada sebagian besar remaja laki-laki dan dewasa muda setelah dosis kedua timbul efek samping seperti peradangan dada dan jantung.

Pada awal bulan ini, EMA telah memulai evaluasi vaksin Moderna untuk anak-anak usia 6-11 tahun, diperkirakan keputusan akan dibuat dalam waktu sekitar dua bulan. Setelah persetujuan EMA vaksin harus disetujui komisi Eropa, yang biasanya mengikuti persetujuan dari EMA.

Baca Juga: Gebyar Vaksinasi, Baznas Jabar Genjot Vaksinasi di Pesantren

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya