Pemkot Bandung Diharap Perbanyak Lahan Parkir Sepeda di Mal dan Kantor

Sepeda juga butuh lahan parkir khusus di berbagai tempat

Bandung, IDN Times - Pemerintah Kota Bandung berencana menambah jalur sepeda. Hal ini karena pengguna sepeda semakin banyak terutama di tengah pandemik COVID-19.

Anggota Komunitas Sepeda Come Back Bird (CBB) Yossi Krisdina Utama menuturkan, keinginan Pemkot Bandung untuk menambah jalur sepeda agar makin banyak sungguh bagus. Namun, hal ini tidak akan memperbaiki kondisi para pesepeda di jalanan. Sebab, banyak pengguna jalan lain khususnya sepeda motor yang masih melintas di atas jalur khusus sepeda.

"Sebenarnya ga perlu jalur sepeda itu diperbanyak. Kalau sudah saling menghargai di jalanan pesepeda juga bisa dengan nyaman ada di jalan raya dengan pengguna lainnya," kata Yossi kepada IDN Times, Selasa (16/6).

1. Masih banyak pengguna jalan yang tidak tahu etika

Pemkot Bandung Diharap Perbanyak Lahan Parkir Sepeda di Mal dan KantorJalur sepeda dijajah pemotor akibat jalan depan Balai Kota Jakarta jadi parkiran Reuni 212, Aryodamar/IDN Times

Dia menuturkan, untuk jalur sepeda yang sudah ada sekarang masih banyak pengguna jalan yang mepet ke jalur sepeda. Atau ketika para pesepeda dengan menggunakan jalan, mereka justru ikut masuk ke jalur yang digunakan untuk bersepeda.

Dengan demikian, walaupun jalurnya ditambah atau diwarnai khusus untuk pesepeda, tetap saja banyak pengguna jalan yang melintas sembarangan. "Jadi balik lagi ke warga yang pakai jalan. Dia harus tahu mana hak pejalan kaki dan mana yang digunakan pesepeda," ujarnya.

2. Lebih baik Pemkot upayakan tempat parkir sepeda lebih banyak di tempat umum

Pemkot Bandung Diharap Perbanyak Lahan Parkir Sepeda di Mal dan KantorIlustrasi Hari Sepeda Dunia 3 Juni (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Dengan tren sepeda yang diperkirakan makin membludak, Yossi lebih berharap agar Pemkot Bandung mendorong fasilitas umum seperti mal, taman, dan kawasan lainnya disediakan tempat parkir khusus untuk sepeda. Di mal misalnya, saat ini hanya ada parkir khusus untuk sepeda motor gede atau moge, sedangkan tempat parkir untuk sepeda belum banyak.

Kemudian di kafe juga tidak ada parkir khusus. Hal ini membuat para pesepeda masih enggan datang ke tempat umum menggunakannya karena bingung harus parkir di mana.

"Kejadian video viral sepeda masuk ke kafe ini karena mungkin tidak ada lahan parkir sepeda. Beda dengan motor yang bisa diparkir dan dikunci leher, sepeda kan tidak bisa begitu," paparnya.

Pun di perkantoran, Pemkot Bandung harus bisa mendorong agar perkantoran menyediakan tempat parkir khusus sepeda karena bisa jadi banyak karyawan bisa bersepeda untuk berangkat kerja.

3. Di Jakarta saja penggunaan sepeda naik 10 kali lipat

Pemkot Bandung Diharap Perbanyak Lahan Parkir Sepeda di Mal dan KantorGubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lakukan peninjauan di Dufan (Dok. Humas Pemprov DKI Jakarta)

Penggunaan sepeda di tengah pandemik COVID-19 semakin meningkat, The Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) menginformasikan terdapat peningkatan 1.000 persen atau 10 kali lipat.

Peningkatan itu terjadi di titik tertentu di Jakarta selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.

"Peningkatan jumlah pesepeda tertinggi berdasarkan penghitungan kami ada di segmen Dukuh Atas," kata Director ITDP Faela Sufa, seperti dilansir melalui Antara, Senin (15/6).

4. Dari 21 kini ada 235 pesepeda dari Bundaran Senayan ke Bundaran HI

Pemkot Bandung Diharap Perbanyak Lahan Parkir Sepeda di Mal dan KantorKomunitas sepeda minion (instagram/pakbaho)

Faela menjelaskan, angka tersebut adalah hasil pengamatan yang dilakukan tim ITDP pada Juni 2020 yang dibandingkan dengan penghitungan pada saat uji coba jalur sepeda 63 kilometer Oktober 2019 lalu.

Penghitungan ini dilakukan pada jam sibuk di hari kerja, yakni pukul 06.30 - 08.00 WIB.

Sebelum pandemik, ITDP melakukan perhitungan penggunaan sepeda di beberapa titik, seperti Sudirman-Thamrin, Dukuh Atas, Gelora Bung Karno dan Sarinah.

Peningkatan saat pandemik terlihat di wilayah Dukuh Atas dari Bundaran Senayan menuju Bundaran HI.

"Dari survei Oktober 2019 kita bandingkan dengan Juni ini pada masa PSBB transisi, ada memang di segmen Dukuh Atas dari Selatan ke Utara (Bundaran Senayan menuju Bundaran HI) pada jam sibuk pagi, jam kerja peningkatannya lebih dari 1.000 persen, dari 21 pesepeda menjadi 235 pesepeda," ujar Faela.

5. Berharap adanya jalur sepeda permanen dan bisa mencakup rute Transjakarta

Pemkot Bandung Diharap Perbanyak Lahan Parkir Sepeda di Mal dan KantorPelanggar di jalur sepeda (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)

Dengan adanya fenomena ini, ITDP melihat adanya peluang untuk mendorong penggunaan sepeda sebagai transportasi alternatif di masa pandemik.

ITDP bersama B2W dan TfJ-FDT sempat memberikan rekomendasi agar ada jalur sepeda sementara atau 'pop up bike lane'. Hasilnya, kini telah tersedia jalur sepeda sementara di koridor Thamrin-Sudirman dimulai sejak Jumat (13/6) sore.

ITDP dan dua organisasi tersebut mengapresiasi adanya jalur sepeda sementara yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Harapannya, para pesepeda bisa merasa aman selama menggunakan sepeda di tengah pandemik.

"Kita juga berharap jalur sepeda sementara ini tidak hanya hadir di akhir pekan saja, tapi permanen menjadi jalur sepeda yang terproteksi," ujarnya.

Implementasi jalur sepeda sementara, kata dia, idealnya bisa mencakup seluruh jaringan rute angkutan umum di DKI Jakarta, terutama 13 koridor TransJakarta, yang masih beroperasi selama PSBB transisi.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya