Pemkot Bandung Bakal Lakukan Penghijauan Lahan 6,9 Hektare di Cibiru

Bandung, IDN Times - Pemerintah Kota Bandung terus berupaya melakukan penghijauan dan pelestarian lingkungan melalui kegiatan Bandung Menanam. Titik terbaru yang hendak dihijaukan ada di Kecamatan Cibiru karena dianggap lahannya sudah masuk kritis dengan sedikitnya tegakan pohon.
Kegiatan yang bakal diselenggarakan pada akhir pekan ini tak hanya fokus pada penanaman bibit pohon tetapi juga melibatkan berbagai pihak hingga tahap pemeliharaan, demi memastikan keberlanjutan hasil penghijauan tersebut.
Sebagai salah satu kawasan yang membutuhkan perhatian, Kecamatan Cibiru dipilih sebagai lokasi utama dengan luas lahan kritis mencapai 6,9 hektare, diperlukan sekitar 7.702 batang pohon untuk menyukseskan upaya penghijauan ini.
Jenis pohon yang akan ditanam terdiri atas dua kategori utama, yaitu:
1. Tanaman keras: aren, mahoni, ki acret, campoleh, kapundung, rasamala, bambu, mimba, damar, manglid, gmelina, ki sireum, kayu afrika, dan ketapang.
2. Tanaman sela seperti kopi, mangga, dan alpukat.
1. Harus ada mobilisasi pengadaan bibit

Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A. Koswara menuturkan, perbandingan antara jenis tanaman ini adalah 75 persen untuk tanaman keras dan 25 persen untuk tanaman sela. Bibit pohon yang ditanam memiliki standar tinggi minimal 1,5 meter untuk meningkatkan ketahanan tanaman dan efektivitas proses pemulihan lahan.
Untuk itu dia menginstruksikan seluruh jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di lingkungan Pemkot Bandung untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Partisipasi diwujudkan melalui sumbangan bibit pohon sesuai Surat Edaran Pj. Wali Kota Bandung No. 146-Bagadbang/2024 yang telah diterbitkan pada 5 November 2024.
"Ini mengatur teknis pengumpulan dan mobilisasi bibit pohon untuk memudahkan pelaksanaan penanaman secara terkoordinasi di area lahan kritis," kata Koswara melalui siaran pers, Jumat (15/11/2024).
2. Seluruh perangkat ASN dan BUMD harus ikut serta

ASN dan BUMD Kota Bandung didorong untuk menyumbangkan bibit pohon. Jumlah sumbangan bervariasi. Bibit yang dikumpulkan akan di pusatkan di masing-masing perangkat daerah dan selanjutnya akan dimobilisasi ke area penanaman yang telah ditentukan.
Setiap perangkat daerah memiliki area penanaman yang telah ditentukan, dan pelaporan secara berkala diperlukan guna memastikan transparansi serta ketepatan dalam jumlah dan jenis pohon yang akan ditanam.
Dengan kolaborasi ASN, BUMD, serta dukungan dari berbagai lembaga dan institusi, kegiatan Bandung Menanam Jilid 6 diharapkan mampu memberikan dampak jangka panjang bagi upaya konservasi dan pelestarian lingkungan di Kota Bandung.
"Pemkot Bandung optimis kegiatan ini dapat berperan signifikan dalam menanggulangi permasalahan lahan kritis demi terwujudnya Bandung yang hijau dan berkelanjutan," kata Koswara.
3. Total lahan kritis di Bandung capai 837,42 Ha pada 2018

Berdasarkan data Dinas Kehutanan Jawa Barat, pada tahun 2018 total luas lahan kritis di Kota Bandung mencapai 837,42 hektare yang tersebar di wilayah Kawasan Bandung utara. Dari total luas lahan kritis tersebut terbagi dalam dua fungsi kawasan yang berbeda yaitu kawasan hutan seluas 2,88 hektare dan kawasan penggunaan lain seluas 834,64 hektare.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Bandung, Didi Ruswandi menerangkan dalam lahan 6,9 hektare, DSDABM menyediakan 1.750 pohon. Sedangkan DPKP menyiapkan 1.000 tanaman lindung. Kemudian DLH menyiapkan 400 pohon.
"Beberapa pohon seperti alpukat, kopi, mangga. Kita harap ini bisa dimanfaatkan lebih baik dan memiliki nilai produktif," tururnya.
"Kita gerakan juga bahwa penanaman tidak hanya di sini. Di kecamatan-kecamatan, masyarakat akan dilibatkan. Termasuk dunia usaha untuk menyumbang pohon lewat CSR. Itu semua sedang digerakkan di dalam Pokja Hijau ini," pungkas Didi.